Halaman

    Social Items

Ads 728x90

Muawiyah bin Abu Sufyan adalah pendiri Dinasti Umayyah dan resmi menjadi khalifah pada tahun 661 M. Ia merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus saudara tiri Ummu Habibah Ramlah, salah satu istri Rasulullah SAW. Sebenarnya, Utsman bin Affan merupakan khalifah pertama dari Bani Umayyah, namun Muawiyah adalah khalifah yang menjadikan Umyyah sebagai dinasti di kekhalifahan.

muawiyah bin abu sufyan


Muawiyah juga dikenal sebagai khalifah pertama dari Bani Umayyah yang berasal dari garis keturunan Abu Sufyan bin Harb. Nama lengkap Muawiyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan bin Umyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab. Ia memeiliki nama julukan yaitu, Abdurrahman dan al-Quraisyi al-Umawi al-Makki.

Pada masa pemerintahan Khalifah bin Abu Sufyan pusat pemerintahan atau ibu kota telah dipindahkan dari Madinah ke Damaskus. Ia juga telah melanjutkan perluasan wilayah yang telah dilakukan oleh khalifah-khalifah sebelumnya. Disamping itu, Muawiyah juga mengatur tentara dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara Bizantium, membangun administrasi pemerintahan dan menetapkan aturan kiriman pos.

Muawiyah mneninggal pada 22 Rajab tahun 60 H. Menjelang wafatnya, ia mengangkat putranya yang bernama Yazid menjadi putra mahkota untuk melanjutkan kepemimpinan ayahnya. Pada tahun 681 Yazid telah resmi menjadi khalifah. Itu berarti menandakan berakhirnya masa kepemimpinan Muawiyah.

Ciri-Ciri Fisik Muawiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah memiliki fisik berbadan tinggi dan kulit yang putih. Wajahnya tampan serta memiliki aura wibawa yang kuat. Umar bin Khattab pernah berkata bahwa Muawiyah menyukai makanan yang lezat dan bergaya seperti raja. Wajar saja jika Muawiyah seperti itu, karena ia berasal dari kabilah terpandang. Selain itu, Umar berkata demikian bukan bermaksud mengejek Muawiyah, akan tetapi hanya memberi informasi saja bahwa Muawiyah memiliki ciri seperti itu.

Memeluk Agama Islam
Pendapat yang sudah mashur dikalangan umat Islam bahwa Muawiyah masuk Islam pada masa Fatkhul Makkah (Penaklukan Mekkah). Akan tetapi Muawiyah pernah berkata bahwa ia masuk Islam sebelum Penaklukan Mekkah, tepatnya dalam peristiwa Umrah Qadha tahun 7 Hijriah.

Beliau menyembunyikan keimanannya karena pada masa itu Muawiyah dalam posisi yang sangat sulit. Mengingat ayahnya (Abu Sufyan) belum masuk Islam, bahkan Abu Sufyan adalah pemimpin Quraisy yang menentang Nabi Muhammad SAW.

Keturunan Muawiyah
Muawiyah memiliki beberapa anak baik putra maupun putri. Berikut nama-nama anak Muawiyah:

  1. Yazid bin Muawiyah
  2. Abdurrahman bin Muawiyah
  3. Abdullah bin Muawiyah
  4. Ramlah binti Muawiyah
  5. Hindun binti Muawiyah
  6. Aisyah binti Muawiyah
  7. Atikah binti Muawiyah
  8. Shafiyyah binti Muawiyah


Ketengan: "bin" berarti anak laik-laki dan "binti" berarti anak perempuan.

Semasa hidupnya, Muawiyah memiliki beberapa istri. Nama-nama istri Muawiyah adalah Maisun binti al Kalbiyah, Fakhitah binti Qarazhah, Kanud binti Qarazhah, dan Na'ilah binti Imarah.


