Halaman

    Social Items

Ads 728x90

Jenis-Jenis Manusia Purba Di Indonesia

Jenis-jenis manusia purba di Indonesia adalah jenis manusia yang telah hidup di Indonesia pada zaman prasejarah. Sudah banyak penelitian mengenai manusia purba yang ada di Indonesia. Penemuan fosil-fosil manusia purba di Indonesia juga tidak sedikit ditemukan dan kebanyakan ditemukan di pulau jawa. Penemuan fosil-fosil di Jawa memiliki arti penting karena berasal dari segala zaman pada lapisan pleistone, sehingga tampak jelas perkembangan badaniah manusia tersebut.

Manusia purba juga disebut dengan manusia fosil. Karena rentang waktu yang begitu panjang manusia prasejarah Indonesia akhirnya menjadi fosil. Berdasarkan temuan-temuan manusia purba di Indonesia, secara umum terdapat tiga jenis manusia purba yaitu:

  1. Meganthropus ( Manusia Besar).
  2. Pithecanthropus (Manusia Kera yang Berjalan Tegak).
  3. Homo

Jika lebih diperinci lagi, terdapat 10 jenis varian manusia purba Indonesia yaitu;
  1. Meganthropus Paleojavanicus
  2. Pithecanthropus Erectus
  3. Pithecanthropus Mojokertensis/Pithecanthropus Robustus
  4. Pithecanthropus Soloensis
  5. Pithecanthropus Dubuis
  6. Homo Soloensis
  7. Homo Erectus
  8. Homo Floresiensis
  9. Homo Habilis
  10. Homo Wajakensis
  11. Homo Sapiens
Berdasarkan buku Cakrawala Sejarah karya Wardaya (2009),  menyebutkan bahwa:
Menurut pakar antropologi Prof. Dr. T. Jacob, manusia purba (manusia yang memfosil) telah punah. Di Indonesia, fosil manusia purba banyak ditemukan di Jawa. Para tokoh peneliti manusia purba antara lain, Dokter Eugene Dubois yang meneliti di Trinil dan Ny. Selenka yang banyak menemukan fosil hewan dan tumbuhan di zama Pleistone Tengah di Jawa.
Baik, sekarang kita bahas mengenai 10 jenis manusia purba Indonesia yang telah ditemukan oleh beberapa ahli sejarah.

A. Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus palaeojavanicus adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941. Tidak ditemukan seluruh bagian tubuhnya, dan hanya bagian rahang bawah dan tiga buah gigi yang terdiri dari satu gigi taring dan dua gigi geraham. Pada saat penelitian, diperkirakan mahluk ini hidup pada 2 hingga 1 juta tahun yang lalu dan jenis makanan mahluk ini adalah tumbuhan.

Ciri-ciri dari manusia purba jenis meganthropus paleojavanicus adalah:
  • memiliki tulang pipi yang tebal,
  • memiliki otot rahang yang kuat,
  • tidak memiliki dagu,
  • memiliki tonjolan belakang yang tajam,
  • memiliki tulang kening yang menonjol,
  • memiliki perawakan yang tegap,
  • memakan tumbuh-tumbuhan, dan
  • hidup berkelompok dan berpindah-pindah.
Merujuk pada nama manusia purba ini yaitu "meganthropus paleojavanicus", ternyata memiliki arti yang unik. Menganthropus, terdiri dari dua kata yaitu megas yang artinya besar dan anthropus yang artinya manusia. Sedangkan paleojavanicus juga terdiri dari dua kata, paleo yang artinya tua dan javanicus yang artinya berasal dari jawa. Jadi, meganthropus paleojavanicus adalah manusia tertua dengan bentuk raksasa yang ditemukan di Jawa.

B. Pithecanthropus

Pithecanthropus adalah manusia kera. Manusia purba Indonesia jenis ini cukup unik dan lucu. Bayangkan, manusia kok kera, apa Anda terima jika nenek moyang kita yang dahulu pernah hidup di Nusantara ini disebut kera? Berarti nenek moyang kamu kera donk, kalau setuju dengan sebutan manusia purba yang satu ini. Kalau saya si nggak terima, nenek moyang saya bukan kera kallleeee.

