Penyerbuan Jerman terhadap Polandia pada 1 September 1939 menandai mulainya Perang Dunia II. Hal tersebut disebabkan oleh tuntutan Jerman yang tidak di dipenuhi oleh Polandia yang tidak mau menyerahkan Kota Danzig. Karena kota Danzig penduduknya berkebangsaan Jerman, maka Jerman kemudian menyerang Polandia.
Tidak lama kemudian, negara-negara Liga Bangsa Bangsa (LBB) terutama Inggris dan Prancis mengumumkan perang terhadap Jerman pada 3 September 1939. Karena Polandia merupakan salah satu negara anggota LBB dan Polandia juga mengadakan perjanjian untuk saling menjamin kemerdekaan masing-masing negara dengan Inggris dan Prancis. Jerman pun tidak tinggal diam, seorang pemimpin Nazi Jerman bernama Adolf Hitler juga mengadakan perjanjian dengan Rusia untuk tidak saling menyerang.
Sebelum penyerbuan Jerman atas Polandia, situasi politik sangat memanas dan menegang. Hingga akhirnya terbentuklah kembali aliansi pada masa Perang Dunia I. Saat itu terdapat 2 paham ideologi yang berkembang dan saling bermusuhan yaitu; Jerman dan Italia menganut paham ultranasionalisme (Nasional-Sosialis Jerman dan Fasisme Italia). Sedangkan Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis menganut paham Demokrasi.
Dengan adanya persaingan ideologi tersebut, maka timbul saling curiga dan tidak aman di berbagai negara, sehingga mereka mencari jalan untuk melindungi negara masing-masing. Jalan yang ditempuh untuk melindungi negaranya masing-masing adalah dengan memperkuat persenjataan dan militer, sehingga persaingan persenjataan dan militer antar negara pun terjadi. Selain itu, bergabung atau beraliansi dengan negara yang lebih kuat merupakan cara yang efektif untuk memperkuat negara dan menjaga negara dari serangan musuh.
Akhirnya, Jerman yang memiliki dendam terhadap Prancis karena kalah dalam Perang Dunia I tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, sehingga mulai menyerang Polandia untuk merebut kota Danzig dan kembali berperang dengan Prancis beserta sekutunya. Di sisi lain, pada tahun 1937 di Asia, Jepang menyerang Cina dan disusul dengan penyerangan Jepang terhadap Pangkalan Armada Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941.
Paling tidak, penjelasan di atas sudah cukup untuk menjadi latar belakang terjadinya Perang Dunia II. Selanjutnya, masuk pada pembahasan inti.
Paling tidak, penjelasan di atas sudah cukup untuk menjadi latar belakang terjadinya Perang Dunia II. Selanjutnya, masuk pada pembahasan inti.
Jalannya Perang Dunia II
Dimulai dari penyerbuan Jerman terhadap Polandia pada 1 September 1939 yang memicu negara Inggris dan Prancis juga menyatakan perang terhadap Jerman pada 3 September 1939. Kemudian setelah Jepang melancarkan serangan mendadak pada 7 Desember 1941 di Pearl Harbour Pangkalan Armada Amerika Serikat, Jepang dan Italia yang menjadi sekutu Jerman segera menyatakan perang kepada Amerika Serikat. Sebenarnya, Amerika Serikat sudah menyatakan dan terlibat perang dengan Jepang terlebih dahulu pada 8 Agustus 1941, dan saat itu Amerika berada di pihak Sekutu.
Yang perlu diingat, bahwa Perang Dunia II melibatkan 3 kelompok besar yaitu, pihak Sekutu yang meliputi negara Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan lain-lain, kemudian Pihak Jerman yang beraliansi dengan Italia dan Jepang, dan yang terakhir adalah Uni Soviet (Rusia).
Pada awal peperangan, Jerman merasa bahwa Rusia tidak akan menyerang Jerman karena telah diadakan perjanjian untuk tidak saling menyerang. Karena perjanjian tersebut, Rusia dianggap Blok Sentral oleh pihak Sekutu. Namun apa yang terjadi, Jerman malah menyerang Rusia terlebih dahulu pada bulan Juni 1941. Hal tersebut membuat negara-negara Sekutu membantu Rusia untuk menghancurkan Jerman di Frort Timur.
Jika ditinjau dari waktu berlangsungnya perang yaitu dari tahun 1939-1945, maka jalannya Perang Dunia 2 dapat dibedakan dalam tiga tahap yaitu:
1. Tahap Permulaan ( 1939-1942)
Pada tahap ini, negara-negara Sentral umumnya selalu menang di berbagai medan pertempuran. Sebaliknya, negara-negara Sekutu hanya bertahan dan kalah.
2. Tahap Titik Balik (1942)
Tahap titik balik ditandai dengan beberapa kekalahan Blok Sentral yaitu; Kalahnya Jepang dalam pertempuran di Laut Karang pada 4 Mei 1942. Jerman dipukul Mundur dalam pertempuran di El Alamien oleh Jendral Montgomery pada 12 Oktober 1942. Jerman kalah dengan tentara Rusia yang dipimpin oleh Jendral Gregory Zhukov dalam pertempuran Stalingrad pada 19 November 1942.