Sekilas Biografi Muawiyyah bin Abu Sofyan;
Nama: Muawiyah bin Abdu Sufyan
Lahir: pada tahun 602 M di Mekkah, Jazirah Arab
Wafat: 22 Rajab tahun 60 H (26 April 680 M) di Damaskus, Syria
Usia: 77 Tahun
Ayah: Abu Sufyan bin Harb
Ibu Hindun binti Utbah
Berkuasa: selama 20 tahun dari 661-680 M

Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Sebagai khalifah pertama dari Bani Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan memiliki karier yang gemilang dalam kancah politik dan sebagai pemimpin. Selain menjabat sebagai gubernur, ia juga ditunjuk sebagai pemimpin pasukan untuk memperluas kekuasaan Islam.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq, Muawiyah pernah ikut pertempuran dalam Perang Yamamah, yaitu peperangan melawan Musailamah al Kadzab (nabi palsu). Setelah permasalahan internal (pemberontakan) selesai, Abu Bakar mengirim pasukan ke beberapa daerah, salah satunya negeri Syam. Dalam pasukan tersebut, terdapat satu divisi pasukan yang dipimpin oleh Muawiyah.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khatthab, ia pernah ditunjuk sebagai gubernur Syria pada tahun 639. Membentuk angkatan laut Muslim yang pertama kalinya adalah salah satu bukti bahwa ia merupakan gubernur yang cakap dan cerdas. Namun pada masa Khalifah Umar, pasukan angkatan laut belum boleh digunakan karena orang Arab pada saat itu belum begitu akrab dengan lautan. Sehingga, pada masa Utsman bin Affan angkatan laut baru dipergunakan.

Selain menjadi gubernur di masa khalifah Umar, Muawiyah juga pernah ditugaskan untuk membebaskan kota Qaisariyah (Palestina) yang memiliki benteng pertahanan dan pasukan yang kuat. Kegigihannya dalam memimpin pasukan dan berjihad membuat benteng tersebut dapat di tembus dan berhasil menguasainya. Dikisahkan pengepungan kota Qaisariyah memakan waktu hingga 1 bulan.

muawiyah bin abu sufyan
Ilustrasi Muawiyah Memimpin Pasukan

Kedua peristiwa tersebut membuat Muawiyah ditunjuk sebagai gubernur Yordania pada 17 H. Yazid bin Abu Sufyan kemudian meninggal pada tahun 18 H karena penyakit Tha'un. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Khalifah Umar menunjuknya untuk menggantikan posisi Yazid memimpin Damaskus dan Yordania (Ba'labakm dan Balqa).

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Muawiyah adalah seorang gubernur yang paling berpengaruh dan menguasai mayoritas negeri Syam. Meninggalnya dua gubernur Syam membuat Muawiyah menjadi gubernur Syam seluruhnya yang meliputi Palestina, Yordania, Lebanon, dan Syria.

Ia banyak melakukan perluasan wilayah ke beberapa daerah perbatasan Syam, sehingga beberapa daerah berhasil dikuasai. Pada tahun 32 H, Cyprus (Qubrush) telah menginkari perjanjian karena Bizantium. Ia pun kembali berhasil merebut Cyprus dari kekuasaan Bizantium yang semena-mena terhadap negeri jajahannya. Setelah menguasai Cyprus Muawiyah membangun kota-kota baru dan memperbaiki keadaan ekonomi masyarakatnya.

Muawiyah Pada Masa Ali bin Abi Thalib

Sebenarnya Muawiyah sangat menghormati dan mengakui Khalifah Ali bin Abi Thalib karena keutamaanya. Namun karena terdapat perbedaan pendapat tentang hukuman terhadap pelaku pembunuhan Khalifah Utsman, Muawiyah tidak mau baiat terhadap Ali.

Karena situasi dan kondisi yang sangat pelik terjadilah Perang Shiffain antara pihak Ali dan Muawiyah. Kondisi carut-marut dalam tubuh Islam memberi kesempatan kepada musuh Islam untuk membunuh Ali. Saat mendengar terbunuhnya Ali, sebenarnya Muawiyah sangat sedih karena ia menganggap dengan kematian Ali, maka banyak manusia kehilangan keutamaan, fikih, dan ilmu.

Setelah Khalifah Ali meninggal, kaum Muslimin sempat mengangkat Hasan bin Ali (cucu Nabi) sebagai pemimpin Umat Islam. Namun karena keadaan yang sangat pelik membuat Hasan menyerahkan jabatannya kepada Muawiyah di Kuffah setelah enam bulan setelah pengangkatan.

muawiyah bin abu sufyan
Ilustrasi Masa Pemerintahan Muawiyah

Masa Pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan

Khalifah pertama bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia telah memindahkan pusat pemerintahan ke Damakus karena ia telah menjadi gubernur selama 22 tahun di daerah tersebut. Selain itu, ia juga memiliki pendukung yang dapat diandalkan di sana. Muawiyah untuk pertama kalinya membentuk tim pengawal pribadi dengan alasan keamanan dirinya. Muawiyah juga memperkuat pemerintahan dengan mengembangkan armada angkatan laut yang memiliki 1.700 buah kapal.