Pithecanthropus secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memiliki volume otak yang berkisar antara 750 – 1350 cc.
  • Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
  • Badannya tegap tetapi tidak setegap Meganthrophus.
  • Memiliki tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
  • Memiliki hidung yang lebar dan tidak berdagu.
  • Memiliki rahang yang kuat dan gigi geraham yang besar.
  • Makanannya berupa daging hewan buruan dan tumbuh – tumbuhan.


Manusia kera ini fosilnya banyak ditemukan di daerah Trinil (Ngawi), Perning daerah Mojokerto, Sangiran (Sragen, Jawa Tengah), dan Kedungbrubus (Madiun, Jawa Timur). Jenis manusia kera ini paling banyak macamnya di Indonesia. Beberapa jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia antara lain.

1. Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Erectus adalah manusia kera berjalan tegak. Hasil temuan Pithecanthropus erectus ini oleh para ahli purbakala dianggap sebagai temuan yang amat penting, yaitu sebagai revolusi temuan-temuan fosil manusia purba yang sejenis.

Jenis fosil Pithecanthropus erectus ini diyakini sebagai missing link, yakni makhluk yang kedudukannya antara kera dan manusia. Penemuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan sebab seakan-akan dapat membuktikan teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin dalam teori evolusi manusia.

Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus adalah
  • Berjalan tegak.
  • Volume otaknya melebihi 900 cc.
  • Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.
  • Tinggi badannya sekitar 165 – 170 cm.
  • Berat badannya sekitar 100 kg.
  • Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah.
  • Hidupnya diperkirakan satu juta sampai setengah juta tahun yang lalu.
Penemuan fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus yang paling terkenal adalah temuan Dr. Eugene Dubois tahun 1890, 1891, dan 1892 di Kedungbrubus (Madiun) dan Trinil (Ngawi).

2. Pithecanthropus Mojokertensis
Atau juga disebut dengan Pithecanthropus robustus yang artinya manusia kera beranghang besar. Fosilnya ditemukan di Sangiran 1939 oleh Weidenreich. Penemu yang bernama Von Koenigswald menyebutnya Pithecanthropus Mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto yang penemuannya pada lapisan Pleistosen Bawah pada 1936-1941.

Fosil Pithecanthropus Mojokertensis yang ditemukan oleh Von Koenigswald ini berupa anak berumur 5 tahun dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • hidung lebar
  • tulang pipi kuat
  • tubuhnya tinggi
  • dan hidupnya masih dari mengumpulkan makanan (food gathering).

Berdasarkan beberapa temuan di lembah sungai Bengawan Solo, maka Dr. Von membagi lapisang Diluvium lembah Sungai bengawan solo menjadi tiga yaitu, Lapisan Jetis (Pleistosen Bawah) ditemukan jenis, Pithecanthropus robustus, Lapisan Trinil (Pleistosen Tengah) ditemukan jenis Pithecanthropus erectus, Lapisan Ngandong (Pleistosen Atas) ditemukan jenis Homo soloensis.

Seorang peneliti manusia purba Tjokrohandojo bersama ahli purbakala Duyfjes juga menemukan fosil tengkorak anak di lapisan Pucangan, yakni pada lapisan Pleistosen Bawah di daerah Kepuhlagen, sebelah utara Perning daerah Mojokerto. Mereka memberikan nama jenis Pithecanthropus mojokertensis, yang merupakan jenis Pithecanthropuspaling tua. Jenis Pithecanthropusmemiliki ciri-ciri tubuh dan kehidupan sebagai berikut.

  • Memiliki rahang bawah yang kuat.
  • Memiliki tulang pipi yang tebal.
  • Keningnya menonjol.
  • Tulang belakang menonjol dan tajam.
  • Tidak berdagu.
  • Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
  • Memakan jenis tumbuhan.


3. Pithecanthropus Soloensis
Adalah manusia kera yang berasal dari Solo. Ditemukan oleh Von Koenigswald, Oppennoorth, dan Ter Haar pada tahun 1931 – 1933 di Ngandong tepi Sungai Bengawan Solo. Penemuan ini memiliki peranan yang penting karena menghasilkan satu seri tengkorak dan tulang kering.

