Zaman aksara dan masa aksara di Indonesia – Terdapat dua periode dalam sejarah Indonesia jika dikaitkan dengan istilah “aksara”. Pertama, zaman di mana masyarakat Indonesia belum mengenal tuisan yang disebut dengan zaman praaksara. Kedua, zaman di mana masyarakat Indonesia sudah mengenal tulisan atau disebut dengan zaman aksara. Zaman praaksara merupakan zaman pada saat manusia belum mengenal tulisan dan pembahasan zaman praaksara ini sudah dibahas pada artikel yang berjudul “Pengertian Praaksara dan Tradisi Zaman Pra-Aksara di Indonesia”.
Mengenai pengertian zaman aksara dan sejarah masa aksara di Indonesia, akan dibahas secara lengkap pada artikel yang saat ini Anda baca. Dalam artikel ini akan mengulas tentang pengertian zaman aksara dan penjelasanya, ciri-ciri zaman aksara, perbedaan zaman aksara dan zaman praaksara, contoh kehudupan zaman aksara, dan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa aksara.
A. Pengertian Zaman Akasara
Zaman aksara adalah masa di mana manusia sudah mengenal tulisan. Kata “aksara” sendiri secara arti harfiahnya adalah “tulisan”. Sedangkan pengertian akasara secara istilah atau termonologi adalah sebuah sistem simbol visual yang ada pada kertas dan media lainnya seperti batu, kain, kayu dan lainnya untuk mengungkapkan unsur ekspresif di dalam suatu bahasa. Pendapat lain mengatakan bahwa, aksara merupakan sistem tulisan, alfabet dan abjad adalah istilah yang berbeda karena sebuah tipe aksara yang berdasarkan klarifikasi fungsinya. Terdapat unsur-unsur kecil yang terkandung di dalam suatu aksara yaitu huruf, diakritik, tanda baca, grafem dan lain sebagainya.
Adapun pengertian dari zaman akasara di Indonesia adalah masa di mana masyarakat Indonesia sudah mengenal tulisan. Artinya, ketika masyarakat sudah mengenal tulisan atau akasara, maka itulah yang disebut degan zaman aksara di Indonesia.
Perhatikanlah baik-baik bahwa, pada bab ini (pengertian zaman aksara) sudah membahas tiga pengertian yaitu, pengertian zaman aksara, perngertian aksara, dan pengertian zaman aksara di Indonesia. Cermatilah dan jangan sampai keiru dalam mengartikanya. Jika berbicara tentang akasara maka berkaitan dengan simbol yang berupa abjad seperti huruf “A”, “B”, “C”, dan seterusya. Ata abjad-abjad yang lain seperti tulisan “ha na ca ra ka” (aksara jawa). Jika berbicara “zaman aksara”, maka yang dibahas adalah masa atau waktu dimana sebuah tulisan sudah dikenal manusia. Jika berbicara tentang “zaman aksara di Indonesia”, maka yang dibahas ada ketika masyarakat Indonesia telah mengenal tulisan.
B. Ciri-Ciri Zaman Aksara di Indonesia
Pada bab ini penulis hanya menyampaikan ciri tulisan atau akasara yang ada di Indonesia, bukan dari segi adat, budaya, dan kehidupan sehari-hari pada masa aksara. Karena adat, budaya, dan kebiayaan bangsa Indonesia pada masa aksara akan dibahas dalam bab selanjutnya. Berikut ini adalah ciri-ciri zaman aksara di Indonesia berdasarkan media yang digunakan untuk menulis akasara.
1. Ditemukanya Prasasti
Di Indonesia, banyak sekali prasasti-prasasti yang dibuat pada masa akasara. Terutama prasasti yang berkaitan dengan sejarah seoarang tokoh atau raja. Prasasti biasanya terbuat dari batu dan tembaga. Berikut ini contoh prasasti yang ada di Indonesia:
a. Prasasti Kerajaan Kutai
Prasasti ini berbentuk tugu atau yupa dengan tulisan huruf palawa dan dengan bahasa sansekerta. Diperkirakan prasasti berbentuk tugu ini dibuat pada abad ke 5 masehi. Salah satu prasasti menyebutkan raja-raja kerajaan Kutai seperti, Mulawarman, Kudungga, dan Aswawarman.
b. Prasasti Kerajaan Tarumanegara
Di antara prasasti-prasasti kerajaan Tarumanegara adalah:
1). Prasasti yang disertai dengan sepasang telapak kaki. Dikatakan dalam prasasti tersebut, sepasang telapak kaki itu seperti bekas kaki dewa wisnu. Adapun terjemah lengkapnya adalah
“Ini bekas sebuah kaki yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Purnawarman, raja negeri Taruma yang gagah berani di dunia.” ( Hendrayana, Sejarah Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Jilid 1 Kelas X, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dari PT Titian Ilmu, 2009, hlm: 46)
Adapun nama dari prasasti ini adalah Prasasti Ciaruteun atau Ciampea (Bogor).