Dalam peradaban Islam Khalifah Muawiyah berkuasa dari tahun 661 sampai 680 M. Semenjak berkuasa, Muawiyah memulai langkah-langkah untuk merubah sistem pemerintahan dari demokrasi ke sistem monarki. Ia memperkuat barisan militer dan memperluas kekuasaan administratif negara.

Pertama, ia berusaha menertibkan kebijakan militer dengan tetap mempertahankan panglima-panglima Arab yang memimpin pasukan kesukuan Arab. Selanjutnya ia berusaha meningkatkan pendapatan negara dari penghasilan pribadi dan lahan pertanian yang diambil alih dari Bizantium dan Sasania serta dari investasi pembukuan tanah baru dan irigasi.

Sejalan dengan perkembangan administrasi, kehidupan istana kekhilafahan juga teroganisir. Pegawai-pegawai administrasi, pejabat sekretaris raja, para pengawal dan juru tulis mengerumini raja sebagai mana yang telah diakukan oleh kalangan tokoh Arab sebelumnya.

Pos-pos penting dalam pemerintahan masih dijabat oleh tokoh Arab, tetapi aktifitas pemerintahan tidak lagi bergantung kepada dewan-dewan tokoh Arab, melainkan bergantung pada pejabat-pejabat profesional.

Sekalipun administrasi Umayyah bernuansa islami, namun inspirasi yang sebenarnya berasal dari praktek Bizantium dan Sasania. Organisasi kemiliteran Syria mengikuti kemiliteran Bizantium. Di Iraq pola organisasi administrasi menggunakan pola Sasania, yakni menjadi 4 bidang, Bidang Keuangan, bagian surat-menyurat, kemiliteran, dan bidang kedutaan.

Muawiyah Bin Abu Sufyan: Biografi dan Masa Pemerintahan

Muawiyah bin Abu Sufyan adalah pendiri Dinasti Umayyah dan resmi menjadi khalifah pada tahun 661 M. Ia merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW sekaligus saudara tiri Ummu Habibah Ramlah, salah satu istri Rasulullah SAW. Sebenarnya, Utsman bin Affan merupakan khalifah pertama dari Bani Umayyah, namun Muawiyah adalah khalifah yang menjadikan Umyyah sebagai dinasti di kekhalifahan.

muawiyah bin abu sufyan


Muawiyah juga dikenal sebagai khalifah pertama dari Bani Umayyah yang berasal dari garis keturunan Abu Sufyan bin Harb. Nama lengkap Muawiyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan bin Umyyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab. Ia memeiliki nama julukan yaitu, Abdurrahman dan al-Quraisyi al-Umawi al-Makki.

Pada masa pemerintahan Khalifah bin Abu Sufyan pusat pemerintahan atau ibu kota telah dipindahkan dari Madinah ke Damaskus. Ia juga telah melanjutkan perluasan wilayah yang telah dilakukan oleh khalifah-khalifah sebelumnya. Disamping itu, Muawiyah juga mengatur tentara dengan cara baru dengan meniru aturan yang ditetapkan oleh tentara Bizantium, membangun administrasi pemerintahan dan menetapkan aturan kiriman pos.

Muawiyah mneninggal pada 22 Rajab tahun 60 H. Menjelang wafatnya, ia mengangkat putranya yang bernama Yazid menjadi putra mahkota untuk melanjutkan kepemimpinan ayahnya. Pada tahun 681 Yazid telah resmi menjadi khalifah. Itu berarti menandakan berakhirnya masa kepemimpinan Muawiyah.

Ciri-Ciri Fisik Muawiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah memiliki fisik berbadan tinggi dan kulit yang putih. Wajahnya tampan serta memiliki aura wibawa yang kuat. Umar bin Khattab pernah berkata bahwa Muawiyah menyukai makanan yang lezat dan bergaya seperti raja. Wajar saja jika Muawiyah seperti itu, karena ia berasal dari kabilah terpandang. Selain itu, Umar berkata demikian bukan bermaksud mengejek Muawiyah, akan tetapi hanya memberi informasi saja bahwa Muawiyah memiliki ciri seperti itu.

