Halaman

    Social Items

Ads 728x90

Pada masa Pendudukan Jepang, Indonesia telah mengalami begitu banyak peristiwa. Sebelum Negeri Sakura masuk ke Tanah Air, Negara kita sudah dijajah terlebih dahulu oleh bangsa Belanda. Kemudian pada1 Maret 1942, Jepang tiba di Indonesia, maka terjadilah perang antara pasukan sekutu (Belanda dll) dan Jepang. Akhirnya, kemenangan memihak kepada Jepang. Kedatangan Jepang ke Indonesia membawa sejarah baru bagi tanah air.

Pada tanggal 8 Maret 1942 tentara Sekutu menyerah kepada Jepang tanpa syarat, sehingga Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Bersamaan dengan peristiwa tersebut, terjadi perang Asia Timur Raya antara Jepang dan Sekutu. Untuk mendapatkan persediaan perang dan memperoleh bantuan dari rakyat Indonesia, Jepang mendirikan agen propaganda. Salah satu propaganda Jepang adalah membentuk gerakan seperti Gerakan Tiga A.

Adapun organisasi yang dibentuk oleh Jepang salah satunya adalah Organisasi Putera (Pesat Tenaga Rakyat). Sejarah berdirinya organisasi Putera karena Gerakan 3A yang dinilai gagal oleh Jepang, sehingga gerakan tersebut dibubarkan dan diganti dengan organisasi Putera.
Pusat Tenaga Rakyat
Sejarah Organisasi Putera

PUTERA Pada Masa Pendudukan Jepang


Organisasi Putera merupakan organisasi masa yang dibentuk oleh Pemerintahan Pendudukan Jepang, didirikan pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai (Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur). Organisasi Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk oleh jepang dan berdiri pada 16 April 1943.

Gerakan Tiga A telah dinilai gagal oleh Jepang, sehingga Pemerintahan Jepang berusaha mengajak para tokoh pergerakan Nasional untuk meningkatkan kerja sama. Sebelum dibentuk organisasi Putera, Jepang telah mendirikan sebuah organisasi yang bernama Pemuda Asia Raya yang dipimpin oleh Sukardjo Wiryopranoto. Namun, organisasi tersebut tidak mendapat sambutan dari rakyat dan dibubarkan.

Dukungan rakyat Indonesia terhadap Jepang tidak seperti pada awal kedatangannya karena sikapnya yang berubah. Jepang mulai melarang mengibarkan bendera Merah Putih  dan yang boleh dikibarkan hanya bendara Hinomaru, serta mengganti lagu Indonesia Raya dengan lagu kebangsaan Jepang.

Sementara itu, perkembangan Perang Asia Timur Raya mulai memojokkan Jepang. Kekalahan Jepang di berbagai medan pertempuran telah menimbulkan rasa tidak percaya diri rakyat. Dengan demikian Jepang harus memulihkan keadaan. Jepang harus bisa bekerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis terkemuka seperti Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Soekarno yang masih ditahan di Padang oleh pemerintah Hindia Belanda segera dibebaskan dan pada tangga 9 Juli 1942 Soekarno sudah berada di Jakarta bersama Moh. Hatta.

Empat Serangkai
Pada bulan Desember 1942, dibentuk sebuah panitia persiapan untuk mendirikan sebuah organisasi massa. Organisasi tersebut adalah Putera (Pusat Tenaga Rakyat) yang dibentuk pada 16 April 1943. Yang dipercaya oleh Jepang untuk membentuk organisasi tersebut adalah Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur yang kemudian mereka dijuluki dengan sebutan Empat Serangkai.

Tujuan organisasi Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan oleh belanda. Bagi Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia guna membantu Jepang dalam perang. Selain itu tugas di bidang propaganda, Putera juga bertugas memperbaiki bidang ekonomi dan sosial.

Struktur organisasi putra adalah sebagai berikut; Putera memiliki pimpinan pusat dan pimpinan daerah. Pimpinan pusat dikenal dengan sebutan Empat Serangkai. Kemudian, pimpinan daerah dibagi, sesuai dengan tingkat daerah, yaitu tingkat Syu, Ken, dan Gun. Putera juga mempunyai beberpa penasehat yang berasal dari orang Jepang. Mereka adalah G. Taniguci, S. Miyoshi, Akiyama, dan Iciro Yamkasi.

