Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang |
Organisasi semi militer pada masa pendudukan Jepang merupakan organisasi yang bertugas untuk membantu Jepang dalam Perang Dunia 2 khususnya Perang di Asia Pasifik atau Timur Raya. Untuk memperkuat kedudukan Jepang di Indonesia, mereka membentuk organisasi seperti Gerakan 3A, Peta dan lain-lain. Termasuk mendirikan organisasi militer dan semi militer di Indonesia.
Organisasi Semi Militer Bentukan Jepang
Perang Dunia 2 di Asia Pasifik begitu menggelora. Jepang sebagai pihak poros harus melawan banyak negara seperti Amerika Serikat, Belanda, Inggris, Prancis dan lain-lain. Lawan Jepang disebut dengan Sekutu. Untuk melawan dan mengalahkan Sekutu, Jepang harus merekrut para pemuda di negara yang telah didudukinya. Oleh sebab itu, Jepang membentuk organisasi semi militer untuk membantu dalam perang tersebut. Yang termasuk organisasi semi militer bentukan Jepang adalah Seinendan, Keibodan, Fujinkai, Barisan Pelopor, dan Hizbullah.
1. Seinendan
Adalah organisasi barisan pemuda (Korps Pemuda) yang dibentuk pada tanggal 29 April 1943. Tujuan Seinendan yang sebenarnya adalah mendidik dan melatih para pemuda Indonesia di bidang militer untuk memperoleh tenaga cadangan dan membantu pasukan Jepang dalam menghadapi pasukan Sekutu dalam Peran Asia Pasifik. Anggota Seinendan adalah para pemuda yang berusia 14-22 tahun. Sampai pada akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah anggota Seinendan mencapai sekitar 500.000 pemuda. Tokoh indonesia yang pernah menjadi anggota Seinendan antara lain, Sukarni dan Latief Hendraningrat.
2. Keibodan
Adalah organisasi semi militer pada masa pendudukan Jepang yang berdiri pada 29 April 1943 sebagai pembantu polisi dalam meningkatkan kewaspadaan. Tugas Keibodan adalah sebagai pembantu polisi Jepang misalnya dalam menjaga lalulintas, pengamanan desa, sebagai mata-mata, dan lain-lain. Anggota Keibodan terdiri atas pera pemuda Indonesia yang berusia 23-25 tahun. Pembina keibodan adalah Departemen Kepolisian Jepang yang disebut Keimubu. Organisasi ini mendapat pengawasan ketat dari tentara Jepang untuk menghindari pengaruh kaum Nasionalis. Di seluruh pelosok tanah air sudah dibentuk Keibodan walaupun namanya berbeda. Di Sumatra Keibodan disebut Bogodan, sedangkan di Kalimantan disebut Borneo Konen Hokukudan.
3. Fujinkai
Selain Keibodan dan Seinendan, pada bulan Agustus 1943 juga dibentuk organisasi Fujinka (perkumpulan wanita). Anggota Fujinkai adalah wanita Indonesia yang berumur minimal 15 tahun. Tugas Fujinkai adalah menjaga garis belakang untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan kursus-kursus. Selain itu, tugas Fujinkai juga mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan bahan makanan untuk kepentingan perang. Fujinkai juga diberi latihan militer sederhana pada saat perang semakin memanas.
4. Barisan Pelopor
Dalam bahasa jepang disebut dengan Syuisyintai. Barisan Pelopor adalah organisasi semi militer yang dibentuk pada 25 September 1944. Pemimpin Barisan Pelopor adalah Ir. Soekarno yang dibantu oleh Dr. Buntaran, Oto Iskandardinata, dan R.P. Suroso. Barisan pelopor memiliki kekuatan satu batalyon di tiap kota atau kabupaten, menyiapkan pemuda-pemuda dewasa untuk gerakan perlawanan rakyat. Latihan-latihannya ditekankan pada semangat kemiliteran. Anggota Barisan Pelopor mencakup seluruh pemuda Indonesia, baik yang terpelajar maupun yang berpendidikan rendah, bahkan pemuda yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Jumlah anggotanya mencapai 60.000 orang.
5. Hizbullah
Hizbullah adalah organisasi semi militer bentukan Jepang yang berdiri pada tanggal 15 Desember 1944. Anggota organisasi ini terdiri atas pemuda Islam Indonesia. Bagi jepang, tujuan Hizbullah adalah untuk membantu memenangkan perang melawan Sekutu, namun bagi bangsa Indonesia untuk persiapan menuju kemerdekaan Indonesia. Tugas Hisbullah sebagai tentara cadangan adalah membantu tentara Jepang dan menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang. Jepang merencanakan untuk membentuk pasukan cadangan tersebut sebanyak 40.000 orang.