Memeluk Agama Islam
Pendapat yang sudah mashur dikalangan umat Islam bahwa Muawiyah masuk Islam pada masa Fatkhul Makkah (Penaklukan Mekkah). Akan tetapi Muawiyah pernah berkata bahwa ia masuk Islam sebelum Penaklukan Mekkah, tepatnya dalam peristiwa Umrah Qadha tahun 7 Hijriah.

Beliau menyembunyikan keimanannya karena pada masa itu Muawiyah dalam posisi yang sangat sulit. Mengingat ayahnya (Abu Sufyan) belum masuk Islam, bahkan Abu Sufyan adalah pemimpin Quraisy yang menentang Nabi Muhammad SAW.

Keturunan Muawiyah
Muawiyah memiliki beberapa anak baik putra maupun putri. Berikut nama-nama anak Muawiyah:

  1. Yazid bin Muawiyah
  2. Abdurrahman bin Muawiyah
  3. Abdullah bin Muawiyah
  4. Ramlah binti Muawiyah
  5. Hindun binti Muawiyah
  6. Aisyah binti Muawiyah
  7. Atikah binti Muawiyah
  8. Shafiyyah binti Muawiyah


Ketengan: "bin" berarti anak laik-laki dan "binti" berarti anak perempuan.

Semasa hidupnya, Muawiyah memiliki beberapa istri. Nama-nama istri Muawiyah adalah Maisun binti al Kalbiyah, Fakhitah binti Qarazhah, Kanud binti Qarazhah, dan Na'ilah binti Imarah.


Sekilas Biografi Muawiyyah bin Abu Sofyan;
Nama: Muawiyah bin Abdu Sufyan
Lahir: pada tahun 602 M di Mekkah, Jazirah Arab
Wafat: 22 Rajab tahun 60 H (26 April 680 M) di Damaskus, Syria
Usia: 77 Tahun
Ayah: Abu Sufyan bin Harb
Ibu Hindun binti Utbah
Berkuasa: selama 20 tahun dari 661-680 M

Pada Masa Khulafaur Rasyidin

Sebagai khalifah pertama dari Bani Umayyah, Muawiyah bin Abu Sufyan memiliki karier yang gemilang dalam kancah politik dan sebagai pemimpin. Selain menjabat sebagai gubernur, ia juga ditunjuk sebagai pemimpin pasukan untuk memperluas kekuasaan Islam.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq, Muawiyah pernah ikut pertempuran dalam Perang Yamamah, yaitu peperangan melawan Musailamah al Kadzab (nabi palsu). Setelah permasalahan internal (pemberontakan) selesai, Abu Bakar mengirim pasukan ke beberapa daerah, salah satunya negeri Syam. Dalam pasukan tersebut, terdapat satu divisi pasukan yang dipimpin oleh Muawiyah.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khatthab, ia pernah ditunjuk sebagai gubernur Syria pada tahun 639. Membentuk angkatan laut Muslim yang pertama kalinya adalah salah satu bukti bahwa ia merupakan gubernur yang cakap dan cerdas. Namun pada masa Khalifah Umar, pasukan angkatan laut belum boleh digunakan karena orang Arab pada saat itu belum begitu akrab dengan lautan. Sehingga, pada masa Utsman bin Affan angkatan laut baru dipergunakan.

Selain menjadi gubernur di masa khalifah Umar, Muawiyah juga pernah ditugaskan untuk membebaskan kota Qaisariyah (Palestina) yang memiliki benteng pertahanan dan pasukan yang kuat. Kegigihannya dalam memimpin pasukan dan berjihad membuat benteng tersebut dapat di tembus dan berhasil menguasainya. Dikisahkan pengepungan kota Qaisariyah memakan waktu hingga 1 bulan.

muawiyah bin abu sufyan
Ilustrasi Muawiyah Memimpin Pasukan

Kedua peristiwa tersebut membuat Muawiyah ditunjuk sebagai gubernur Yordania pada 17 H. Yazid bin Abu Sufyan kemudian meninggal pada tahun 18 H karena penyakit Tha'un. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Khalifah Umar menunjuknya untuk menggantikan posisi Yazid memimpin Damaskus dan Yordania (Ba'labakm dan Balqa).

