Peninggalan Sejarah Hindu Budha di Indonesia |
Di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah Hindu Budha yang masih terawat dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian. Bahkan ada juga yang menjadi tempat pariwisata dan telah terkenal di seluruh jagat. Ini membuktikan bahwa, dahulu pengaruh Hindu Budha di Indonesia sangat luas dan telah merubah sebagian besar budaya yang ada di Indonesia, walau tidak menghilangkan budaya asli Indonesia.
Peninggalan sejarah Hindu Budha di Indonesia umumnya berasal dari India. Dari penemuan-penemuan budaya tersebut, menunjukan bahwa persebaran Hindu Budha hampir meluas ke seluruh Indonesia. Peninggalan bercorak Hindu Budha banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Jika Anda ingin mengetahui tentang peninggalan-peninggalan Hindu Budha di Indonesia, silahkan simak penjelasan di bawah ini.
1. Candi Borobudur
Candi Borobudur |
Candi Borobudur dibangun pada tahun 824 Masehi, pada masa Raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram Kuno. Menurut Poerbatjaraka, nama Borobudur berasal dari kata biara (wihara) dan bidur (tampat yang menonjol di atas bukit. Jadi, Borobudur berarti kecil atau wihara pendeta yang terletak di atas bukit.
Reruntuhan candi Borobudur mulai di selidiki pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Thomas Stamfrod Raffless. Ia menugaskan H.C. Cornelius untuk mengadakan penyelidikan kebudayaan pribumi pada tahun 1815. Tahun 1835, bentuk susunan candi mulai terungkap oleh A. Shaefer, seniman dari Jerman. Dikatakan, bahwa bentuk candi yang meruncing ke atas menunjukan sifat otoriter pemerintahan.
Candi Borobudur dibangun pada masa Dinasti Syailendra pada pemerintahan Samaratunnga. Candi ini merupakan monumen Budha termegah di dunia. Tidak heran, karena kemegahan dan keagungannya candi Borobudur oleh UNESCO ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia.
Jika kalian ingin mengunjungi candi Borobudur yang merupakan peninggalan sejarah di masa Hindu Budha, silahkan datang ke alamat Jalan Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
2. Candi Prambanan
Candi Prambanan |
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar se Asia Tenggara. Candi ini merupakan karya monumental dari Dinasti Sanjaya setelah berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno. Candi Prambanan dapat dikatakan sebagai tandingan candi Borobudur. Kelebihan candi tersebut adalah gayanya yang lebih demokratis, jumlah candi lebih banyak, terlebih candi Perwara yang berjumlah 224 candi.
Candi Prambanan terdiri atas tiga halaman. Candi induk pada halaman pertama adalah candi Dewa Siwa yang menghadap ke arah Timur. Pada halaman ke-2 terdapat candi Perwara, yaitu candi kecil yang tersusu menjadi empat deret. Di halaman luar belum ditemukan peninggalan candi atau bangunan lainnya. Pada dinding candi Siwa terdapat relief cerita ramayana.
3. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun |
Baca Juga: Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indonesia
Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciaruteun yang tidak jauh dari sungai Sadane, Bogor. Prasasti Ciaruteun terletak di Desa Ciaruteun Ilir, kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Pada tahun 1863 di Hindia Belanda, sebuah batu besar dengan ukiran aksara purba dilaporkan ditemukan di dekat Tjampea (Ciampea), tak jauh dari Buitenzorg (kini Bogor). Batu berukir itu ditemukan di Kampung Muara, di aliran sungai Ciaruteun, salah satu anak sungai Cisadane.
4. Prasasti Yupa
Prasasti Yupa |
Prasasti Yupa juga disebut dengan Prasasti Tarumanegara atau Prasasti Kutai, karena peninggalan Kerajaan Kutai. Prasasti ini terdapat tujuh buah dan buru empat buah prasasti yang dapat diterjemahkan. Isinya menceritakan Raja Mulawarman yang memberikan sumbangan kepada para kaum Brahmana berupa sapi yang banyak. Mulawarman disebutkan sebagai cucu dari Kudungga, dan anak dari Aswawarman.
5. Gua Gajah di Bali
Gua Gajah di Bali |
Baca Juga: Jenis-Jenis Peninggalan Sejarah Hindu Budha di Indonesia
6. Patung Adityawarman
Patung/arca Adityawarman merupakan patung raksasa yang ditemukan di dekat perbatasan Sumatra Barat dan Jambi. Patung tersebut melukiskan Bhairawa, sosok yang mewujudkan dorongan-dorongan negatif manusia. Patung yang berwujud seorang lelaki memegang mangkuk tengkorak dan pisau serta berdiri di atas setumpuk tengkorak. Hal tersebut menceritakan pemandangan yang dialami Adityawarman ketika menghirup bau pembakaran mayat.
7. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit |
8. Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka. Prasasti ini berangka tahun 608 Saka (686 M). Isinya adalah permintaan kepada para dewa untuk menjaga kedatuan Sriwijaya dan menghukum setiap orang yang bermaksud jahat. Selain itu, prasasti ini juga menceritakan keberangkatan pasukan Sriwijaya untuk menundukkan Pulau Jawa.
9. Candi Ijo
Candi Ijo |
Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat sebuah bukit yang masih merupakan bagian perbukitan Batur Agung, kira-kira sekitar 4 kilometer arah tenggara Candi Ratu Boko.
Secara keseluruhan, kompleks candi merupakan teras-teras berundak, dengan bagian terbawah di sisi barat dan bagian tertinggi berada pada sisi timur, mengikuti kontur bukit. Kompleks percandian utama berada pada ujung timur. Di bagian barat terdapat reruntuhan bangunan candi yang masih dalam proses ekskavasi dan belum dipugar.
Baca Juga: 20 Tempat Wisata Bersejarah Di Indonesia
Baca Juga: 20 Tempat Wisata Bersejarah Di Indonesia
10. Candi Sambisari
Candi Sambisari |
Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari dan dipugar pada tahun 1986 oleh Dinas Purbakala. Nama desa ini kemudian diabadikan menjadi nama candi tersebut. Dengan dikelilingi oleh pagar batu dengan ukuran 50 m x 48 m, kompleks ini mempunyai candi utama didampingi oleh tiga candi perwara (pendamping).
11. Candi Ratu Boko
Candi Ratu Boko |
Berbeda dengan peninggalan sejarah lainnya dari zaman Jawa Kuno yang umumnya berbentuk bangunan keagamaan, situs Ratu Boko merupakan kompleks profan, lengkap dengan gerbang masuk, pendopo, tempat tinggal, kolam pemandian, hingga pagar pelindung.
Baca Juga: Pengertian Sejarah Secara Bahasa, Umum dan Menurut Para Ahli
Baca Juga: Pengertian Sejarah Secara Bahasa, Umum dan Menurut Para Ahli