Halaman

    Social Items

Ads 728x90

Dalam sejarah Indonesia, Jepang pernah datang dan masuk ke Indonesia untuk menjajah. Walaupun demikian, kedatangan Jepang ke Indonesia telah membuka sejarah baru bagi Tanah Air kita. Belanda yang terlebih dahulu menjajah selama tiga setengah abad dapat diusir berkat Jepang. Namun sebelum Negara Sakura datang, para Pahlawan Tanah Air sudah berjuang untuk mengusir Belanda, seperti Pangeran Diponegoro dan lain-lain.

Sejarah Masuknya Jepang ke Indonesia

Saat Perang Dunia II dalam Perang Pasifik Jepang telah mengebom Pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour. Pengeboman itu menunjukkan kemenangan Jepang terhadap Tentara Sekutu (Amerika Serikat). Peristiwa tersebut telah membuka telah membuka jalan bagi Negeri Sakura untuk memasuki negara-negara di Asia, termasuk Indonesia.

Rentetan kemenangan yang dicapai oleh tentara Jepang sejak melancarkan Perang Pasifik membuka pintu bagi mereka untuk menduduki tanah Hindia Belanda. Jepang yang menyebut dirinya "Saudara Tua", mula-mula disambut dengan baik dan penuh harapan, tetapi kemudian mengecewakan rakyat.

 Latar belakang kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk keperluan perang. Negara kita adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Persediaan Jepang yang semakin menipis terutama minyak bumi, ditambah dengan tekanan Amerika Serikat yang melarang ekspor minyak bumi dan kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda. Keadaan ini mendorong Jepang untuk mencari sumber minyak bumi sendiri.

Masuknya Jepang Ke Indonesia


Sejak pengeboman di Pangkalan Laut Amerika Serikat Pearl Harbour oleh angkatan perang Jepang pada 8 Desember 1941, serangan terus dilancarkan kepada Amerika Serikat di Pasifik. Serangan-serangan itu seolah-olah tidak dapat dibendung. Pasukan Jepang berhasil menghancurkan basis-basis militer Amerika Serikat seperti di Filipina, yang kemudian diarahkan ke Indonesia.

Tujuan Jepang menyerang Indonesia adalah untuk mendapatkan pasokan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti timah, almunium, dan minyak bumi. Sebab, diperkirakan persediaan minyak di Indonesia mencukupi kebutuhan Jepang selama Perang Pasifik.

Saat Jepang masuk ke Indonesia, negeri Sakura ini sudah membawa kultur dan ideologi fasisme. Fasis atau fasisme dapat dimaknai sebagai sistem pemerintahan yang kekuasaannya berada di satu tangan seorang diktator dan otoriter. Penataan kehidupan sosial dan ekonomi danagat ketat, sentralistik dalam sebuah korporasi pemerintahan yang otoriter di bawah pimpinan yang diktator.

Sekutu yang terdiri dari Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat membuat pasukan gabungan yang disebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang. Hal ini bertujuan untuk mengeblok dan menghadapi invasi tentara Jepang. Namun kekuatan ABDACOM tidak cukup mampu untuk menyelamatkan Hindia Belanda dari kekalahan.

Dalam pertempuran di Laut Jawa, Ankatan Laut Jepang berhasil menghancurkan pasukan gabungan Belanda-Inggris yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos melerikan diri menuju Australia. Sementara itu, Jendral Jepang Imura dan pasukannya mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret 1942.

Kedatangan Jepang ke Indonesia tersebut dilaksanakan di tiga tempat yakni, di Banten dipimpin oleh Jenderal Imamura sendiri. Kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu dipimpin oleh Kolonel Tonishori, dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasi oleh Mayjen Tsuchihashi. Tempat-tempat tersebut memang tidak diduga oleh Belanda jika ternyata digunakan pendaratan tentara Jepang. Sementara itu Jepang tidak menyerang Jakarta, karena pada saat itu Jakarta disiapkan oleh Belanda sebagai kota terbuka.

Dalam menghadapi tentara Jepang, sebenarnya di Jawa Barat Sekutu telah mempersiapkan tentara gabungan ABDACOM, satu kompi Kadet dari Akademik Militer Kerajaan, dan Korps Pendidikan Perwira Cadangan. Di Jawa Tengah, sudah disiapkan empat batalion pasukan bantuan infanteri, sedangkan di Jawa Timur terdiri tiga batalion pasukan bantuan Indonesia dan satu batalion marinir, serta ditambah dengan satuan-satuan dari Inggris dan Amerika.