3. Tahap Akhir (1943-1945)
Pada tahap ini negara-negara Sekutu mulai melakukan serangan yang menentukan bagi kekalahan Blok Sentral.
Medan Pertempuran Terjadinya Perang Dunia II
Jika ditinjau dari berbagai medan pertempuran yang telah terjadi, maka jalannya Perang Dunia II dapat terlihat dari dinamika perang sebagai berikut.
1. Penyerangan Terhadap Polandia dan Finlandia
Pada tanggal 1 September 1939, Adolf Hitler pemimpin Nazi Jerman memulai Perang Dunia II dengan mengerahkan 1,7 juta pasukan yang dibekali dengan ratusan pesawat tempur dan persenjataan berat serba modern. Polandia merupakan negara sasaran Jerman pada saat ini. Dalam tempo yang singkat, sebagian besar daerah Polandia berhasil dikuasai. Rusia merasa tidak aman lagi. Oleh karena itu, pada tanggal 17 September 1939 Rusia juga menyerbu Polandia Timur dan berhasil dikuasai pada 27 September 1939.
Inggris dan Prancis yang menjamin kemerdekaan Polandia tidak mungkin lagi untuk menolong Polandia dari kekalahan yang begitu cepat.
Setelah Polandia menyerah, Rusia kemudian mengarah ke Finlandia. Tepat pada tanggal 30 November 1939, Rusia menyerang Finlandia dan berhasil memaksa negara tersebut untuk mengadakan perjanjian yang disodorkan Rusia pada 12 Maret 1940. Dalam perjanjian itu, Finlandia terpaksa menyerahkan kota Karelian Isthmus, Viborg, Pangkalan AL Hangoe, dan sejumlah kepulauan miliknya kepada Rusia.
Penyerangan yang pertama ini merupakan awal dari Jalanya Perang Dunia II dan menjadi salah satu sebab terjadinya Perang Dunia 2, yaitu Jerman menyerang Polandia pada 1 September 1939.
Pada tanggal 9 April 1940, Jerman kembali melancarkan serangan baik laut dan udara ke wilayar Norwegia. Dalam waktu yang singkat, pasukan Jerman berhasil menduduki kota Oslo, Bergen, Trondheim, Stavagar, dan Narvik.
Sebenarnya, pasukan Norwegia yang dibantu oleh Inggri dan Prancis sempat memberikan perlawanan yang sengit. Akan tetapi pada tanggal 30 April 1940, Norwegia terpaksa menyerah kepada Jerman.
Pejabat kepemerintahan Norwegia kemudian melarikan diri ke London (Inggris) untuk melanjutkan perlawanan dari pengasingan. Sementara itu dalam waktu yang sama, pasukan Jerman juga menyerbu Denmark dan dengan mudah mengalahkannya.
Tanpa pemberitahuan apa pun, pasukan Jerman melancarkan serang kilat ke Belanda, Belgia, dan Luxemberg pada 10 Mei 1940. Ratu Wilhelmina dari Belanda melarikan diri ke London. Sedangkan Raja Leopold III memerintahkan Belgia untuk menyerah kepada Jerman pada 26 Mei 1940. Sementara itu pasukan Inggris yang dikirim untuk membantu Belgia terkepung di Pelabuhan Dunkirk. Namun sejumlah pasukan Inggris berhasil menyelamatkan diri dan kembali ke Inggris.
Melalui Kota Sedan, pada awal Juni 1940 pasukan Jerman yang telah berhasil menduduki Luxemburg bersiap-siap untuk menyerang Prancis. Pertempuran sengit yang terjadi pada 15 Juni 1949 di Kota Verdum membuat kemerdekaan Prancis tidak dapat diselamatkan. Lebih dari setengah wilayah Prancis telah direbut oleh pasukan Jerman dalam waktu yang singkat.
Akhirnya, pada tanggal 22 Juni, melalui Jenderal Petain, menandatangani penyerahan Prancis kepada Jerman. Kemudian Jenderal Petain di kota Vichy membentuk pemerintahan Prancis yang tunduk kepada Jerman. Pasukan Perancis yang tetap setia kepada Perancis, di bawah pimpinan Jenderal Charles de Gaulle, melakukan perlawanan dengan mendirikan pemerintahan pengasingan di Kota London.
Kekalahan Prancis membuat perhatian Jerman di Front Barat dialihkan ke Inggris. Dengan mengerahkan angkatan laut dan udara, Jerman berusaha mematahkan perlawanan Inggris. Pertengahan Agustus 1940, Jerman mengerahkan seribu pesawat tempur setiap hari untuk menggempur kota-kota yang ada di wilayah Inggris, baik siang dan malam. Sebagai akibatnya, banyak pusat industri yang hancur dan ribuan penduduk kota London terbunuh dan luka.
Inggris mengalami kualahan atas serangan yang dilancarkan oleh Jerman, sehingga meminta bantuan kepada Amerika Serikat pada 2 September 1940. Dengan bantuan Amerika Serikat, pasukan Inggris kembali bangkit dan dapat mengimbangi kekuatan tempur Jerman. Bahkan pertahanan Inggris yang dapat membendung serangan-serangan Jerman membuat frustasi angkatan udara Jerman.
