Biografi B.J. Habibie - Nama lengkap dari presiden RI yang ke-3 adalah Prof. DR (HC). Ing. Dr. H. Bacharuddin Jusuf Habibie. Pak Habibie juga memiliki nama panggilan Ruddi. Beliau lahir di sebuah kota yang bernama Parepare, di Provinsi Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau menggantikan Presiden Soeharto yang telah mengundurkan diri pada 21 Mei 1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden RI, B.J. Habibie merupakan Wakil Presiden yang ke-7 dari Presiden Soeharto. Beliau menjabat sebagai Wakil Presiden selama 2 bulan 7 hari (11 Maret 1998-21 Mei 1998) dan menjabat sebagai Presiden RI selama 1 tahun 5 bulan (21 Mei 1998-20 Oktober 1999.
B.J. Habibie adalah seorang anak dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Martini Puspowardojo. Ayahnya memiliki keturunan Bugis dari etnis Gorontalo yang ahli dalam pertanian. Sedangkan Ibu Habibie adalah dari suku Jawa yang merupakan anak seorang spesialis mata di Jogja.
Nama Lengkap:
Prof. DR (HC). Ing. Dr. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
Nama Panggilan:
Rudy
Tempat dan Tanggal lahir:
Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936
Orang Tua:
Ayah: Alwi Abdul Jalil Babibie
Ibu: R.A. Tuti Marini Puspowardojo (dibaca; Puspowardoyo)
Istri:
Hasri Ainun Habibie
Dikaruniai Anak:
Ilham Akabar dan Thareq Kemal
Saudara Kandung:
Junus (Yunus) Effendi Habibie, Alwini Karsum Habibie, Satoto Mohammad Duhri Habibie, Sri Sulakmini, Habibie, Sri Rahayu Fatima Habibie, Sri Rejeki Habibie, Ali Buntarman, Suyatim Abbdurrahman Habibie.
Pendidikan:
1. Masa Kecil dan Pendidikan B.J. Habibie
Keluarga pak Habibie termasuk keluarga yang religius, oleh sebab itu, masa kecil pak Habibie sudah ditanamkan karakter yang religius juga. Ayah beliau sering membacakan ayat-ayat al-Qur'an di masa kecilnya. Habibie kecil pun merasa dirinya tenang jika dibacakan al-Qur'an oleh ayahnya. Maka dari itu, pada umur 3 tahun Habibie kecil sudah dapat membaca al-Qur'an dengan lancar.
Sosok Habibie kecil memang sudah dikenal sebagai anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sejak kecil pun pak Habibie sudah memiliki sifat yang tegas dan berpegang pada prinsip. Namun pada umur 14 tahun tepatnya pada 3 September 1950, Habibie keci telah mengalami cobaan yang sangat berat. Ayah tercinta yang selama ini menyayanginya meninggal dunia lantaran serangan jangtung. Kejadian itu membuat ibu tercinta Habibie menjual rumah dan pindah ke Bandung.
Sebelum pindah ke Bandung, ada kejadian yang cukup menarik untuk diceritakan. Kejadian itu ketika pesawat Perang Dunia II merusak desa yang ditinggalinya. Habibie kecil pun menjadi benci dengan pesawat terbang. Namun Ayah tercintanya memberi pengertian kepadanya bahwa, tidak semua pesawat itu jahat. Akhirnya Habibie kecil menjadi tertarik dengan pesawat terbang.
Setelah tamat dari sekolah dasar, Habibie muda melanjutkan pendidikannya di SMAK, Dago. Di sekolah ini iapun juga menunjukan prestasi yang gemilang, terutama pada pelajaran eksakta.
Pada tahun 1954, Habibie muda melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia Bandung yang kini menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknik Mesin. Semasa kuliah di ITB, Habibie muda dibiayai oleh ibunya. Hingga pada akhirnya ia mendapat beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk kuliah di Jerman.
2. B.J. Habibie Kuliah di Jerman
Pada akhirnya pada 1955, Habibie muda menjalani pendidikannya di Aachen, Jerman Barat, tepatnya di Rhenisch Wesfalische Aachen Tehnische Hochscule (RWATH) mengambil jurusan Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang Fakultas Teknik Mesin. Masa-masa kuliah di Jerman, Habibie muda tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sangat berharga itu. Ia pun berusaha dengan semaksimal mungkin dan pada masa libur kuliah ia tidak menggunakan waktu libur untuk rekreasi mengunjungi tempat-tempat yang menarik di Jerman. Akan tetapi, ia menggunakan waktu luang itu untuk bekerja di paruh waktu. Uang yang ia dapatkan digunakan untuk membeli berbagai buku untuk menunjang kuliahnya.