Namun, meski demikian, tentara Jepang yang mendarat di Jawa Tengah jumlahnya sangat besar dan berhasil merebut tiap daerah hampir tanpa perlawanan. Pasukan tentara Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa. Pada tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang dan terus bergerak ke selatan menguasai Buienzorg (Bogor). Dengan mudahnya Jepang menguasai kota-kota di Jawa.

Akhirnya Sekutu menyerah tanpa syarat kepada jepang. Pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penyerahan Belanda ke Jepang kemudian dikenal dengan Kapitulasi Kalijati. Dengan demikian, berakhirlah penjajahan belanda di Indonesia. Kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan tentara Jepang.

Faktor-Faktor Jepang Datang Ke Indonesia


Cukup menarik melihat pergerakan tentara Jepang untuk menguasai Indonesia begitu cepat. Hal ini berkaitan dengan perkembangan sebelumnya. Sejak Negeri Sakura atau Negeri Matahari Terbit berkembang menjadi negara industri dan tampil sebagai imperalis, Jepang mulai membutuhkan daerah baru. Salah satu daerah baru yang dimaksud adalah Indonesia.

Lalu apa saja faktor-faktor Jepang masuk ke Indonesia? salah satunya adalah karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan industri Jepang. Kemudian, karena slogan Hakko Ichiu yang diperkenalkan oleh Kaisar Jimu adalah doktrin untuk menguasai dunia.

Ajaran ini diterjemahkan bahwa Jepang sebagai negara maju bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan keluarga umat manusia dengan memajukan dan mempersatukan bangsa-bangsa di dunia,
termasuk Indonesia.

Kronologi Masuknya Jepang Ke Indonesia
  1. Pada Januari 1942, Jepang mendarat dan memasuki Indonesia. Tentara Jepang ini masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku.
  2. Meskipun pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung.
  3. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942).
  4. Jepang kemudian menyerang Sumatra setelah berhasil memasuki Pontianak. Bersamaan dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa (Februari 1942).
  5. Pada tanggal 1 Maret 1942, kemenangan tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas, yaitu dari Burma sampai Pulau Wake di Samudra Pasifik.
    Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda.

Itulah sejarah singkat tentang kedatangan Jepang ke Indonesia dan Menjajah Tanah Air kita Indonesia. Semoga bermanfaat.

Sejarah Kedatanngan Jepang ke Indonesia dan Menjajah Tanah Air

Dalam sejarah Indonesia, Jepang pernah datang dan masuk ke Indonesia untuk menjajah. Walaupun demikian, kedatangan Jepang ke Indonesia telah membuka sejarah baru bagi Tanah Air kita. Belanda yang terlebih dahulu menjajah selama tiga setengah abad dapat diusir berkat Jepang. Namun sebelum Negara Sakura datang, para Pahlawan Tanah Air sudah berjuang untuk mengusir Belanda, seperti Pangeran Diponegoro dan lain-lain.

Sejarah Masuknya Jepang ke Indonesia

Saat Perang Dunia II dalam Perang Pasifik Jepang telah mengebom Pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour. Pengeboman itu menunjukkan kemenangan Jepang terhadap Tentara Sekutu (Amerika Serikat). Peristiwa tersebut telah membuka telah membuka jalan bagi Negeri Sakura untuk memasuki negara-negara di Asia, termasuk Indonesia.

Rentetan kemenangan yang dicapai oleh tentara Jepang sejak melancarkan Perang Pasifik membuka pintu bagi mereka untuk menduduki tanah Hindia Belanda. Jepang yang menyebut dirinya "Saudara Tua", mula-mula disambut dengan baik dan penuh harapan, tetapi kemudian mengecewakan rakyat.

 Latar belakang kedatangan Jepang ke Indonesia adalah untuk keperluan perang. Negara kita adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Persediaan Jepang yang semakin menipis terutama minyak bumi, ditambah dengan tekanan Amerika Serikat yang melarang ekspor minyak bumi dan kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda. Keadaan ini mendorong Jepang untuk mencari sumber minyak bumi sendiri.

Masuknya Jepang Ke Indonesia


Sejak pengeboman di Pangkalan Laut Amerika Serikat Pearl Harbour oleh angkatan perang Jepang pada 8 Desember 1941, serangan terus dilancarkan kepada Amerika Serikat di Pasifik. Serangan-serangan itu seolah-olah tidak dapat dibendung. Pasukan Jepang berhasil menghancurkan basis-basis militer Amerika Serikat seperti di Filipina, yang kemudian diarahkan ke Indonesia.

Tujuan Jepang menyerang Indonesia adalah untuk mendapatkan pasokan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti timah, almunium, dan minyak bumi. Sebab, diperkirakan persediaan minyak di Indonesia mencukupi kebutuhan Jepang selama Perang Pasifik.