Akibatnya, kerja sama yang melibatkan poros Roma, Berlin, dan Tokyo dipererat dengan ditandatanganinya kerja sama militer antara Jerman, Italia, dan Jepang pada 27 September 1940. Namun, dengan mengalirnya uang, senjata, dan bahan makanan, bahkan kesepakatan untuk menstandarkan persenjataan mereka, Inggris dapat bertahan dari serangan Jerman.
Jalanya Perang Dunia II kembali berkobar antara Jerman dan Rusia pada Juni 1941 sampai dengan Desember 1944. Tanpa menghiraukan perjanjian nonagresi, Jerman menyerbu Rusia pada 22 Juni 1941. Dalam serangan kilat ini, Jerman berhasil memukul mundur tentara Rusia ke arah Timur. Antara Juni hingga November 1941, garis pertempuran Front Timur ini membentang dari utara kota Riga di Latvia sampai selatan kota Sevastopol di Semenanjung Krim.
Rusia yang mundur ke Timur meminta bantuan Inggris dan Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Oktober 1941, Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia menandatangani protokol Moskow. Isi perjanjian itu adalah bahwa Inggris dan Amerika akan memberi bantuan kebutuhan-kebutuhan pokok kepada Rusia selama 9 bulan. Selain itu Amerika juga memberikan pinjaman uang sebesar 1 Miliar US Dolar.
Pasukan Jerman dan aliansi maju lebih jauh ke pedalaman Rusia pada 1942. Dengan demikian, daerah yang dikuasai Jerman membentang dari utara kota Leningra, Stalingrad sampai ke selatan di wilayah pegunungan Kaukasus.
Kendati demikian, Rusia belum menyerah. Pada 26 Mei 1943, Rusia mengadakan pakta milier dengan Inggris untuk jangka waktu 20 Tahun. Dengan bantuan Inggris dan Amerika, serta menggunakan taktik bumi hangus, Rusia berhasil menahan laju pasukan Jerman.
Akhirnya, Rusia mengadakan serangan besar-besaran pada tahun 1943. Serangan tersebut di bagian selatan dan utara secara serempak dan berhasil memukul mundur sebanyak 22 divisi pasukan Jerman di bagian Selatan. Kemenangan ini membangkitkan semangat juang Rusia. Mereka semakin bersemangat ketika Inggris dan Amerika Serikat mengirim bantuan 4.100 pesawat tempur dan 138.000 motor dari berbagai jenis. Sehingga gerak laju pasukan Rusia ke Barat seperti tidak mungkin dibendung.
Rusia melancarkan serangan yang lebih jauh lagi. Dengan dukungan sebanyak 275 divisi pasukan, Rusia terus memukul mundur Jerman. Pada akhir 1943, pasukan Rusia berhasil maju sampai ke sepenjang Sungai Dnieper dan dapat kembali menguasai kota Kiev.
Pada tahun 1944, langkah maju pasukan Rusia semakin tak dapat dibendung lagi. Kota demi kota dapat direbut kembali. Bahkan, pada tanggal 24 Agustus 1944, Rumania menyerah kepada Rusia. Bulgaria menyerah kepada Rusia pada tanggal 20 Oktober 1944. Sesudah itu, Rusia terus melancarkan serangan sampai memasuki wilayah Jerman dan menggempur kota Berlin dari arah timur.
Peperangan antara Jerman dan Rusia telah dimenangkan oleh pihak Rusia. Sementara itu pada tahun 1940 hingga 1943, di Afrika juga terdapat peperangan antara Italia dengan Prancis dan Inggris. Dalam peperangan ini, ternyata Jerman juga ikut membantu Italia sebagai alaiansianya. Jadi jalanya Perang Dunia II di kawasan Afrika ada dua aliansi yaitu, pihak Italia dan Jerman melawan Prancis dan Inggris.
Peperangan di Afrika dan Laut Tengah pecah sejak Italia menyatakan perang terhadap Prancis dan Inggris pada 10 Juni 1940. Italia tidak hanya menyerang Prancis Selatan, namun juga menyerang pasukan Inggris dan Prancis di Afrika Utara dan Timur. Akan tetapi pasukan Italia dapat dipukul mundur oleh pasukan Prancis dan Inggris yang dipimpin oleh Jenderal Montgomey pada 5 Januari 1941.
Jerman pun tidak tinggal diam atas kekalahan Italia sebagai aliansinya. Jenderal Erwin Rommel dari Jerman segera turun tangan memimpin pasukannya menyerbu Libya. Jenderal Rommel dengan mudah mengalahkan pasukan Inggris di Bardia dan Sollum. Montgomery terpaksa mundur sampai ke perbatasan Mesir di kota Tobruk p ada t anggal 2 0 April 1 941. B ahkan pada bulan Juni 1941, pasukan Rommel telah merebut kota El Alamein yang terletak 70 mil jauhnya dari Alexandria. Dengan demikian, medan perang Afrika Utara sepenuhnya telah dikuasai oleh Jerman dan Italia.
Mulai bulan November 1942, Sekutu (Prancis, Inggris, dll) memutar haluan untuk mengatur strategi baru karena baru mengalami kekalahan. Jenderal Montgomery memancing pasukan Jerman untuk terus maju ke Kairo, Mesir dan bermaksud untuk memukul pasukan Jerman dari Belakang lewat Tripoli.