2). Prasasti Tugu yang ditemukan di Desa Tugu, Kecamatan Cilincing, jakarta Utara. Prasasti ini merupakan prasasti yang terpanjang dan terpenting di antara prasasti-prasasti Tarumanegara. Prsasti Tugu menceritakan tentang penggalian sebuah saluran yang bernama Gomati sepanjang 6112 tombak atau sekitar 11 km pada masa pemerintahan raja Purnawarman.
3). Prasasti Lebak yang ditemukan pada tahun 1947 ini menceritakan tentang kebesaran serta keagungan raja Purnawarman. Prasasti ini terdiri dari dua baris huruf palawa dengan bahasa sansekerta.
Untuk lebih jelasnya, inilah media-media yang digunakan untuk menulis aksara di Indonesia yang bersumber dari buku paket kelas X karangan Wardaya 2009 yang berjudul Cakrawala sejarah.
2. Media-media Yang Digunakan Dalam Penulisan Di Indonesia
Sebagai salah satu sumber penulisan sejarah, sumber sejarah tertulis menggunakan beberapa material untuk media penulisannya. Media-media penulisan tersebut tergantung pada zaman atau tingkat kemajuan budaya saat itu. Material-material yang digunakan untuk media penulisan, antara lain, sebagai berikut.
a. Bata/tanah liat, misalnya, yang ditemukan di Bugis, Makassar.
b. Batu, misalnya, prasasti Kutai.
c. Lempeng tembaga, misalnya, prasasti Watukura, berangka tahun 962 M, ditemukan di Belitung.
d. Perunggu, misalnya, tulisan yang ditemukan di genta perunggu, bergaya Kediri, Jawa Timur (+ abad XI – XII M).
e. Daun lontar, misalnya, kakawin karya Empu Kanwa.
f. Daun nipah, misalnya, naskah Raja Dewata (abad XVI), berhuruf dan berbahasa Sunda Kuno.
g. Kulit kayu, misalnya, Pustaha (buku Batak).
h. Kayu, misalnya, prasasti Kayu Jati dari Indramayu, berhuruf Cacarakan berbahasa Cirebon Kuno.
i. Tulang, misalnya, yang ditemukan di Sumatra, beraksara Batak, tertulis pada semacam tabung obat dari tulang.
j. Bambu, misalnya, Warage Baduy, digunakan sebagai alat upacara adat.
k. Emas, misalnya, Kipas Upacara (Jongan) dari Kesultanan Riau-Lingga, berhuruf/bahasa Arab (abad 19).
l. Daluwang/kertas saeh, terbuat dari kulit batang pohon saeh (Broussonetia papyera).
m. Kertas, misalnya, pada buku Babad Tanah Jawi karangan Raden Panji Sastrominarso (1886).
n. Kain, seperti kain Simbut Baduy. Corak yang diterapkan pada kain ini berupa simbol-simbol seperti yang biasa terdapat pada waruga.
C. Sejarah Kehidupan dan Tradisi Masyarakat Indonesia Pada Masa Aksara
Ketika masyarakat Indonesia sudah mengenal tulisan, ada beberapa kemajuan di beberapa bidang sebagai ciri dari masa aksara. Pengaruh India yang masuk ke Nusantara membawa perkembangan bagi kemajuan hidup masyarakat di Nusantara pada saat itu dan berkembang sampai sekarang, misalnya, dalam bidang pemerintahan, budaya, sosial, dan kepercayaan (Wardaya, Cakrawala Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X, 2009, Jakatra: Widya Duta Grafika, Hlm. 31). Berikut ini adalah ciri-ciri zaman aksara atau zaman ketika manusia sudah mengenal tulisan. Terdapat banyak ciri-ciri pada zaman akasara yang akan dirangkum dalam beberapa point yang kami ambil dari buku Cakrawala Sejarah.