4. Pithecanthropus dubuis
Artinya manusia kera yang meragukan. Entah apa yang menjadi penyebab atau motif penamaan manusia purba jenis Pithecanthropus dubuis ini. Apakah fosil yang ditemukan masih meragukan untuk dikatakan fosil manusia purba atau terdapat motif  alasan lain atas penamaan tersebut. Fosil manusia jenis ini ditemukan oleh Von juga, pada tahun 1939 yang berasal dari lapisan Pleistosen Bawah.

C. Homo

Homo artinya manusia, yang merupakan jenis manusia purba paling sempurna dan maju dibanding manusia purba lain. Penamaan "homo=manusia" karena jenis manusia purba ini sudah sempurna berbentuk manusia saat ini. Artinya, manusia purba Homo bukan lagi disebut manusia kera.

Ciri-ciri manusia purba jenis Homo secara umum memiliki ciri sebagai berikut.

  • berat badan kira-kira 30 sampai 150 kg,
  • volume otaknya lebih dari 1.350 cc,
  • alatnya dari batu dan tulang,
  • berjalan tegak,
  • muka dan hidung lebar, dan
  • mulut masih menonjol.

Beberapa jenis manusia purba Homo yang ditemukan di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Homo Wajakenis
Artinya manusia purba yang ditemukan di Wajak. Tepatnya di daerah Tulungagung pada tahun 1889 ketika Von Rietschoten menemukan beberapa bagian tengkorak.  Temuan Von Rietschoten ini kemudian diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois yang kemudian disebut Homo Wajakensis.

Lapisan asalnya adalah Pleistosen Atas, termasuk ras Australoid dan bernenek moyang Homo soloensis serta menurunkan penduduk asli Australia. Oleh Von Koenigswald, Homo wajakensis dimasukkan dalam Homo sapiens (manusia cerdas) sebab sudah mengenal upacara penguburan. Ciri-ciri manusia purba jenis homo wajakenis adalah sebagai berikut.

  • Memiliki hidung yang lebar dan bagian mulut yang menonjol.
  • Memiliki wajah lebar dan datar.
  • Tulang tengkorak membulat.
  • Memiliki tonjolan yang sedikit mencolok di dahi.

2. Homo Soloensis
Pada tahun 1931-1932 ahli geologi Belanda C. Ter Haar dan Ir. Oppenoorth, menemukan sebelas fosil tengkorak. Penemuan tersebut berada di lapisan tanah Lembah Bengawan Solo, Ngandong, Ngawi Jawa Timur. Sebelas fosil tersebut adalah tengkorak Homo Soloensis, yang berarti manusia purba yang ditemukan di daerah Solo. Fosil tersebut kemudian di selidiki oleh Von Koenigswald dan Weidenreich.M enghasilkan kesimpulan bahwa jenis manusia purba ini bukan lagi kera, tetapi sudah manusia.

Adapun ciri-ciri dari Homo Soloensis adalah:

  • Volume otak antara 1000-1300 cc.
  • Memiliki tinggi badan 130 – 210 cm.
  • Wajahnya tidak menonjol ke depan.
  • Berjalan tegap dengan dua kaki (bipedal) sehingga cara berjalannya lebih sempurna.
  • Otot tengkuknya mengalami penyusutan.


Sebagian para ahli menggolongkan manusia purba jenis homo soloensisi sebagai Homo Neanderthalensis yang merupakan jenis dari manusia homo sapiens yang berasal dari lapisang atas Pleistosen. Menurut Von, homo soloensis memiliki tingkatan lebih dibanding Pithecanthrophus Erectus.

3. Homo Floresiensis
Homo Floresiensis merupakan manusia purba yang ditemukan fosilnya oleh tim arkeologi gabungan dari Arkeologi Nasional Indonsia, Univercity of New England, dan Austria pada tahun 2003. Penggalian fosil ini berada di daerah Liang Buana, Flores. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup di antara 94.000 sampai 13.000 SM.