Pada tanggal 7-11 November 1942, pasukan Amerika Serikat Mendarat di Maroko dan Aljazair. Inggris di bawah pimpinan Montgomery kemudian menyerbu pertahanan Jerman dari belakang di El Alamien. Serangan mendadak membokong ini ternyata berhasil menghancurkan pasukan Jerman.
Kemenangan di El Alamein kembali membangkitkan semangat tempur pasukan Sekutu di Afrika. Pada tanggal 24 Januari 1943, Tripoli sudah dapat direbut kembali oleh pasukan pimpinan Montgomery. Gerakan bersama pasukan Amerika, Inggris, dan Prancis berhasil mengalahkan pasukan Jerman.
Pada tanggal 8 dan 12 Mei 1943, Jerman menyerah di Tunisia dan Bezerte. Dengan kemenangan itu, selesailah Perang Dunia II di Afrika. Segera setelah itu, pasukan Sekutu tidak menyia-nyiakan waktu untuk menyerbu Italia dari arah selatan.
Pada tanggal 10 Juli 1943, pasukan gabungan Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada ,mendarat di Sicilia yang di pimpin oleh Jenderal Dwight D. Eisenhower. Pulau Sicilia diserbu oleh pasukan gabungan Inggris dan Kanada yang mendarat di pantai timur. Pesawat-pesawat Sekutu mengebom kota-kota yang penting di Italia. Pada akhir Juli 1943, pengeboman terus-menerus ini membuat Sicilia jatuh ke tangan Sekutu dalam waktu singkat.
Seorang diktator Perdana Menteri Italia, Benito Mussolini dipaksa untuk turun tahta yang kemudian digantikan oleh Marsekal Petrus Bodoglio pada 23 Juli 1943. Mussolini pun sempat dipenjarakan dan sempat berhasil dibebaskan oleh tentara Jerman, namun Musolini tertembak ketika melarikan diri ke Swiss pada 28 April 1944.
Pemerintah baru Italia tidak mau begitu saja menyerah. Perlawanan terus diberikan terhadap Sekutu. Ketika Sekutu mencoba menyeberangi Selat Messina pada tanggal 18 Agustus 1943, terjadilah pertempuran sengit. Dalam pertempuran ini, pihak Sekutu kehilangan pasukan. Barulah pada tanggal 8 September 1943 Sekutu dapat mendarat di Italia.
Pasukan Sekutu memaksa pemerintah baru Italia pimpinan Bodoglio menyerah tanpa syarat. Penyerahan itu terjadi setelah pertahanan Garis Gustav di Selatan Roma dan Garis Gothic di utara Roma jatuh ke tangan Sekutu. Sisa-sisa pasukan Jerman, Austria, dan Italia masih terus mengadakan perlawanan. Baru pada tanggal 12 Agustus 1944, semuanya dipukul habis di Florence.
Kekalahan Jerman di Front Timur, Jatuhnya Italia ke tangan Sekutu, macetnya gempuran terhadap Inggris di Front Barat, dan ikutnya Amerika Serikat dalam perang telah membuat Jerman terpikul hebat. Keadaan menjadi berbalik. Jerman menjadi pihak yang bertahan, sedangkan Sekutu menjadi pihak yang menyerang.
Jatuhnya Jerman di Front Selatan telah memberi kesempatan kepada Sekutu untuk melancarkan serangan terbesar ke daratan Eropa. Serangan itu direncanakan pada D-Day yang jatuh pada 6 Juni 1944. Serangan dilaksanakan setelah dilakukan persiapan besar di Inggris dan pulau-pulau di Selat Kanal.
Dengan tulang punggung Amerika Serikat dan Inggris, Sekutu membentuk satuan ekspedisi khusus yang disebut Allied Expeditionary Forces yang dipimpin oleh Jenderal Eiseshower. Serangan ini didukung AD, AL, dan AU yang meliputi 10.000 pesawat tempur dan 4.000 kapal perang. Pasukan Sekutu diseberangkan dari Inggris ke Pantai Perancis melalui Semenanjung Normandia.
Pendaratan besarbesaran yang dilakukan pada malam hari dan dilakukan sampai dengan bulan Agustus 1944 ini berhasil mendaratkan sebanyak 2.200.000 tentara, 450.000 kendaraan perang, dan 4.000.000 ton perbekalan.
Dengan kekuatan sebesar itu, pasukan Sekutu selangkah demi selangkah merebut kota-kota di Perancis dan Belgia. Dengan serangan itu, rakyat di kedua negara itu tergugah untuk segera bangkit melawan Jerman. Akhirnya, pada tanggal 24 Agustus 1944, kota Paris dapat dibebaskan. Kemudian, pada tanggal 2 September 1944, Brussel dibebaskan.
Kemajuan pasukan Sekutu ini tidak membuat pasukan Jerman gentar. Komandan tertinggi pasukan Jerman di Front Barat, Jenderal Karl von Rundstedt, justru melancarkan serangan hebat pada bulan Desember 1944. Dalam pertempuran yang terjadi di Bulge, perbatasan Belgia dan Luxemburg pada tanggal 16 -25 Desember 1944, pasukan Sekutu terpukul dan terpaksa mundur sampai di lembah Sungai Meuse.