Habibie muda menghabiskan waktu 10 tahun untuk menyelesaikan studinya di Jerman. Selama 5 tahun belajar di Jerman, Habibie telah mendapat gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik (catatan : diploma teknik di Jerman umumnya disetarakan dengan gelar Master/S2 di negara lain) dengan predikat summa cum laude pada tahun 1960.
Sebelum melanyelesaikan kuliah program doktoral di Jerman, B.J. Habibie menikahi Hasri Ainun Besari teman SMAnya pada 12 Mei 1962. Hasri Ainun yang telah dinikahi oleh Pak Habibie pun diboyong ke Jerman, sehingga Pak Habibie harus kuliah sambil bekerja. Hingga pada tanggal 22 Mei 2010 Ibu Ainun meninggal dunia di kota Munchen, Jerman.
Perjuangan yang berat telah dilalui oleh Pak Habibie pada saat kuliahnya. Ia harus menafkahi keluarga dan kuliahnya. Hingga pada akhirnya pada tahun 1965, ia lulus mendapatkan program doktoral dan mendapat predikat summa cum-laude. Setelah lulus dan mendapatkan gelar Doktor pak Habibie masih menetap di Jerman dan bekerja di sana.
3. B.J. Habibie Bekerja di Jerman
Di jerman pak Habibie bekerja di perusahaan besar bernama Messerchmitt-Bolkow-Blohm. Sebuah perusahaan penerbangan yang terletak di kota Hamburg. Di perusahaan itu pak Habibie pernah dipromosikan sebagai wakil presiden perusahaan dan di perusahaan itu pula pak Habibie mengembangkan teori termodinamis, konstruksi dan aerodinamis. Beliau pun berhasil dalam mengembangkan teori tersebut dan di kenal dengan istilah Habibie Factor, Habibie Theorem, dan Habibie method.
Sebelumnya memang karya ilmiah (Tesis) pak Habibie telah menarik sejumlah perusahaan besar di Jerman seperti Boeing dan Airbus.
4. Kembali Ke Indonesia
Setelah lama tinggal di jerman, akhirnya pak Habibie pulang ke Tanah Air Indonesia pada tahun 1973. Pada tahun 1974 pak Habibie di rekrut oleh Presiden Soeharto untuk memimpin pengembangan industri Indonesia dan diberi jabatan sebagai CEO dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Pada tahun 1976, pak Habibie menjadi pimpinan dari PT Dirgantara Indonesia. Tahun 1978, pak Habibie mendapat jabatan baru sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Sekitar 20 tahun pak Habibie memegang jabatan ini.
5. Pak Habibie Menjadi Presiden RI yang Ke-3
B.J. Habibie yang telah berperan penting bagi industri Indonesia yang merupakan bagian dari kepemerintahan Presiden Soeharto. Sehingga pak Habibie termasuk bagian dari partai politik Golongan Karya (Golkar). Pada 11 Maret 1998, pak Habibie menjadi Wakil Presiden dari Presiden Soeharto. Pada tahun yang sama, tepatnya pada 21 Mei, pak Habibie diangkat menjadi Presiden RI oleh pak Soeharto karena ia telah mengundurkan diri.
Perjalanan karier pak Habibie sebagai presiden tidak berlangsung lama hanya sekitar 1 tahun 5 bulan. Pada tangga 20 Oktober 1999, pak Habibie turun dari jabatannya. Walaupun hanya sebentar, pak Habibie sudah memberikan konstribusi kepada Indonesia. Ia mampu membuat kebijaksanaan dalam peraturan kebebasan beraspirasi bagi masyarakat dan mampu menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.
Artikel Berkaitan:
Biografi Singkat Soeharto Dari Lahir Hingga Wafat
Sejak awal Pak Habibie terlahir dari keluarga yang cukup mampu. Keluarga pak Habibie pun termasuk keluarga yang religius, sehingga pak Habibie sejak kecil sudah diberi bekal agama yang kuat. Pak Habibie juga dikenal dengan sosok yang jenius di Indonesia bahkan di kancah Internasional pun pak Habibie telah diakui. Dan yang paling penting, Pak Habibie merupakan sosok yang patut dicontoh dalam hal perjuagannya semasa menuntut ilmu. Beliau tidak pantang menyerah walaupun harus bekerja paruh waktu untuk mencari nafkah ditengah-tengah kuliahnya.