Perkembangan Organisasi Putera


Pada awal berdirinya organisasi Putera, ternyata cepat mendapa respon dan sambutan dari organisasi massa yang ada. Seperti Persatua Guru Indonesia, Pegawai Pos Telegraf dan Radio, Perkumpulan Pegawai Pos Menegah, dan Pengurus Besar Istri Indonesia yang dipimpin oleh Maria Ulfah Santoso. Kalangan pemuda juga ikut serta menyambut dengan baik seperti, organisasi Barisan Banteng, serta dari kelompok pelajar yakni, organisasi Badan Perantaraan Pelajar Indonesia dan Ikatan Sport Indonesia. Semua organisasi tersebut bergabung ke dalam Putera.

Putera menjadi cepat berkembang dan menjadi kuat, walau di tingkat daerah idak berkembang dengan baik. Namun Putera telah berhasil membangun dan mempersiapkan mental bagi kemerdekaan Indonesia.

Melalui rapat-rapat dan media masa, Pusat Tenaga Rakyat semakin melebarkan sayapnya. Akhirnya, perkembangan yang begitu cepat, membuat Jepang menjadi khawatir. Dan ternyata, sikap dan tindakan para pemimpin nasionalis tercium oleh Jepang. Peutera telah dimanfaatkan oleh pemimpin nasionalis untuk mempersiapkan ke arah kemerdekaan Indonesia, bukan digunakan untuk membantu Jepang.

Maka, pada tahun 1944 organisasi Putera dibubarkan oleh Jepang. Melalui organisasi ini akhirnya, Bahasa Indonesia mulai tersebar di kalangan masyarakat sekaligus membangun dan membuat sikap nasionalisme masyarakat Indonesia semakin kuat.

Itulah sejarah organisasi bentukan Jepang yang bernama Putera, singkatan dari Pusat Tenaga Rakyat. Pelajaran ini merupakan sejarah Indonesia dan IPS Kelas XI baik SMP atau MTS. Semoga bermanfaat dan membantu dalam mempelajari pelajaran sekolah.

Organisasi PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) di Indonesia Masa Pendudukan Jepang

Pada masa Pendudukan Jepang, Indonesia telah mengalami begitu banyak peristiwa. Sebelum Negeri Sakura masuk ke Tanah Air, Negara kita sudah dijajah terlebih dahulu oleh bangsa Belanda. Kemudian pada1 Maret 1942, Jepang tiba di Indonesia, maka terjadilah perang antara pasukan sekutu (Belanda dll) dan Jepang. Akhirnya, kemenangan memihak kepada Jepang. Kedatangan Jepang ke Indonesia membawa sejarah baru bagi tanah air.

Pada tanggal 8 Maret 1942 tentara Sekutu menyerah kepada Jepang tanpa syarat, sehingga Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Bersamaan dengan peristiwa tersebut, terjadi perang Asia Timur Raya antara Jepang dan Sekutu. Untuk mendapatkan persediaan perang dan memperoleh bantuan dari rakyat Indonesia, Jepang mendirikan agen propaganda. Salah satu propaganda Jepang adalah membentuk gerakan seperti Gerakan Tiga A.

Adapun organisasi yang dibentuk oleh Jepang salah satunya adalah Organisasi Putera (Pesat Tenaga Rakyat). Sejarah berdirinya organisasi Putera karena Gerakan 3A yang dinilai gagal oleh Jepang, sehingga gerakan tersebut dibubarkan dan diganti dengan organisasi Putera.
Pusat Tenaga Rakyat
Sejarah Organisasi Putera

PUTERA Pada Masa Pendudukan Jepang


Organisasi Putera merupakan organisasi masa yang dibentuk oleh Pemerintahan Pendudukan Jepang, didirikan pada 16 April 1943 dan dipimpin oleh Empat Serangkai (Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur). Organisasi Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk oleh jepang dan berdiri pada 16 April 1943.

Gerakan Tiga A telah dinilai gagal oleh Jepang, sehingga Pemerintahan Jepang berusaha mengajak para tokoh pergerakan Nasional untuk meningkatkan kerja sama. Sebelum dibentuk organisasi Putera, Jepang telah mendirikan sebuah organisasi yang bernama Pemuda Asia Raya yang dipimpin oleh Sukardjo Wiryopranoto. Namun, organisasi tersebut tidak mendapat sambutan dari rakyat dan dibubarkan.