Dalam bulan Juli - Desember 1944 , angkatan udara Jerman menghujani London dengan bom paling modern saat itu, V1 dan V2. Bom ini adalah sejenis roket yang dikendalikan dari jarak jauh. Namun, tekanan Sekutu dari segala arah terhadap Jerman telah membuat V1 dan V2 tidak berdaya.
Meskipun pasukan Jerman memberikan perlawanan sengit sampai akhir tahun 1944, perlawanan itu tidak lagi membawa dampak besar. Kejayaan Jerman telah pudar dan tinggal sisa-sisanya saja. Pada awal tahun 1945, tidak ada lagi yang percaya bahwa Jerman akan memenangkan perang. Sekutu telah mengepung seluruh perbatasan Jerman. Rakyat di Jerman sendiri putus asa, sehingga kehidupan industri, ekonomi, tentara, dan politiknya kacau balau.
Pasukan Jerman hancur di medan selatan, timur, dan barat pada awal tahun 1945. Di Front Timur, pasukan Rusia telah merebut Warsawa, Krakow, dan Lozt pada pertengahan Januari 1945. Kemudian, pada awal Februari 1945, di Front Barat, pasukan Inggris merebut Nijmegen. Pasukan Amerika merebut Trier, Cologne dan menyeberangi lembah Ruhr.
Pada bulan April 1945, pasukan Amerika dan Rusia telah bertemu di sepanjang Sungai Elbe. Tinggal kota Berlin yang masih tetap bertahan. Sementara itu, angkatan udara Sekutu terus menghujani kota-kota di Jerman untuk mendukung serangan pasukan infantri di darat.
Hitler yang putus asa melihat keadaan tersebut, pada tanggal 30 April 1945, melakukan bunuh diri. Tampuk kepemimpinan diserahkan kepada Laksamana Doenitz. Meninggalnya Hitler serta menyerahnya pasukan Jerman di Austria tidak membuat Laksamana Doenitz segera menyerah. Setelah seluruh Berlin diserbu oleh pasukan Sekutu, Jenderal Doenitz menyerah tanpa syarat pada tanggal 7 Mei 1945 kepada Sekutu. Dengan penyerahan pasukan Jerman ini, Perang Dunia II di Eropa berakhir.
Setelah Perang Dunia 2 berakhir maka diadakan perjanjian antara pihak yang menang dengan yang kalah. Perjanjian Setelah Perang Dunia 2 itu di antaranya Perjanjian Potsdam dan perjanjian San Fransisco. Akibat Perang Dunia 2 juga berdampak kepada seluruh dunia, baik di bidang politik, ekonomi, dan lain-lain.
Sebenarnya masih ada satu lagi pertempuran yang berada di wilayah Asia Pasifik yang disebut dengan Perang Pasifik. Namun karena artikel ini sudah sangat panjang, maka akan ditulis pada artikel berikutnya. Dan itulah jalanya Perang Dunia 2 yang sangat seru, namun sangat mengerikan jika kita berada dalam medan perang.
Inggris dan Prancis yang menjamin kemerdekaan Polandia tidak mungkin lagi untuk menolong Polandia dari kekalahan yang begitu cepat.
Setelah Polandia menyerah, Rusia kemudian mengarah ke Finlandia. Tepat pada tanggal 30 November 1939, Rusia menyerang Finlandia dan berhasil memaksa negara tersebut untuk mengadakan perjanjian yang disodorkan Rusia pada 12 Maret 1940. Dalam perjanjian itu, Finlandia terpaksa menyerahkan kota Karelian Isthmus, Viborg, Pangkalan AL Hangoe, dan sejumlah kepulauan miliknya kepada Rusia.
Penyerangan yang pertama ini merupakan awal dari Jalanya Perang Dunia II dan menjadi salah satu sebab terjadinya Perang Dunia 2, yaitu Jerman menyerang Polandia pada 1 September 1939.
2. Penyerbuan Jerman ke Norwegia dan Denmark
Pada tanggal 9 April 1940, Jerman kembali melancarkan serangan baik laut dan udara ke wilayar Norwegia. Dalam waktu yang singkat, pasukan Jerman berhasil menduduki kota Oslo, Bergen, Trondheim, Stavagar, dan Narvik.
Sebenarnya, pasukan Norwegia yang dibantu oleh Inggri dan Prancis sempat memberikan perlawanan yang sengit. Akan tetapi pada tanggal 30 April 1940, Norwegia terpaksa menyerah kepada Jerman.
Pejabat kepemerintahan Norwegia kemudian melarikan diri ke London (Inggris) untuk melanjutkan perlawanan dari pengasingan. Sementara itu dalam waktu yang sama, pasukan Jerman juga menyerbu Denmark dan dengan mudah mengalahkannya.
3. Kekalahan Belanda, Belgia dan Prancis
Tanpa pemberitahuan apa pun, pasukan Jerman melancarkan serang kilat ke Belanda, Belgia, dan Luxemberg pada 10 Mei 1940. Ratu Wilhelmina dari Belanda melarikan diri ke London. Sedangkan Raja Leopold III memerintahkan Belgia untuk menyerah kepada Jerman pada 26 Mei 1940. Sementara itu pasukan Inggris yang dikirim untuk membantu Belgia terkepung di Pelabuhan Dunkirk. Namun sejumlah pasukan Inggris berhasil menyelamatkan diri dan kembali ke Inggris.