1. Dalam Bidang Pemerintahan
Di bidang kepemerinahan, masyarakat Indonesia yang pada mulanya hanya berkelompok dalam bentuk kesukuan (suku), ternyata memberi kemajuan yang cukup dinamis. Hingga akhirnya karena pengaruh Hindu yang kuat, pemerintahan di Indonesia berubah menjadi sebuah kerajaan. Untuk keterangan yang lebih jelas, akan kami kutipkan suatu pendapat dari buku Cakrawala Sejarah:
“Masyarakat Nusantara yang hidup secara berkelompok di masa lalu, ternyata mampu berkembang secara dinamis dengan bentuk kesukuan. Kontak dengan India ternyata membawa pengaruh positif dalam kehidupan masyarakat terutama dalam pemerintahan. Masyarakat Nusantara yang semula berbentuk kesukuan, dengan masuknya pengaruh hinduisme ke dalam masyarakat, mengubah bentuk pemerintahannya menjadi bentuk kerajaan. Kekuasaan raja diberikan secara turun temurun dan tidak dipilih rakyat sehingga rakyat menerima saja. Namun, raja yang lemah pasti segera jatuh digantikan raja yang lebih bijaksana atau lebih kuat.”
2. Dalam Bidang Budaya
Di Indonesia budaya yang paling berpengaruh adalah budaya India, dari pengaruh tersebut di kalangan masyarakat Indonesia mengasilkan karya-karya sebagai berikut:
a. Dari segi bangunan, Candi Borobudur merupakan salah satu ciri dari kemajuan pada masa aksara. Candi Borobudur yang terdapat relief atau ukiran-ukiran di dinding candi untuk menggambarkan masyarakat pada saat itu. Bahkan Candi Borobudur ini termasuk ke dalam salah satu warisan dunia.
b. Untuk dari segi seni, masyarakat Indoenesia sudah mengenal Wayang Kulit yang mengisahkan tentang ramayana dan baratayuda. Pertunjukan wayang pada mulanya merupakan upacara pemujaan arwah nenek moyang. Wayang merupakan salah satu pertunjukan tradisional warisan budaya leluhur yang mampu bertahan berabad-abad dan mengalami perubahan dan perkembangannya sampai mencapai bentuk sekarang ini. Sebelum pertunjukan wayang dilakukan, terlebih dahulu seorang dalang mengadakan upacara keagamaan dengan membakar dupa dan memberikan saji (Dwi Ari Listiani, Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X, 2009, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional, Hlm. 28).
c. Upacara labuhan yaitu upacara mengirimkan barang-barang dan sesaji ke tempat-tempat yang dianggap keramat dengan maksud sebagai penolak bala untuk keselamatan masyarakat (Dwi Ari Listiani, Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X, 2009, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional, Hlm. 30). Upacara ini terdapat di daerah Yogyakarta dan diadakan setiap satu tahun sekali.
3. Dalam Bidang Sosial
Seperti yang dijelaskan dalam buku Cakrawala Sejarah, ciri dari masa aksara di Indonesia adalah sudah mengalami kemajuan di bidang sosial:
“Pranata sosial di zaman Indonesia-Hindu sudah teratur, sudah ada desa sebagai satu kelompok masyarakat. Penerapan aturan untuk membina masyarakat sudah ada, kehidupan masyarakatnya bersifat gotong royong.”
4. Dalam Bidang Kepercayaan
Pada masa akasara, kepercayaan nenek moyang Indonesia masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme (Hindu dan Budha) sebelum agama yang lain masuk di Indonesia. Seperti yang telah diterang kan dalam buku Cakrawala Sejarah:
“Nenek moyang yang sudah memiliki kepercayaan asli (animisme, dinamisme) mulai mengenal agama Hindu dan Buddha. Sehingga, meskipun telah menyembah Dewa Hindu atau Buddha, mereka tetap bersesaji untuk memuja roh (sesuai keyakinan animisme dan dinamisme).”
E. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa:
Pengertian dari zaman aksara adalah masa dimana manusia mengenal tulisan. Sedangkan pengertian dari zaman aksara di Indonesia adalah masa dimana masyarakat Indonesia mengenal tulisan. Adupun ciri-ciri zaman aksara di Indonesia, jika ditinjau dari media untuk menulis adalah batu, tembaga, perunggu, daun lontar, daun nipah, dan seterusnya. Kemajuan pada masa aksara di Indonesia juga mengalami perkembangan yang lebih baik. Perkembangan-perkembangan itu di antaranya, dalam bidang pemerintahan, bidang sosial, bidang budaya, dan bidang kepercayaan.
Artikel Berkaitan:
Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Penjelasan Lengkap Folklor, Mitologi, Legenda, Dongeng, Upacara, dan Lagu
Artikel Berkaitan:
Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Penjelasan Lengkap Folklor, Mitologi, Legenda, Dongeng, Upacara, dan Lagu