Proses terbentuknya muka bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen dan eksogen merupakan gejala alam yang sangat luar biasa. Lapisan bumi yang berbentuk bulat mempunyai susunan yang mirip dengan telur. Kuning telur mewakili inti bumi (core), putih telur mewakili selubung bumi (mantle), dan cangkang atau kulitnya mewakili kerak bumi (crust). Ketebalan kerak bumi yang kita tempati ini hanya 30-80 km. Lapisan bumi yang berada di bawah kerak bumi mencapai kedalaman 2.900 km. Bagian inti bumi yang berupa material nikel besi bersifat cair dan sangat panas di lapisan luar.
Suhu yang sangat panas di atas di atas 3.000 derajat Celcius dan tekanan kuat membuat inti bumi selalu bergejolak. Pergolakan ini menimbulkan tenaga yang amat dahsyat, sehingga menekan batuan cair pada saat selubung terdesak keluar ke permukaan bumi, akibatnya membentuk muka bumi. Tenaga yang berasal dari dalam bumi inilah yang disebut tenaga endogen. Sementara tenaga endogen bekerja, muka bumi yang telah terbentuk akan diubah oleh tenaga eksogen.
Tenaga dari dalam bumi mengubah bentuk muka bumi sehingga muncul gunung, pegunungan, dan lain-lain. Selanjutnya apa yang telah dilakukan oleh tenaga dari dalam bumi (endogen), kemudian dirombak oleh tenaga dari luar bumi seperti, air, angin, es, dan organisme (eksogen) sehingga nampaklah keragaman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang.
Proses Pembentukan Muka Bumi
Keragaman bentuk muka bumi tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan melalui proses alam yang amat panjang. Proses alam apa saja yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi? Terbentuknya permukaan bumi merupakan hasil dari tenaga geologi yakni, tenaga atau kekuatan yang mengubah bentuk muka bumi. Kekuatan yang mengubah bentuk muka bumi ada dua macam, yaitu akibat tenaga endogen dan eksogen.
A. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga atau kekuatan yang berasal dari bagian dalam bumi. Tenaga ini membangun bentuk muka bumi dan kulit bumi yang meliputi bagian dalam bumi hingga ke bagian luar bumi. Kulit bumi terdiri dari lapisan atau batuan yang tebalnya beberapa puluh kilo meter. Secara geologi tenaga endogen terdiri dari tiga jenis yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya yakni, tenaga tektonik (diatropisme), vulkanik (vulkanisme), dan gempa bumi (seisme). Ketiga tenaga inilah yang membentuk permukaan bumi sehingga permukaan bumi tampak beragam.
Jenis-jenis tenaga endogen:
- tektonik (diatropisme)
- vulkanik (vulkanisme)
- gempa bumi (seisme)
1. Tenaga Tektonik
Disebut juga dengan diatropisme adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi yang mengakibatkan pergesaran dan perubahan posisi lapisan batuan sehingga mengubah bentuk muka bumi baik secara mendatar maupun vertikal. Gerakan yang ditimbulkan oleh tenaga tektonik berdasarkan kecepatan gerak dan luas daerah dapat dibedakan menjadi gerakan orogenesis dan epirogenesis.
Epirogenesis, epirogenesa, atau epirogenetik adalah gerak pengangakatan atau penurunan jalur kerak bumi sehingga membentuk pegunungan dan lembah yang berlangsung secara perlahan dan sangat lambat, meliputi daerah yang sangat luas seperti benua. Orogenesis, orogenesa, atau orogenetik adalah pembentukan pegunungan, yaitu gerak pada kulit bumi yang relatif cepat dan meliputi daerah yang tidak luas.
Berdasarkan bentuknya, proses tektonik dibedakan menjadi dua jenis yaitu lipatan dan patahan. Lipatan terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan dan bersifat liat (plastis) sehingga permukaan bumi mengalami kerutan berbentuk seperti lipatan dan bergelombang. Patahan terjadi akibat tenaga endogen yang relatif cepat, baik secara vertikal maupun horizontal.
2. Tenaga Vulkanik
Vulkanik atau vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfer yang bergerak ke lapisan yang lebih atas atau keluar ke permukaan bumi. Aktivitas tersebut menghasilkan bentukan berupa kerucut atau kubah yang berdiri sendiri dan disebut gunung berapi. Pergerakan magma sebagai aktivitas magma dibedakan menjadi dua yaitu, Intrusi Magma dan Ekstrusi Magma.
Instrusi magma adalah aktivitas magma di dalam lapisan litosfera, memotong atau menyusup litorfer dan tidak mencapai permukaan bumi (Plutonisme). Ekstrusi magma adalah kegiatan magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma. Hasil dari proses vulkanik yaitu, berupa gunung berapi dan berupa bentuk fenomena alam seperti letusan gunung.