Melalui Kota Sedan, pada awal Juni 1940 pasukan Jerman yang telah berhasil menduduki Luxemburg bersiap-siap untuk menyerang Prancis. Pertempuran sengit yang terjadi pada 15 Juni 1949 di Kota Verdum membuat kemerdekaan Prancis tidak dapat diselamatkan. Lebih dari setengah wilayah Prancis telah direbut oleh pasukan Jerman dalam waktu yang singkat.
Akhirnya, pada tanggal 22 Juni, melalui Jenderal Petain, menandatangani penyerahan Prancis kepada Jerman. Kemudian Jenderal Petain di kota Vichy membentuk pemerintahan Prancis yang tunduk kepada Jerman. Pasukan Perancis yang tetap setia kepada Perancis, di bawah pimpinan Jenderal Charles de Gaulle, melakukan perlawanan dengan mendirikan pemerintahan pengasingan di Kota London.
4. Pertempuran Sengit Antara Jerman Dan Inggris
Kekalahan Prancis membuat perhatian Jerman di Front Barat dialihkan ke Inggris. Dengan mengerahkan angkatan laut dan udara, Jerman berusaha mematahkan perlawanan Inggris. Pertengahan Agustus 1940, Jerman mengerahkan seribu pesawat tempur setiap hari untuk menggempur kota-kota yang ada di wilayah Inggris, baik siang dan malam. Sebagai akibatnya, banyak pusat industri yang hancur dan ribuan penduduk kota London terbunuh dan luka.
Inggris mengalami kualahan atas serangan yang dilancarkan oleh Jerman, sehingga meminta bantuan kepada Amerika Serikat pada 2 September 1940. Dengan bantuan Amerika Serikat, pasukan Inggris kembali bangkit dan dapat mengimbangi kekuatan tempur Jerman. Bahkan pertahanan Inggris yang dapat membendung serangan-serangan Jerman membuat frustasi angkatan udara Jerman.
Akibatnya, kerja sama yang melibatkan poros Roma, Berlin, dan Tokyo dipererat dengan ditandatanganinya kerja sama militer antara Jerman, Italia, dan Jepang pada 27 September 1940. Namun, dengan mengalirnya uang, senjata, dan bahan makanan, bahkan kesepakatan untuk menstandarkan persenjataan mereka, Inggris dapat bertahan dari serangan Jerman.
5. Pertempuran Sengit Antara Jerman dan Rusia
Jalanya Perang Dunia II kembali berkobar antara Jerman dan Rusia pada Juni 1941 sampai dengan Desember 1944. Tanpa menghiraukan perjanjian nonagresi, Jerman menyerbu Rusia pada 22 Juni 1941. Dalam serangan kilat ini, Jerman berhasil memukul mundur tentara Rusia ke arah Timur. Antara Juni hingga November 1941, garis pertempuran Front Timur ini membentang dari utara kota Riga di Latvia sampai selatan kota Sevastopol di Semenanjung Krim.
Rusia yang mundur ke Timur meminta bantuan Inggris dan Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Oktober 1941, Inggris, Amerika Serikat, dan Rusia menandatangani protokol Moskow. Isi perjanjian itu adalah bahwa Inggris dan Amerika akan memberi bantuan kebutuhan-kebutuhan pokok kepada Rusia selama 9 bulan. Selain itu Amerika juga memberikan pinjaman uang sebesar 1 Miliar US Dolar.
Pasukan Jerman dan aliansi maju lebih jauh ke pedalaman Rusia pada 1942. Dengan demikian, daerah yang dikuasai Jerman membentang dari utara kota Leningra, Stalingrad sampai ke selatan di wilayah pegunungan Kaukasus.
Kendati demikian, Rusia belum menyerah. Pada 26 Mei 1943, Rusia mengadakan pakta milier dengan Inggris untuk jangka waktu 20 Tahun. Dengan bantuan Inggris dan Amerika, serta menggunakan taktik bumi hangus, Rusia berhasil menahan laju pasukan Jerman.
Akhirnya, Rusia mengadakan serangan besar-besaran pada tahun 1943. Serangan tersebut di bagian selatan dan utara secara serempak dan berhasil memukul mundur sebanyak 22 divisi pasukan Jerman di bagian Selatan. Kemenangan ini membangkitkan semangat juang Rusia. Mereka semakin bersemangat ketika Inggris dan Amerika Serikat mengirim bantuan 4.100 pesawat tempur dan 138.000 motor dari berbagai jenis. Sehingga gerak laju pasukan Rusia ke Barat seperti tidak mungkin dibendung.
Rusia melancarkan serangan yang lebih jauh lagi. Dengan dukungan sebanyak 275 divisi pasukan, Rusia terus memukul mundur Jerman. Pada akhir 1943, pasukan Rusia berhasil maju sampai ke sepenjang Sungai Dnieper dan dapat kembali menguasai kota Kiev.
Pada tahun 1944, langkah maju pasukan Rusia semakin tak dapat dibendung lagi. Kota demi kota dapat direbut kembali. Bahkan, pada tanggal 24 Agustus 1944, Rumania menyerah kepada Rusia. Bulgaria menyerah kepada Rusia pada tanggal 20 Oktober 1944. Sesudah itu, Rusia terus melancarkan serangan sampai memasuki wilayah Jerman dan menggempur kota Berlin dari arah timur.