Dukungan rakyat Indonesia terhadap Jepang tidak seperti pada awal kedatangannya karena sikapnya yang berubah. Jepang mulai melarang mengibarkan bendera Merah Putih  dan yang boleh dikibarkan hanya bendara Hinomaru, serta mengganti lagu Indonesia Raya dengan lagu kebangsaan Jepang.

Sementara itu, perkembangan Perang Asia Timur Raya mulai memojokkan Jepang. Kekalahan Jepang di berbagai medan pertempuran telah menimbulkan rasa tidak percaya diri rakyat. Dengan demikian Jepang harus memulihkan keadaan. Jepang harus bisa bekerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis terkemuka seperti Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Soekarno yang masih ditahan di Padang oleh pemerintah Hindia Belanda segera dibebaskan dan pada tangga 9 Juli 1942 Soekarno sudah berada di Jakarta bersama Moh. Hatta.

Empat Serangkai
Pada bulan Desember 1942, dibentuk sebuah panitia persiapan untuk mendirikan sebuah organisasi massa. Organisasi tersebut adalah Putera (Pusat Tenaga Rakyat) yang dibentuk pada 16 April 1943. Yang dipercaya oleh Jepang untuk membentuk organisasi tersebut adalah Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur yang kemudian mereka dijuluki dengan sebutan Empat Serangkai.

Tujuan organisasi Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan oleh belanda. Bagi Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia guna membantu Jepang dalam perang. Selain itu tugas di bidang propaganda, Putera juga bertugas memperbaiki bidang ekonomi dan sosial.

Struktur organisasi putra adalah sebagai berikut; Putera memiliki pimpinan pusat dan pimpinan daerah. Pimpinan pusat dikenal dengan sebutan Empat Serangkai. Kemudian, pimpinan daerah dibagi, sesuai dengan tingkat daerah, yaitu tingkat Syu, Ken, dan Gun. Putera juga mempunyai beberpa penasehat yang berasal dari orang Jepang. Mereka adalah G. Taniguci, S. Miyoshi, Akiyama, dan Iciro Yamkasi.

Perkembangan Organisasi Putera


Pada awal berdirinya organisasi Putera, ternyata cepat mendapa respon dan sambutan dari organisasi massa yang ada. Seperti Persatua Guru Indonesia, Pegawai Pos Telegraf dan Radio, Perkumpulan Pegawai Pos Menegah, dan Pengurus Besar Istri Indonesia yang dipimpin oleh Maria Ulfah Santoso. Kalangan pemuda juga ikut serta menyambut dengan baik seperti, organisasi Barisan Banteng, serta dari kelompok pelajar yakni, organisasi Badan Perantaraan Pelajar Indonesia dan Ikatan Sport Indonesia. Semua organisasi tersebut bergabung ke dalam Putera.

Putera menjadi cepat berkembang dan menjadi kuat, walau di tingkat daerah idak berkembang dengan baik. Namun Putera telah berhasil membangun dan mempersiapkan mental bagi kemerdekaan Indonesia.

Melalui rapat-rapat dan media masa, Pusat Tenaga Rakyat semakin melebarkan sayapnya. Akhirnya, perkembangan yang begitu cepat, membuat Jepang menjadi khawatir. Dan ternyata, sikap dan tindakan para pemimpin nasionalis tercium oleh Jepang. Peutera telah dimanfaatkan oleh pemimpin nasionalis untuk mempersiapkan ke arah kemerdekaan Indonesia, bukan digunakan untuk membantu Jepang.

Maka, pada tahun 1944 organisasi Putera dibubarkan oleh Jepang. Melalui organisasi ini akhirnya, Bahasa Indonesia mulai tersebar di kalangan masyarakat sekaligus membangun dan membuat sikap nasionalisme masyarakat Indonesia semakin kuat.

Itulah sejarah organisasi bentukan Jepang yang bernama Putera, singkatan dari Pusat Tenaga Rakyat. Pelajaran ini merupakan sejarah Indonesia dan IPS Kelas XI baik SMP atau MTS. Semoga bermanfaat dan membantu dalam mempelajari pelajaran sekolah.

Subscribe Our Newsletter