3. Gempa Bumi atau Seisme
Gempa bumi adalah sentakan yang terjadi pada lapisan litosfera yang bersumber dari litosfera bagian dalam. Hentakan tersebut lalu dirambatkan pada litosfera dan kemudian ke permukaan bumi. Alat untuk mencatat gempa disebut seimografi. Gempa bumi berdasarkan faktor penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis.
Gempa tektonik terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Gempa ini mengiringi gerakan tektonik (retakan dan patahan) secara mendadak. Ini terjadi jika terbentuk patahan-patahan baru atau terjadi pergeseran di sepanjang patahan akibat aktivitas di dalam kerak bumi.
Gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas gunung berapi seperti pada saat meletus. Aktivitas gunung api menimbulkan getaran di wilayah sekitarnya. Karena terjadi pada saat adanya aktivitas gunung berapi, maka gempa vulkanik tidak sesering gempa tektonik.
Gempa runtuhan atau longsoran adalah gempa yang terjadi akibat longsor atau runtuhnya tanah. Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga di bawah tanah. Getaran yang dihasilkan oleh runtuhnya tanah hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
Gempa berdasarkan letak terjadinya dapat dibedakan menjadi dua jenis:
Gempa hiposentrum (kedalaman pusat gempa) ada tiga jenis:
Gempa berdasarkan bentuk episentrum (jarak pusat gempa di permukaan bumi), dibedakan menjadi dua jenis yaitu, gempa sentral dan gempa linier. Gempa sentral episentrumnya berbentuk titik, sedangkan gampa linier episentrumya berbentuk garis.
Jenis gempa bumi berdasarkan faktor penyebabnya:
- Gempa tektonik
- Gempa vulkanik
- dan gempa runtuhan.
Gempa tektonik terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Gempa ini mengiringi gerakan tektonik (retakan dan patahan) secara mendadak. Ini terjadi jika terbentuk patahan-patahan baru atau terjadi pergeseran di sepanjang patahan akibat aktivitas di dalam kerak bumi.
Gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena adanya aktivitas gunung berapi seperti pada saat meletus. Aktivitas gunung api menimbulkan getaran di wilayah sekitarnya. Karena terjadi pada saat adanya aktivitas gunung berapi, maka gempa vulkanik tidak sesering gempa tektonik.
Gempa runtuhan atau longsoran adalah gempa yang terjadi akibat longsor atau runtuhnya tanah. Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga di bawah tanah. Getaran yang dihasilkan oleh runtuhnya tanah hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
Gempa berdasarkan letak terjadinya dapat dibedakan menjadi dua jenis:
- Gempa episentrum, yaitu gempa yangterjadi di tepi kerak/lempeng samudra maupun lempeng benua.
- Gempa hiposentrum, yaitu gempa yang terjadi pada kedalaman tertentu pada lempeng samudra maupun lempeng benua.
Gempa hiposentrum (kedalaman pusat gempa) ada tiga jenis:
- Gempa dangkal (kedalaman hiposentrum kurang dari 60 km di bawah permukaan bumi.
- Gempa menengah (kedalaman hiposentrum berada di antara 60-300 km dibawah permukaan bumi.
- Gempa dalam (kedalaman hiposentrum lebih dari 300 km di bawah permukaan tanah).
Gempa berdasarkan bentuk episentrum (jarak pusat gempa di permukaan bumi), dibedakan menjadi dua jenis yaitu, gempa sentral dan gempa linier. Gempa sentral episentrumnya berbentuk titik, sedangkan gampa linier episentrumya berbentuk garis.
B. Tenaga Eksogen
Adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, antara lain berasal dari hujan, panas matahari, angin, dan luncuran glester serta mahluk hidup. Tenaga eksogen biasanya merusak apa yang telah dibangun oleh tenaga endogen sehingga mendapat bentuk akhir. Tenaga ini bekerja hanya pada permukaan bumi. Tenaga eksogen yang membentuk muka bumi dikelompokkan pada pelapukan, pengangkutan, pengikisan/erosi, dan pengendapan.Jenis tenaga eksogen:
- pelapukan
- pengikisan tau erosi
- pengendapan/sedimentasi
- pengankutan
1. Pelapukan
Pelapukan merupakan salah satu tenaga eksogen yang membentuk muka bumi. Pelapukan merupakan peristiwa hancurnya bentuk gumpalan menjadi butiran kecil bahkan larut dalam air. Ada juga yang berpendapat bahwa, pelapukan merupakan peristiwa penghancuran batuan, dari batuan yang berbentuk gumpalan menjadi butiran kecil bahkan larut dalam air.