6. Perang di Afrika
Peperangan antara Jerman dan Rusia telah dimenangkan oleh pihak Rusia. Sementara itu pada tahun 1940 hingga 1943, di Afrika juga terdapat peperangan antara Italia dengan Prancis dan Inggris. Dalam peperangan ini, ternyata Jerman juga ikut membantu Italia sebagai alaiansianya. Jadi jalanya Perang Dunia II di kawasan Afrika ada dua aliansi yaitu, pihak Italia dan Jerman melawan Prancis dan Inggris.
Peperangan di Afrika dan Laut Tengah pecah sejak Italia menyatakan perang terhadap Prancis dan Inggris pada 10 Juni 1940. Italia tidak hanya menyerang Prancis Selatan, namun juga menyerang pasukan Inggris dan Prancis di Afrika Utara dan Timur. Akan tetapi pasukan Italia dapat dipukul mundur oleh pasukan Prancis dan Inggris yang dipimpin oleh Jenderal Montgomey pada 5 Januari 1941.
Jerman pun tidak tinggal diam atas kekalahan Italia sebagai aliansinya. Jenderal Erwin Rommel dari Jerman segera turun tangan memimpin pasukannya menyerbu Libya. Jenderal Rommel dengan mudah mengalahkan pasukan Inggris di Bardia dan Sollum. Montgomery terpaksa mundur sampai ke perbatasan Mesir di kota Tobruk p ada t anggal 2 0 April 1 941. B ahkan pada bulan Juni 1941, pasukan Rommel telah merebut kota El Alamein yang terletak 70 mil jauhnya dari Alexandria. Dengan demikian, medan perang Afrika Utara sepenuhnya telah dikuasai oleh Jerman dan Italia.
Mulai bulan November 1942, Sekutu (Prancis, Inggris, dll) memutar haluan untuk mengatur strategi baru karena baru mengalami kekalahan. Jenderal Montgomery memancing pasukan Jerman untuk terus maju ke Kairo, Mesir dan bermaksud untuk memukul pasukan Jerman dari Belakang lewat Tripoli.
Pada tanggal 7-11 November 1942, pasukan Amerika Serikat Mendarat di Maroko dan Aljazair. Inggris di bawah pimpinan Montgomery kemudian menyerbu pertahanan Jerman dari belakang di El Alamien. Serangan mendadak membokong ini ternyata berhasil menghancurkan pasukan Jerman.
Kemenangan di El Alamein kembali membangkitkan semangat tempur pasukan Sekutu di Afrika. Pada tanggal 24 Januari 1943, Tripoli sudah dapat direbut kembali oleh pasukan pimpinan Montgomery. Gerakan bersama pasukan Amerika, Inggris, dan Prancis berhasil mengalahkan pasukan Jerman.
Pada tanggal 8 dan 12 Mei 1943, Jerman menyerah di Tunisia dan Bezerte. Dengan kemenangan itu, selesailah Perang Dunia II di Afrika. Segera setelah itu, pasukan Sekutu tidak menyia-nyiakan waktu untuk menyerbu Italia dari arah selatan.
7. Serbuan Sekutu ke Italia
Pada tanggal 10 Juli 1943, pasukan gabungan Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada ,mendarat di Sicilia yang di pimpin oleh Jenderal Dwight D. Eisenhower. Pulau Sicilia diserbu oleh pasukan gabungan Inggris dan Kanada yang mendarat di pantai timur. Pesawat-pesawat Sekutu mengebom kota-kota yang penting di Italia. Pada akhir Juli 1943, pengeboman terus-menerus ini membuat Sicilia jatuh ke tangan Sekutu dalam waktu singkat.
Seorang diktator Perdana Menteri Italia, Benito Mussolini dipaksa untuk turun tahta yang kemudian digantikan oleh Marsekal Petrus Bodoglio pada 23 Juli 1943. Mussolini pun sempat dipenjarakan dan sempat berhasil dibebaskan oleh tentara Jerman, namun Musolini tertembak ketika melarikan diri ke Swiss pada 28 April 1944.
Pemerintah baru Italia tidak mau begitu saja menyerah. Perlawanan terus diberikan terhadap Sekutu. Ketika Sekutu mencoba menyeberangi Selat Messina pada tanggal 18 Agustus 1943, terjadilah pertempuran sengit. Dalam pertempuran ini, pihak Sekutu kehilangan pasukan. Barulah pada tanggal 8 September 1943 Sekutu dapat mendarat di Italia.
Pasukan Sekutu memaksa pemerintah baru Italia pimpinan Bodoglio menyerah tanpa syarat. Penyerahan itu terjadi setelah pertahanan Garis Gustav di Selatan Roma dan Garis Gothic di utara Roma jatuh ke tangan Sekutu. Sisa-sisa pasukan Jerman, Austria, dan Italia masih terus mengadakan perlawanan. Baru pada tanggal 12 Agustus 1944, semuanya dipukul habis di Florence.