Homo Floresiensi ini memiliki ciri-ciri:

  • Memiliki badan yang tegap.
  • Berjalan dengan dua kaki (bipedal).
  • Tinggi badannya kurang dari satu meter.
  • Volume otaknya sekitar 417 cc.
  • Tidak mempunyai dagu.


Satu lagi, ketika penggalian di daerah tersebut sudah mencapai lima meter ditemukan kerangka manusia yang belum menjadi fosil dengan ukuran yang kerdil.

4. Homo Habilis
Kata Homo Habilis berasal dari bahasa latin yang artinya manusia pandai menggunakan tangannya. Homo Habilis adalah sebuah spesies yang dari genus homo yang hidup sekitar 2,5 juta- 1,8 juta tahun yang lalu pada masa pleistonsen awal. Ciri-ciri dari homo Habilis adalah memiliki tubuh yang pendek dengan lengan tangan yang lebih panjang dari manusia modern.

5. Homo Sapiens
Homo sapiensartinya manusia cerdas.Homo sapiens berasal dari zaman Holosen, bentuk tubuhnya sudah menyerupai manusia sekarang. Mereka sudah menggunakan akal dan memiliki sifat seperti yang dimiliki manusia sekarang. Kehidupan Homo sapiens sederhana dan mereka masih mengembara.

Adapun ciri-ciri homo sapiens adalah

  • volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;
  • tinggi badan antara 130 – 210 m;
  • otot tengkuk mengalami penyusutan;
  • alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
  • muka tidak menonjol ke depan;
  • berdiri dan berjalan tegak,
  • berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.


Jenis Homo sapiens di dunia terdiri dari subspesies yang sampai sekarang dianggap menurunkan berbagai manusia, yaitu sebagai berikut.

  • Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus. Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.
  • Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada
  • yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
  • Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.
Itulah penjelasan mengenai manusia purba dan jenis-jenisnya serta ciri-cirinya. Semoga bermanfaat.

10 Jenis Jenis Manusia Purba di Indonesia LENGKAP Dengan Ciri-Cirinya

Jenis-Jenis Manusia Purba Di Indonesia

Jenis-jenis manusia purba di Indonesia adalah jenis manusia yang telah hidup di Indonesia pada zaman prasejarah. Sudah banyak penelitian mengenai manusia purba yang ada di Indonesia. Penemuan fosil-fosil manusia purba di Indonesia juga tidak sedikit ditemukan dan kebanyakan ditemukan di pulau jawa. Penemuan fosil-fosil di Jawa memiliki arti penting karena berasal dari segala zaman pada lapisan pleistone, sehingga tampak jelas perkembangan badaniah manusia tersebut.

Manusia purba juga disebut dengan manusia fosil. Karena rentang waktu yang begitu panjang manusia prasejarah Indonesia akhirnya menjadi fosil. Berdasarkan temuan-temuan manusia purba di Indonesia, secara umum terdapat tiga jenis manusia purba yaitu:

  1. Meganthropus ( Manusia Besar).
  2. Pithecanthropus (Manusia Kera yang Berjalan Tegak).
  3. Homo

Jika lebih diperinci lagi, terdapat 10 jenis varian manusia purba Indonesia yaitu;
  1. Meganthropus Paleojavanicus
  2. Pithecanthropus Erectus
  3. Pithecanthropus Mojokertensis/Pithecanthropus Robustus
  4. Pithecanthropus Soloensis
  5. Pithecanthropus Dubuis
  6. Homo Soloensis
  7. Homo Erectus
  8. Homo Floresiensis
  9. Homo Habilis
  10. Homo Wajakensis
  11. Homo Sapiens
Berdasarkan buku Cakrawala Sejarah karya Wardaya (2009),  menyebutkan bahwa:
Menurut pakar antropologi Prof. Dr. T. Jacob, manusia purba (manusia yang memfosil) telah punah. Di Indonesia, fosil manusia purba banyak ditemukan di Jawa. Para tokoh peneliti manusia purba antara lain, Dokter Eugene Dubois yang meneliti di Trinil dan Ny. Selenka yang banyak menemukan fosil hewan dan tumbuhan di zama Pleistone Tengah di Jawa.
Baik, sekarang kita bahas mengenai 10 jenis manusia purba Indonesia yang telah ditemukan oleh beberapa ahli sejarah.

A. Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus palaeojavanicus adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di Sangiran, Jawa Tengah oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941. Tidak ditemukan seluruh bagian tubuhnya, dan hanya bagian rahang bawah dan tiga buah gigi yang terdiri dari satu gigi taring dan dua gigi geraham. Pada saat penelitian, diperkirakan mahluk ini hidup pada 2 hingga 1 juta tahun yang lalu dan jenis makanan mahluk ini adalah tumbuhan.

Ciri-ciri dari manusia purba jenis meganthropus paleojavanicus adalah:
  • memiliki tulang pipi yang tebal,
  • memiliki otot rahang yang kuat,
  • tidak memiliki dagu,
  • memiliki tonjolan belakang yang tajam,
  • memiliki tulang kening yang menonjol,
  • memiliki perawakan yang tegap,
  • memakan tumbuh-tumbuhan, dan
  • hidup berkelompok dan berpindah-pindah.
Merujuk pada nama manusia purba ini yaitu "meganthropus paleojavanicus", ternyata memiliki arti yang unik. Menganthropus, terdiri dari dua kata yaitu megas yang artinya besar dan anthropus yang artinya manusia. Sedangkan paleojavanicus juga terdiri dari dua kata, paleo yang artinya tua dan javanicus yang artinya berasal dari jawa. Jadi, meganthropus paleojavanicus adalah manusia tertua dengan bentuk raksasa yang ditemukan di Jawa.

B. Pithecanthropus

Pithecanthropus adalah manusia kera. Manusia purba Indonesia jenis ini cukup unik dan lucu. Bayangkan, manusia kok kera, apa Anda terima jika nenek moyang kita yang dahulu pernah hidup di Nusantara ini disebut kera? Berarti nenek moyang kamu kera donk, kalau setuju dengan sebutan manusia purba yang satu ini. Kalau saya si nggak terima, nenek moyang saya bukan kera kallleeee.

Pithecanthropus secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memiliki volume otak yang berkisar antara 750 – 1350 cc.
  • Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
  • Badannya tegap tetapi tidak setegap Meganthrophus.
  • Memiliki tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
  • Memiliki hidung yang lebar dan tidak berdagu.
  • Memiliki rahang yang kuat dan gigi geraham yang besar.
  • Makanannya berupa daging hewan buruan dan tumbuh – tumbuhan.


Manusia kera ini fosilnya banyak ditemukan di daerah Trinil (Ngawi), Perning daerah Mojokerto, Sangiran (Sragen, Jawa Tengah), dan Kedungbrubus (Madiun, Jawa Timur). Jenis manusia kera ini paling banyak macamnya di Indonesia. Beberapa jenis Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia antara lain.

1. Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Erectus adalah manusia kera berjalan tegak. Hasil temuan Pithecanthropus erectus ini oleh para ahli purbakala dianggap sebagai temuan yang amat penting, yaitu sebagai revolusi temuan-temuan fosil manusia purba yang sejenis.

Jenis fosil Pithecanthropus erectus ini diyakini sebagai missing link, yakni makhluk yang kedudukannya antara kera dan manusia. Penemuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan sebab seakan-akan dapat membuktikan teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin dalam teori evolusi manusia.

Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus adalah
  • Berjalan tegak.
  • Volume otaknya melebihi 900 cc.
  • Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.
  • Tinggi badannya sekitar 165 – 170 cm.
  • Berat badannya sekitar 100 kg.
  • Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah.
  • Hidupnya diperkirakan satu juta sampai setengah juta tahun yang lalu.
Penemuan fosil manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus yang paling terkenal adalah temuan Dr. Eugene Dubois tahun 1890, 1891, dan 1892 di Kedungbrubus (Madiun) dan Trinil (Ngawi).

2. Pithecanthropus Mojokertensis
Atau juga disebut dengan Pithecanthropus robustus yang artinya manusia kera beranghang besar. Fosilnya ditemukan di Sangiran 1939 oleh Weidenreich. Penemu yang bernama Von Koenigswald menyebutnya Pithecanthropus Mojokertensis yang artinya manusia kera dari Mojokerto yang penemuannya pada lapisan Pleistosen Bawah pada 1936-1941.