Berdasarkan proses terjadinya, pelapukan ada tiga jenis:
Pelapukan Fisik
Terjadi oleh adanya tenaga panas, air mengalir, gletser, angin, dan air hujan. Pelapukan ini terjadi secara alami tanpa ada campur tangan manusia sehingga kondisi alam suatu wilayah akan sangat menentukan terjadi pelapukan. Pelapukan fisik juga disebut dengan pelapukan mekanis. Contoh pelapukan mekanis adalah batu yang terkena sinar matahari akan memanas sehingga menjadi memuai atau mengembang, jika pada malam hari akan menyusut karena hawa dingin. Peristiwa itu terjadi berulang-ulang sehingga batu akan menjadi lapuk dan hancur.
Pelapukan fisik dapat disebabkan oleh beberapa hal:
Pelapukan Kimia
Disebabkan oleh reaksi kimia. Air, oksigen, dan karbon dioksida adalah unsur utama penyebab pelapukan kimiawi. Misalnya batuan kapur yang terkena air. Batutan kapur atau gamping dengan rumus kimia CaCO3 bila bercampur dengan air (H2O) yang mengandung CO2 maka akan larut menjadi Ca(HCO2)2. Di perbukitan kapur, akibat pelapukan kimiawi dapat dilihat hasilnya, yang berupa gua.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan kimiawi adalah
Pelapukan Biologis
Disebut juga dengan pelapukan organis. Pelaukan yang disebabkan oleh mahluk hidup disebut dengan pelapukan biologis. Mahluk hidup yang berperan dalam pelapukan ini adalah manusia, hewan, maupun tumbuhan. Aktivitas manusia dalam mengelola lahan, akar tumbuhan yang dapat menembus batuan hingga terjadi retak dan lapuk. Serta semut, cacing, maupun tikus mampu merusak batuan hingga batuan menjadi lapuk.
Pelapukan biologis dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan prosesnya, yaitu
Penyebab erosi adalah
Tenaga Air
Pengikisan yang disebabkan oleh tenaga air disebut dengan erosi. Air yang mengalir akan mengikis material batuan dan tanah yang telah dilaluinya. Semakin cepat aliran air, semakin besar pula tenaga pengikisnya.
Tenaga Angin
Pengikisan yang disebabkan oleh tenaga angin disebut dengan deflasi. Erosi ini umumnya terjadi di daerah kering seperti di padang pasir. Angin yang kencang akan membuat pasir menjadi terbang. Butiran pasir yang terbawa angin dapat mengikis permukaan batuan.
Tenaga Gelombang
Pengikisan ini terjadi di pinggir laut dan kekuatan belombang laut merupakan tenaga penggerak dari pengikisan ini. Bentuk pengikisan yang diakibatkan gelombang laut adalah gua-gua yang ada di laut dan bebatuan yang berbentuk unik.
Tenaga Gletser
Es yang meluncur di lereng pegunungan dapat mengakibatkan terjadinya erosi pada tanah dan batuan. Es meluncur menuruni pegunungan karena es mengalami pencairan. Erosi yang disebabkan oleh luncuran es itulah disebut dengan pengikisan eksarasi.
Berdasarkan tempat pengendapannya, proses sedimantasi ada 4 jenis:
Berdasarkan proses terjadinya, pelapukan ada tiga jenis:
- pelapukan fisik/mekanis
- pelapukan kimia
- dan pelapukan organis/biologis
Pelapukan Fisik
Terjadi oleh adanya tenaga panas, air mengalir, gletser, angin, dan air hujan. Pelapukan ini terjadi secara alami tanpa ada campur tangan manusia sehingga kondisi alam suatu wilayah akan sangat menentukan terjadi pelapukan. Pelapukan fisik juga disebut dengan pelapukan mekanis. Contoh pelapukan mekanis adalah batu yang terkena sinar matahari akan memanas sehingga menjadi memuai atau mengembang, jika pada malam hari akan menyusut karena hawa dingin. Peristiwa itu terjadi berulang-ulang sehingga batu akan menjadi lapuk dan hancur.