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Muawiyah adalah seorang gubernur yang paling berpengaruh dan menguasai mayoritas negeri Syam. Meninggalnya dua gubernur Syam membuat Muawiyah menjadi gubernur Syam seluruhnya yang meliputi Palestina, Yordania, Lebanon, dan Syria.

Ia banyak melakukan perluasan wilayah ke beberapa daerah perbatasan Syam, sehingga beberapa daerah berhasil dikuasai. Pada tahun 32 H, Cyprus (Qubrush) telah menginkari perjanjian karena Bizantium. Ia pun kembali berhasil merebut Cyprus dari kekuasaan Bizantium yang semena-mena terhadap negeri jajahannya. Setelah menguasai Cyprus Muawiyah membangun kota-kota baru dan memperbaiki keadaan ekonomi masyarakatnya.

Muawiyah Pada Masa Ali bin Abi Thalib

Sebenarnya Muawiyah sangat menghormati dan mengakui Khalifah Ali bin Abi Thalib karena keutamaanya. Namun karena terdapat perbedaan pendapat tentang hukuman terhadap pelaku pembunuhan Khalifah Utsman, Muawiyah tidak mau baiat terhadap Ali.

Karena situasi dan kondisi yang sangat pelik terjadilah Perang Shiffain antara pihak Ali dan Muawiyah. Kondisi carut-marut dalam tubuh Islam memberi kesempatan kepada musuh Islam untuk membunuh Ali. Saat mendengar terbunuhnya Ali, sebenarnya Muawiyah sangat sedih karena ia menganggap dengan kematian Ali, maka banyak manusia kehilangan keutamaan, fikih, dan ilmu.

Setelah Khalifah Ali meninggal, kaum Muslimin sempat mengangkat Hasan bin Ali (cucu Nabi) sebagai pemimpin Umat Islam. Namun karena keadaan yang sangat pelik membuat Hasan menyerahkan jabatannya kepada Muawiyah di Kuffah setelah enam bulan setelah pengangkatan.

muawiyah bin abu sufyan
Ilustrasi Masa Pemerintahan Muawiyah

Masa Pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan

Khalifah pertama bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan. Ia telah memindahkan pusat pemerintahan ke Damakus karena ia telah menjadi gubernur selama 22 tahun di daerah tersebut. Selain itu, ia juga memiliki pendukung yang dapat diandalkan di sana. Muawiyah untuk pertama kalinya membentuk tim pengawal pribadi dengan alasan keamanan dirinya. Muawiyah juga memperkuat pemerintahan dengan mengembangkan armada angkatan laut yang memiliki 1.700 buah kapal.

Dalam peradaban Islam Khalifah Muawiyah berkuasa dari tahun 661 sampai 680 M. Semenjak berkuasa, Muawiyah memulai langkah-langkah untuk merubah sistem pemerintahan dari demokrasi ke sistem monarki. Ia memperkuat barisan militer dan memperluas kekuasaan administratif negara.

Pertama, ia berusaha menertibkan kebijakan militer dengan tetap mempertahankan panglima-panglima Arab yang memimpin pasukan kesukuan Arab. Selanjutnya ia berusaha meningkatkan pendapatan negara dari penghasilan pribadi dan lahan pertanian yang diambil alih dari Bizantium dan Sasania serta dari investasi pembukuan tanah baru dan irigasi.

Sejalan dengan perkembangan administrasi, kehidupan istana kekhilafahan juga teroganisir. Pegawai-pegawai administrasi, pejabat sekretaris raja, para pengawal dan juru tulis mengerumini raja sebagai mana yang telah diakukan oleh kalangan tokoh Arab sebelumnya.

Pos-pos penting dalam pemerintahan masih dijabat oleh tokoh Arab, tetapi aktifitas pemerintahan tidak lagi bergantung kepada dewan-dewan tokoh Arab, melainkan bergantung pada pejabat-pejabat profesional.

Sekalipun administrasi Umayyah bernuansa islami, namun inspirasi yang sebenarnya berasal dari praktek Bizantium dan Sasania. Organisasi kemiliteran Syria mengikuti kemiliteran Bizantium. Di Iraq pola organisasi administrasi menggunakan pola Sasania, yakni menjadi 4 bidang, Bidang Keuangan, bagian surat-menyurat, kemiliteran, dan bidang kedutaan.

Subscribe Our Newsletter