Fosil Pithecanthropus Mojokertensis yang ditemukan oleh Von Koenigswald ini berupa anak berumur 5 tahun dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • hidung lebar
  • tulang pipi kuat
  • tubuhnya tinggi
  • dan hidupnya masih dari mengumpulkan makanan (food gathering).

Berdasarkan beberapa temuan di lembah sungai Bengawan Solo, maka Dr. Von membagi lapisang Diluvium lembah Sungai bengawan solo menjadi tiga yaitu, Lapisan Jetis (Pleistosen Bawah) ditemukan jenis, Pithecanthropus robustus, Lapisan Trinil (Pleistosen Tengah) ditemukan jenis Pithecanthropus erectus, Lapisan Ngandong (Pleistosen Atas) ditemukan jenis Homo soloensis.

Seorang peneliti manusia purba Tjokrohandojo bersama ahli purbakala Duyfjes juga menemukan fosil tengkorak anak di lapisan Pucangan, yakni pada lapisan Pleistosen Bawah di daerah Kepuhlagen, sebelah utara Perning daerah Mojokerto. Mereka memberikan nama jenis Pithecanthropus mojokertensis, yang merupakan jenis Pithecanthropuspaling tua. Jenis Pithecanthropusmemiliki ciri-ciri tubuh dan kehidupan sebagai berikut.

  • Memiliki rahang bawah yang kuat.
  • Memiliki tulang pipi yang tebal.
  • Keningnya menonjol.
  • Tulang belakang menonjol dan tajam.
  • Tidak berdagu.
  • Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
  • Memakan jenis tumbuhan.


3. Pithecanthropus Soloensis
Adalah manusia kera yang berasal dari Solo. Ditemukan oleh Von Koenigswald, Oppennoorth, dan Ter Haar pada tahun 1931 – 1933 di Ngandong tepi Sungai Bengawan Solo. Penemuan ini memiliki peranan yang penting karena menghasilkan satu seri tengkorak dan tulang kering.

4. Pithecanthropus dubuis
Artinya manusia kera yang meragukan. Entah apa yang menjadi penyebab atau motif penamaan manusia purba jenis Pithecanthropus dubuis ini. Apakah fosil yang ditemukan masih meragukan untuk dikatakan fosil manusia purba atau terdapat motif  alasan lain atas penamaan tersebut. Fosil manusia jenis ini ditemukan oleh Von juga, pada tahun 1939 yang berasal dari lapisan Pleistosen Bawah.

C. Homo

Homo artinya manusia, yang merupakan jenis manusia purba paling sempurna dan maju dibanding manusia purba lain. Penamaan "homo=manusia" karena jenis manusia purba ini sudah sempurna berbentuk manusia saat ini. Artinya, manusia purba Homo bukan lagi disebut manusia kera.

Ciri-ciri manusia purba jenis Homo secara umum memiliki ciri sebagai berikut.

  • berat badan kira-kira 30 sampai 150 kg,
  • volume otaknya lebih dari 1.350 cc,
  • alatnya dari batu dan tulang,
  • berjalan tegak,
  • muka dan hidung lebar, dan
  • mulut masih menonjol.

Beberapa jenis manusia purba Homo yang ditemukan di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Homo Wajakenis
Artinya manusia purba yang ditemukan di Wajak. Tepatnya di daerah Tulungagung pada tahun 1889 ketika Von Rietschoten menemukan beberapa bagian tengkorak.  Temuan Von Rietschoten ini kemudian diselidiki oleh Dr. Eugene Dubois yang kemudian disebut Homo Wajakensis.

Lapisan asalnya adalah Pleistosen Atas, termasuk ras Australoid dan bernenek moyang Homo soloensis serta menurunkan penduduk asli Australia. Oleh Von Koenigswald, Homo wajakensis dimasukkan dalam Homo sapiens (manusia cerdas) sebab sudah mengenal upacara penguburan. Ciri-ciri manusia purba jenis homo wajakenis adalah sebagai berikut.

