Halaman

    Social Items

Ads 728x90

Ciri ciri sejarah sebagai seni
Ciri-ciri Sejarah Sebagai Seni

Memahami sejarah sebagai seni, selain harus mempelajari pengertian dan contoh-contohnya, Anda juga harus memahami ciri-ciri dari sejarah sebagai seni. Adapun contoh sejarah sebagai seni terdiri dari empat macam yaitu:

  • Intuisi
  • Imajinasi
  • Emosi
  • dan Gaya Bahasa


Empat ciri-ciri atau karakteristik di atas harus terdapat pada sejarah ketika dikatakan sebagai seni. Intinya sejarah dapat dikatakan sebagai seni jika terdapat empat ciri-ciri tersebut.

Penjelasan Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Seni

Kami akan mencoba menjelaskan keempat ciri-ciri di atas dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami. Berikut ini penjelasan ciri-ciri sejarah sebagai seni:

1. Intuisi

Seni memerlukan intuisi untuk menemukan, menggali dan menyajikan sebuah peristiwa. Sesuatu yang masih misteri (sejarah misalnya) juga memerlukan intuisi untuk menemukan kebenaran. Maka dari itu, sejarah sebagai seni, juga memerlukan intuisi dalam menyelidiki, menggali, dan menyajikan informasi yang berkaitan dengan masa lampau.

Keterangan di atas menunjukkan bahwa, intuisi juga diperlukan oleh sejarawan dalam memahami sebuah peristiwa. Walaupun demikian, intuisi yang dipergunakan untuk mengali dan menemukan kebenaran sejarah, harus tetap berdasarkan data dan fakta yang diperoleh di lapangan. Kira-kira mirip seorang detektif yang menguak sebuah kasus.

2. Imajinasi

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang secara umum. Oleh sebab itu layaknya seniman, sejarawan juga membutuhkan imajinasi untuk membantu dalam menggali, memahami, dan membayangkan bagaimana suatu peristiwa berlangsung.

Jadi, sejarah bisa dikatakan sebagai seni ketika suatu sejarah dapat dipahami, digali, dan ditemukan menggunakan imajinasi dan disajikan dalam bentuk imajinasi seorang sejarawan. Meski demikian, imajinasi seorang sejarawan juga harus dibatasi oleh data dan fakta yang ia dapatkan di lapangan agar tidak berlebihan dalam memberikan informasi sejarah.

3. Emosi

Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Artinya, sejarah sebagai seni harus mampu menghadirkan emosi bagi orang yang membaca atau mencari informasi sejarah, sehingga mendapatkan pemahaman yang utuh atau lebih baik.

Seperti menceritakan sebuah peristiwa yang menyedihkan, sejarawan harus dapat menghipnotis para pembaca agar sang pembaca dapat merasa kesedihan yang dirasakan oleh pelaku sejarah. 

4. Gaya Bahasa

Dalam menyampaikan peristiwa sejarah, baik menggunakan tulisan maupun lisan, seorang sejarawan harus menggunakan bahasa yang menarik, lugas, dan sistematis. Gaya bahasa yang baik, lugas, meyakinkan, menarik, dan sistematis akan membuat pembaca menjadi antusias dan penasaran untuk mendengarkan atau membaca sejarah. Kira-kira mirip karya sastra yang penuh dengan estetika.

Baca Juga:

Itulah penjelasan 4 ciri-ciri sejarah sebagai seni. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan memahami tentang sejarah sebagai seni. Terdapat kesalahan dalam penulisan mohon untuk para pembaca memberi komentar.

4 Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Seni dan Penjelasannya

Ciri ciri sejarah sebagai seni
Ciri-ciri Sejarah Sebagai Seni

Memahami sejarah sebagai seni, selain harus mempelajari pengertian dan contoh-contohnya, Anda juga harus memahami ciri-ciri dari sejarah sebagai seni. Adapun contoh sejarah sebagai seni terdiri dari empat macam yaitu:

  • Intuisi
  • Imajinasi
  • Emosi
  • dan Gaya Bahasa


Empat ciri-ciri atau karakteristik di atas harus terdapat pada sejarah ketika dikatakan sebagai seni. Intinya sejarah dapat dikatakan sebagai seni jika terdapat empat ciri-ciri tersebut.

Penjelasan Ciri-Ciri Sejarah Sebagai Seni

Kami akan mencoba menjelaskan keempat ciri-ciri di atas dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami. Berikut ini penjelasan ciri-ciri sejarah sebagai seni:

1. Intuisi

Seni memerlukan intuisi untuk menemukan, menggali dan menyajikan sebuah peristiwa. Sesuatu yang masih misteri (sejarah misalnya) juga memerlukan intuisi untuk menemukan kebenaran. Maka dari itu, sejarah sebagai seni, juga memerlukan intuisi dalam menyelidiki, menggali, dan menyajikan informasi yang berkaitan dengan masa lampau.

Keterangan di atas menunjukkan bahwa, intuisi juga diperlukan oleh sejarawan dalam memahami sebuah peristiwa. Walaupun demikian, intuisi yang dipergunakan untuk mengali dan menemukan kebenaran sejarah, harus tetap berdasarkan data dan fakta yang diperoleh di lapangan. Kira-kira mirip seorang detektif yang menguak sebuah kasus.

2. Imajinasi

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) atau menciptakan gambar (lukisan, karangan, dan sebagainya) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang secara umum. Oleh sebab itu layaknya seniman, sejarawan juga membutuhkan imajinasi untuk membantu dalam menggali, memahami, dan membayangkan bagaimana suatu peristiwa berlangsung.

Jadi, sejarah bisa dikatakan sebagai seni ketika suatu sejarah dapat dipahami, digali, dan ditemukan menggunakan imajinasi dan disajikan dalam bentuk imajinasi seorang sejarawan. Meski demikian, imajinasi seorang sejarawan juga harus dibatasi oleh data dan fakta yang ia dapatkan di lapangan agar tidak berlebihan dalam memberikan informasi sejarah.

3. Emosi

Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Artinya, sejarah sebagai seni harus mampu menghadirkan emosi bagi orang yang membaca atau mencari informasi sejarah, sehingga mendapatkan pemahaman yang utuh atau lebih baik.

Seperti menceritakan sebuah peristiwa yang menyedihkan, sejarawan harus dapat menghipnotis para pembaca agar sang pembaca dapat merasa kesedihan yang dirasakan oleh pelaku sejarah. 

4. Gaya Bahasa

Dalam menyampaikan peristiwa sejarah, baik menggunakan tulisan maupun lisan, seorang sejarawan harus menggunakan bahasa yang menarik, lugas, dan sistematis. Gaya bahasa yang baik, lugas, meyakinkan, menarik, dan sistematis akan membuat pembaca menjadi antusias dan penasaran untuk mendengarkan atau membaca sejarah. Kira-kira mirip karya sastra yang penuh dengan estetika.

Baca Juga:

Itulah penjelasan 4 ciri-ciri sejarah sebagai seni. Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan memahami tentang sejarah sebagai seni. Terdapat kesalahan dalam penulisan mohon untuk para pembaca memberi komentar.

Subscribe Our Newsletter