Pelapukan fisik dapat disebabkan oleh beberapa hal:
- perbedaan temperatur yang tinggi
- pembekuan air di dalam batuan
- berubahnya air garam menjadi kristal
Pelapukan Kimia
Disebabkan oleh reaksi kimia. Air, oksigen, dan karbon dioksida adalah unsur utama penyebab pelapukan kimiawi. Misalnya batuan kapur yang terkena air. Batutan kapur atau gamping dengan rumus kimia CaCO3 bila bercampur dengan air (H2O) yang mengandung CO2 maka akan larut menjadi Ca(HCO2)2. Di perbukitan kapur, akibat pelapukan kimiawi dapat dilihat hasilnya, yang berupa gua.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan kimiawi adalah
- Iklim
- Komposisi material dan Struktur batuan
- Relief
- Tutupan vegetasi
- Kegiatan manusia
Pelapukan Biologis
Disebut juga dengan pelapukan organis. Pelaukan yang disebabkan oleh mahluk hidup disebut dengan pelapukan biologis. Mahluk hidup yang berperan dalam pelapukan ini adalah manusia, hewan, maupun tumbuhan. Aktivitas manusia dalam mengelola lahan, akar tumbuhan yang dapat menembus batuan hingga terjadi retak dan lapuk. Serta semut, cacing, maupun tikus mampu merusak batuan hingga batuan menjadi lapuk.
Pelapukan biologis dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan prosesnya, yaitu
- Pelapukan Biofisik
- Pelapukan biokimia
2. Pengikisan/erosi
Erosi adalah pengikisan material yang disebabkan oleh air, angin dan gletser. Misalnya, batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan dipindahkan oleh tenaga eksogen. Tenaga eksogen yang mampu mengikis dan memindahkan batuan yang telah lapuk adalah air, angin, gelombang, dan gletser.Penyebab erosi adalah
- Air
- Angin
- Gelombang
- dan Gletser
Tenaga Air
Pengikisan yang disebabkan oleh tenaga air disebut dengan erosi. Air yang mengalir akan mengikis material batuan dan tanah yang telah dilaluinya. Semakin cepat aliran air, semakin besar pula tenaga pengikisnya.
Tenaga Angin
Pengikisan yang disebabkan oleh tenaga angin disebut dengan deflasi. Erosi ini umumnya terjadi di daerah kering seperti di padang pasir. Angin yang kencang akan membuat pasir menjadi terbang. Butiran pasir yang terbawa angin dapat mengikis permukaan batuan.
Tenaga Gelombang
Pengikisan ini terjadi di pinggir laut dan kekuatan belombang laut merupakan tenaga penggerak dari pengikisan ini. Bentuk pengikisan yang diakibatkan gelombang laut adalah gua-gua yang ada di laut dan bebatuan yang berbentuk unik.
Tenaga Gletser
Es yang meluncur di lereng pegunungan dapat mengakibatkan terjadinya erosi pada tanah dan batuan. Es meluncur menuruni pegunungan karena es mengalami pencairan. Erosi yang disebabkan oleh luncuran es itulah disebut dengan pengikisan eksarasi.
3. Sedimentasi atau Pengendapan
Sedimentasi adalah proses pengendapan materi-materi hasil erosi yang dibawa oleh tenaga air, angin, gelombang laut dan gletser. Material yang diangkut oleh aliran air akan diendapkan didaerah yang lebih rendah. Sedimentasi merupakan kelanjutan dari proses erosi.Berdasarkan tempat pengendapannya, proses sedimantasi ada 4 jenis:
- Sedimentasi Fluvial, yaitu proses pengendapan materi yang diangkut oleh aliran air sungai dan diendapkan di sepanjang aliran sungai, danau, waduk, atau muara.
- Sedimentasi oleh air laut, yaitu sedimentasi yang disebabkan oleh abrasi pantai yang kemudian diendapkan kembali di sekitar pantai.
- Sedimentasi eolis, yaitu pasir dan debu yang dibawa oleh angin akan membentuk bukit pasir. Pengendapan oleh angin ini disebut eolis.
- Sedimentasi gletser, yaitu gletser yang membawa material akan mengendap. Pengendapan berupa gundukan batuan yang tertinggal di ujung gletser.
4. Pengangkutan
Pengankutan material (mass wasting) terjadi karena adanya pengaruh gaya gravitasi bumi sehingga terjadi pengankutan atau pemindahan material dari satu tempat ke tempat lain oleh gaya gravitasi bumi.Kesimpulan
Proses pembentukan muka bumi terjadi karena tenaga endogen dan eksogen. Proses pembentukan muka bumi dipengaruhi oleh tenaga dari dalam bumi yang disebut endogen. Tenaga yang berasal dari luar bumi yang dapat mengubah permukaan bumi dan sifat-nya merusak adalah eksogen. Tenaga eksogen dapat berupa air, angin, dan gletser.Tenaga endogen pembentuk muka bumi terdiri dari 3 jenis yaitu, tektonik, vulkanik, dan gempa bumi. Tenaga eksogen pembentuk muka bumi terdiri dari 4 jenis yaitu, pelapukan, pengikisan, pengendapan, dan pengankutan.