  • Memiliki hidung yang lebar dan bagian mulut yang menonjol.
  • Memiliki wajah lebar dan datar.
  • Tulang tengkorak membulat.
  • Memiliki tonjolan yang sedikit mencolok di dahi.

2. Homo Soloensis
Pada tahun 1931-1932 ahli geologi Belanda C. Ter Haar dan Ir. Oppenoorth, menemukan sebelas fosil tengkorak. Penemuan tersebut berada di lapisan tanah Lembah Bengawan Solo, Ngandong, Ngawi Jawa Timur. Sebelas fosil tersebut adalah tengkorak Homo Soloensis, yang berarti manusia purba yang ditemukan di daerah Solo. Fosil tersebut kemudian di selidiki oleh Von Koenigswald dan Weidenreich.M enghasilkan kesimpulan bahwa jenis manusia purba ini bukan lagi kera, tetapi sudah manusia.

Adapun ciri-ciri dari Homo Soloensis adalah:

  • Volume otak antara 1000-1300 cc.
  • Memiliki tinggi badan 130 – 210 cm.
  • Wajahnya tidak menonjol ke depan.
  • Berjalan tegap dengan dua kaki (bipedal) sehingga cara berjalannya lebih sempurna.
  • Otot tengkuknya mengalami penyusutan.


Sebagian para ahli menggolongkan manusia purba jenis homo soloensisi sebagai Homo Neanderthalensis yang merupakan jenis dari manusia homo sapiens yang berasal dari lapisang atas Pleistosen. Menurut Von, homo soloensis memiliki tingkatan lebih dibanding Pithecanthrophus Erectus.

3. Homo Floresiensis
Homo Floresiensis merupakan manusia purba yang ditemukan fosilnya oleh tim arkeologi gabungan dari Arkeologi Nasional Indonsia, Univercity of New England, dan Austria pada tahun 2003. Penggalian fosil ini berada di daerah Liang Buana, Flores. Diperkirakan jenis manusia purba ini hidup di antara 94.000 sampai 13.000 SM.

Homo Floresiensi ini memiliki ciri-ciri:

  • Memiliki badan yang tegap.
  • Berjalan dengan dua kaki (bipedal).
  • Tinggi badannya kurang dari satu meter.
  • Volume otaknya sekitar 417 cc.
  • Tidak mempunyai dagu.


Satu lagi, ketika penggalian di daerah tersebut sudah mencapai lima meter ditemukan kerangka manusia yang belum menjadi fosil dengan ukuran yang kerdil.

4. Homo Habilis
Kata Homo Habilis berasal dari bahasa latin yang artinya manusia pandai menggunakan tangannya. Homo Habilis adalah sebuah spesies yang dari genus homo yang hidup sekitar 2,5 juta- 1,8 juta tahun yang lalu pada masa pleistonsen awal. Ciri-ciri dari homo Habilis adalah memiliki tubuh yang pendek dengan lengan tangan yang lebih panjang dari manusia modern.

5. Homo Sapiens
Homo sapiensartinya manusia cerdas.Homo sapiens berasal dari zaman Holosen, bentuk tubuhnya sudah menyerupai manusia sekarang. Mereka sudah menggunakan akal dan memiliki sifat seperti yang dimiliki manusia sekarang. Kehidupan Homo sapiens sederhana dan mereka masih mengembara.

Adapun ciri-ciri homo sapiens adalah

  • volume otaknya antara 1.000 cc – 1.200 cc;
  • tinggi badan antara 130 – 210 m;
  • otot tengkuk mengalami penyusutan;
  • alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
  • muka tidak menonjol ke depan;
  • berdiri dan berjalan tegak,
  • berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.


Jenis Homo sapiens di dunia terdiri dari subspesies yang sampai sekarang dianggap menurunkan berbagai manusia, yaitu sebagai berikut.

  • Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus. Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia Tenggara.
  • Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada
  • yang ke Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
  • Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.
Itulah penjelasan mengenai manusia purba dan jenis-jenisnya serta ciri-cirinya. Semoga bermanfaat.

Subscribe Our Newsletter