8. Pembebasan Prancis dan Belgia
Kekalahan Jerman di Front Timur, Jatuhnya Italia ke tangan Sekutu, macetnya gempuran terhadap Inggris di Front Barat, dan ikutnya Amerika Serikat dalam perang telah membuat Jerman terpikul hebat. Keadaan menjadi berbalik. Jerman menjadi pihak yang bertahan, sedangkan Sekutu menjadi pihak yang menyerang.
Jatuhnya Jerman di Front Selatan telah memberi kesempatan kepada Sekutu untuk melancarkan serangan terbesar ke daratan Eropa. Serangan itu direncanakan pada D-Day yang jatuh pada 6 Juni 1944. Serangan dilaksanakan setelah dilakukan persiapan besar di Inggris dan pulau-pulau di Selat Kanal.
Dengan tulang punggung Amerika Serikat dan Inggris, Sekutu membentuk satuan ekspedisi khusus yang disebut Allied Expeditionary Forces yang dipimpin oleh Jenderal Eiseshower. Serangan ini didukung AD, AL, dan AU yang meliputi 10.000 pesawat tempur dan 4.000 kapal perang. Pasukan Sekutu diseberangkan dari Inggris ke Pantai Perancis melalui Semenanjung Normandia.
Pendaratan besarbesaran yang dilakukan pada malam hari dan dilakukan sampai dengan bulan Agustus 1944 ini berhasil mendaratkan sebanyak 2.200.000 tentara, 450.000 kendaraan perang, dan 4.000.000 ton perbekalan.
Dengan kekuatan sebesar itu, pasukan Sekutu selangkah demi selangkah merebut kota-kota di Perancis dan Belgia. Dengan serangan itu, rakyat di kedua negara itu tergugah untuk segera bangkit melawan Jerman. Akhirnya, pada tanggal 24 Agustus 1944, kota Paris dapat dibebaskan. Kemudian, pada tanggal 2 September 1944, Brussel dibebaskan.
Kemajuan pasukan Sekutu ini tidak membuat pasukan Jerman gentar. Komandan tertinggi pasukan Jerman di Front Barat, Jenderal Karl von Rundstedt, justru melancarkan serangan hebat pada bulan Desember 1944. Dalam pertempuran yang terjadi di Bulge, perbatasan Belgia dan Luxemburg pada tanggal 16 -25 Desember 1944, pasukan Sekutu terpukul dan terpaksa mundur sampai di lembah Sungai Meuse.
Dalam bulan Juli - Desember 1944 , angkatan udara Jerman menghujani London dengan bom paling modern saat itu, V1 dan V2. Bom ini adalah sejenis roket yang dikendalikan dari jarak jauh. Namun, tekanan Sekutu dari segala arah terhadap Jerman telah membuat V1 dan V2 tidak berdaya.
9. Pertempuran di Wilayah Jerman
Meskipun pasukan Jerman memberikan perlawanan sengit sampai akhir tahun 1944, perlawanan itu tidak lagi membawa dampak besar. Kejayaan Jerman telah pudar dan tinggal sisa-sisanya saja. Pada awal tahun 1945, tidak ada lagi yang percaya bahwa Jerman akan memenangkan perang. Sekutu telah mengepung seluruh perbatasan Jerman. Rakyat di Jerman sendiri putus asa, sehingga kehidupan industri, ekonomi, tentara, dan politiknya kacau balau.
Pasukan Jerman hancur di medan selatan, timur, dan barat pada awal tahun 1945. Di Front Timur, pasukan Rusia telah merebut Warsawa, Krakow, dan Lozt pada pertengahan Januari 1945. Kemudian, pada awal Februari 1945, di Front Barat, pasukan Inggris merebut Nijmegen. Pasukan Amerika merebut Trier, Cologne dan menyeberangi lembah Ruhr.
Pada bulan April 1945, pasukan Amerika dan Rusia telah bertemu di sepanjang Sungai Elbe. Tinggal kota Berlin yang masih tetap bertahan. Sementara itu, angkatan udara Sekutu terus menghujani kota-kota di Jerman untuk mendukung serangan pasukan infantri di darat.
Hitler yang putus asa melihat keadaan tersebut, pada tanggal 30 April 1945, melakukan bunuh diri. Tampuk kepemimpinan diserahkan kepada Laksamana Doenitz. Meninggalnya Hitler serta menyerahnya pasukan Jerman di Austria tidak membuat Laksamana Doenitz segera menyerah. Setelah seluruh Berlin diserbu oleh pasukan Sekutu, Jenderal Doenitz menyerah tanpa syarat pada tanggal 7 Mei 1945 kepada Sekutu. Dengan penyerahan pasukan Jerman ini, Perang Dunia II di Eropa berakhir.
Setelah Perang Dunia 2 berakhir maka diadakan perjanjian antara pihak yang menang dengan yang kalah. Perjanjian Setelah Perang Dunia 2 itu di antaranya Perjanjian Potsdam dan perjanjian San Fransisco. Akibat Perang Dunia 2 juga berdampak kepada seluruh dunia, baik di bidang politik, ekonomi, dan lain-lain.
Sebenarnya masih ada satu lagi pertempuran yang berada di wilayah Asia Pasifik yang disebut dengan Perang Pasifik. Namun karena artikel ini sudah sangat panjang, maka akan ditulis pada artikel berikutnya. Dan itulah jalanya Perang Dunia 2 yang sangat seru, namun sangat mengerikan jika kita berada dalam medan perang.