Saat Jepang masuk ke Indonesia, negeri Sakura ini sudah membawa kultur dan ideologi fasisme. Fasis atau fasisme dapat dimaknai sebagai sistem pemerintahan yang kekuasaannya berada di satu tangan seorang diktator dan otoriter. Penataan kehidupan sosial dan ekonomi danagat ketat, sentralistik dalam sebuah korporasi pemerintahan yang otoriter di bawah pimpinan yang diktator.

Sekutu yang terdiri dari Belanda, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat membuat pasukan gabungan yang disebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang. Hal ini bertujuan untuk mengeblok dan menghadapi invasi tentara Jepang. Namun kekuatan ABDACOM tidak cukup mampu untuk menyelamatkan Hindia Belanda dari kekalahan.

Dalam pertempuran di Laut Jawa, Ankatan Laut Jepang berhasil menghancurkan pasukan gabungan Belanda-Inggris yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos melerikan diri menuju Australia. Sementara itu, Jendral Jepang Imura dan pasukannya mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret 1942.

Kedatangan Jepang ke Indonesia tersebut dilaksanakan di tiga tempat yakni, di Banten dipimpin oleh Jenderal Imamura sendiri. Kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu dipimpin oleh Kolonel Tonishori, dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasi oleh Mayjen Tsuchihashi. Tempat-tempat tersebut memang tidak diduga oleh Belanda jika ternyata digunakan pendaratan tentara Jepang. Sementara itu Jepang tidak menyerang Jakarta, karena pada saat itu Jakarta disiapkan oleh Belanda sebagai kota terbuka.

Dalam menghadapi tentara Jepang, sebenarnya di Jawa Barat Sekutu telah mempersiapkan tentara gabungan ABDACOM, satu kompi Kadet dari Akademik Militer Kerajaan, dan Korps Pendidikan Perwira Cadangan. Di Jawa Tengah, sudah disiapkan empat batalion pasukan bantuan infanteri, sedangkan di Jawa Timur terdiri tiga batalion pasukan bantuan Indonesia dan satu batalion marinir, serta ditambah dengan satuan-satuan dari Inggris dan Amerika.

Namun, meski demikian, tentara Jepang yang mendarat di Jawa Tengah jumlahnya sangat besar dan berhasil merebut tiap daerah hampir tanpa perlawanan. Pasukan tentara Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa. Pada tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang dan terus bergerak ke selatan menguasai Buienzorg (Bogor). Dengan mudahnya Jepang menguasai kota-kota di Jawa.

Akhirnya Sekutu menyerah tanpa syarat kepada jepang. Pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. Penyerahan Belanda ke Jepang kemudian dikenal dengan Kapitulasi Kalijati. Dengan demikian, berakhirlah penjajahan belanda di Indonesia. Kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan tentara Jepang.

Faktor-Faktor Jepang Datang Ke Indonesia


Cukup menarik melihat pergerakan tentara Jepang untuk menguasai Indonesia begitu cepat. Hal ini berkaitan dengan perkembangan sebelumnya. Sejak Negeri Sakura atau Negeri Matahari Terbit berkembang menjadi negara industri dan tampil sebagai imperalis, Jepang mulai membutuhkan daerah baru. Salah satu daerah baru yang dimaksud adalah Indonesia.

Lalu apa saja faktor-faktor Jepang masuk ke Indonesia? salah satunya adalah karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan industri Jepang. Kemudian, karena slogan Hakko Ichiu yang diperkenalkan oleh Kaisar Jimu adalah doktrin untuk menguasai dunia.

Ajaran ini diterjemahkan bahwa Jepang sebagai negara maju bertanggung jawab untuk membentuk kesatuan keluarga umat manusia dengan memajukan dan mempersatukan bangsa-bangsa di dunia,
termasuk Indonesia.

Kronologi Masuknya Jepang Ke Indonesia
  1. Pada Januari 1942, Jepang mendarat dan memasuki Indonesia. Tentara Jepang ini masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku.
  2. Meskipun pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung.
  3. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942).
  4. Jepang kemudian menyerang Sumatra setelah berhasil memasuki Pontianak. Bersamaan dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa (Februari 1942).
  5. Pada tanggal 1 Maret 1942, kemenangan tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas, yaitu dari Burma sampai Pulau Wake di Samudra Pasifik.
    Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda.

Itulah sejarah singkat tentang kedatangan Jepang ke Indonesia dan Menjajah Tanah Air kita Indonesia. Semoga bermanfaat.

Subscribe Our Newsletter