Biodata Singkat B.J. Habibie
Sebelum melangkah lebih jauh untuk mengenal B.J. Habibie, alangkah baiknya kita mengetahui biodata dari B.J. Habibie. Tujuannya adalah untuk memudahkan kita dalam mengenal biografi B.J. Habibie.B.J. Habibie |
Nama Lengkap:
Prof. DR (HC). Ing. Dr. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
Nama Panggilan:
Rudy
Tempat dan Tanggal lahir:
Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936
Orang Tua:
Ayah: Alwi Abdul Jalil Babibie
Ibu: R.A. Tuti Marini Puspowardojo (dibaca; Puspowardoyo)
Istri:
Hasri Ainun Habibie
Dikaruniai Anak:
Ilham Akabar dan Thareq Kemal
Saudara Kandung:
Junus (Yunus) Effendi Habibie, Alwini Karsum Habibie, Satoto Mohammad Duhri Habibie, Sri Sulakmini, Habibie, Sri Rahayu Fatima Habibie, Sri Rejeki Habibie, Ali Buntarman, Suyatim Abbdurrahman Habibie.
Pendidikan:
- Pernah di SMAK Dago
- Teknik Mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung yang sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB)
- Studi Teknik Penerbangan, Spesialis Konstruksi pesawat terbang di RWTH Aachen, Jerman Barat.
Biografi B.J. Habibie
B.J. Habibie merupakan orang yang sangat jenius. Beliau dalam karier pendidikannya pernah mendapatkan predikat summa cum laude di salah satu Universitas Jerman Barat. Di dalam film Habibie Ainun, pak Habibie mengalami banyak suka dan duka. Perjuangannya saat akan meraih gelar s3nya di Jerman Barat banyak cobaan, akan tetapi beliau masih tetap semangat dalam memperjuangkannya. Memang dalam hal pendidikan pak Habibie sangat patut untuk dicontoh.1. Masa Kecil dan Pendidikan B.J. Habibie
Keluarga pak Habibie termasuk keluarga yang religius, oleh sebab itu, masa kecil pak Habibie sudah ditanamkan karakter yang religius juga. Ayah beliau sering membacakan ayat-ayat al-Qur'an di masa kecilnya. Habibie kecil pun merasa dirinya tenang jika dibacakan al-Qur'an oleh ayahnya. Maka dari itu, pada umur 3 tahun Habibie kecil sudah dapat membaca al-Qur'an dengan lancar.
Sosok Habibie kecil memang sudah dikenal sebagai anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sejak kecil pun pak Habibie sudah memiliki sifat yang tegas dan berpegang pada prinsip. Namun pada umur 14 tahun tepatnya pada 3 September 1950, Habibie keci telah mengalami cobaan yang sangat berat. Ayah tercinta yang selama ini menyayanginya meninggal dunia lantaran serangan jangtung. Kejadian itu membuat ibu tercinta Habibie menjual rumah dan pindah ke Bandung.
Sebelum pindah ke Bandung, ada kejadian yang cukup menarik untuk diceritakan. Kejadian itu ketika pesawat Perang Dunia II merusak desa yang ditinggalinya. Habibie kecil pun menjadi benci dengan pesawat terbang. Namun Ayah tercintanya memberi pengertian kepadanya bahwa, tidak semua pesawat itu jahat. Akhirnya Habibie kecil menjadi tertarik dengan pesawat terbang.
Setelah tamat dari sekolah dasar, Habibie muda melanjutkan pendidikannya di SMAK, Dago. Di sekolah ini iapun juga menunjukan prestasi yang gemilang, terutama pada pelajaran eksakta.
Pada tahun 1954, Habibie muda melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia Bandung yang kini menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknik Mesin. Semasa kuliah di ITB, Habibie muda dibiayai oleh ibunya. Hingga pada akhirnya ia mendapat beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk kuliah di Jerman.
2. B.J. Habibie Kuliah di Jerman
Pada akhirnya pada 1955, Habibie muda menjalani pendidikannya di Aachen, Jerman Barat, tepatnya di Rhenisch Wesfalische Aachen Tehnische Hochscule (RWATH) mengambil jurusan Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang Fakultas Teknik Mesin. Masa-masa kuliah di Jerman, Habibie muda tidak menyia-nyiakan kesempatan yang sangat berharga itu. Ia pun berusaha dengan semaksimal mungkin dan pada masa libur kuliah ia tidak menggunakan waktu libur untuk rekreasi mengunjungi tempat-tempat yang menarik di Jerman. Akan tetapi, ia menggunakan waktu luang itu untuk bekerja di paruh waktu. Uang yang ia dapatkan digunakan untuk membeli berbagai buku untuk menunjang kuliahnya.
Habibie muda menghabiskan waktu 10 tahun untuk menyelesaikan studinya di Jerman. Selama 5 tahun belajar di Jerman, Habibie telah mendapat gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik (catatan : diploma teknik di Jerman umumnya disetarakan dengan gelar Master/S2 di negara lain) dengan predikat summa cum laude pada tahun 1960.
Sebelum melanyelesaikan kuliah program doktoral di Jerman, B.J. Habibie menikahi Hasri Ainun Besari teman SMAnya pada 12 Mei 1962. Hasri Ainun yang telah dinikahi oleh Pak Habibie pun diboyong ke Jerman, sehingga Pak Habibie harus kuliah sambil bekerja. Hingga pada tanggal 22 Mei 2010 Ibu Ainun meninggal dunia di kota Munchen, Jerman.
Perjuangan yang berat telah dilalui oleh Pak Habibie pada saat kuliahnya. Ia harus menafkahi keluarga dan kuliahnya. Hingga pada akhirnya pada tahun 1965, ia lulus mendapatkan program doktoral dan mendapat predikat summa cum-laude. Setelah lulus dan mendapatkan gelar Doktor pak Habibie masih menetap di Jerman dan bekerja di sana.
3. B.J. Habibie Bekerja di Jerman
Di jerman pak Habibie bekerja di perusahaan besar bernama Messerchmitt-Bolkow-Blohm. Sebuah perusahaan penerbangan yang terletak di kota Hamburg. Di perusahaan itu pak Habibie pernah dipromosikan sebagai wakil presiden perusahaan dan di perusahaan itu pula pak Habibie mengembangkan teori termodinamis, konstruksi dan aerodinamis. Beliau pun berhasil dalam mengembangkan teori tersebut dan di kenal dengan istilah Habibie Factor, Habibie Theorem, dan Habibie method.
Sebelumnya memang karya ilmiah (Tesis) pak Habibie telah menarik sejumlah perusahaan besar di Jerman seperti Boeing dan Airbus.
4. Kembali Ke Indonesia
Setelah lama tinggal di jerman, akhirnya pak Habibie pulang ke Tanah Air Indonesia pada tahun 1973. Pada tahun 1974 pak Habibie di rekrut oleh Presiden Soeharto untuk memimpin pengembangan industri Indonesia dan diberi jabatan sebagai CEO dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Pada tahun 1976, pak Habibie menjadi pimpinan dari PT Dirgantara Indonesia. Tahun 1978, pak Habibie mendapat jabatan baru sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Sekitar 20 tahun pak Habibie memegang jabatan ini.
5. Pak Habibie Menjadi Presiden RI yang Ke-3
B.J. Habibie yang telah berperan penting bagi industri Indonesia yang merupakan bagian dari kepemerintahan Presiden Soeharto. Sehingga pak Habibie termasuk bagian dari partai politik Golongan Karya (Golkar). Pada 11 Maret 1998, pak Habibie menjadi Wakil Presiden dari Presiden Soeharto. Pada tahun yang sama, tepatnya pada 21 Mei, pak Habibie diangkat menjadi Presiden RI oleh pak Soeharto karena ia telah mengundurkan diri.
Pelantikan BJ Habibie Menjadi Presiden |
Artikel Berkaitan:
Biografi Singkat Soeharto Dari Lahir Hingga Wafat
Kesimpulan
Cerita singkat Biografi B.J. Habibie di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut.Sejak awal Pak Habibie terlahir dari keluarga yang cukup mampu. Keluarga pak Habibie pun termasuk keluarga yang religius, sehingga pak Habibie sejak kecil sudah diberi bekal agama yang kuat. Pak Habibie juga dikenal dengan sosok yang jenius di Indonesia bahkan di kancah Internasional pun pak Habibie telah diakui. Dan yang paling penting, Pak Habibie merupakan sosok yang patut dicontoh dalam hal perjuagannya semasa menuntut ilmu. Beliau tidak pantang menyerah walaupun harus bekerja paruh waktu untuk mencari nafkah ditengah-tengah kuliahnya.
Itulah sedikit cerita tentang Biografi B.J. Habibie. Semoga bermanfaat dan menjadikan inspirasi bagi kita semua untuk tetap menuntut ilmu yang setinggi-tingginya.
Artikel Biografi Lain:
Biografi Lengkap Ir. Soekarno dari Lahir Hingga Wafat; Riwayat Hidup Ir. Soekarno
Biografi Lengkap Pangeran Diponegoro
Catatan Penting: Kami mengharap kepada para Pembaca untuk membantu dalam mengembangkan website ini. Apabila dalam penulisan artikel ini terdapat kesalahan, maka silahkan beritahu kami di kolom komentar. Agar dalam penulisan sejarah ini tidak terjadi kekeliruan. Kami menganggap penting SEJARAH, sehingga kami tidak ingin merubah sejarah walaupun hanya sekedar tulisan.
Artikel Biografi Lain:
Biografi Lengkap Ir. Soekarno dari Lahir Hingga Wafat; Riwayat Hidup Ir. Soekarno
Biografi Lengkap Pangeran Diponegoro