Kisah Nabi Luth 'Alaihissalam - Di sepanjang laut Mati yang terdapat di daerah Israel sampai Yordania terdapat kaum yang terkenal dengan sebutan Kaum Sadum. Sebenarnya nama Sadum adalah nama sebuah Ibu Kota, yaitu Ibu Kota Sadum yang terletak di utara Basin Laiut mati. Kaum Sadum yang mempunyai kebiasaan suka dengan sesama jenis (Laki-Laki suka dengan Laki-Laki yang disebut dengan Gay atau homo dan Perempuan suka dengan perempuan yang disebut dengan lesbi) menjadi inspirasi nama dari kata "sodom" Atau "sodomi". Karena tempat tinggal mereka terkenal dengan daerah Sadum, maka bersenggama melalui lubang belakang disebut dengan "sodom" atau "sodomi".
Gambaran Kaum Sadum
Hampir seluruh masyarakat Sadum mempunyai kebiasaan yang di luar kodrat manusia pada umumnya. Mereka memiliki kebiasaan gaya hidup suka sesama jenis (homo). Kaum Sadum melakukan hubungan kelamin sesama jenis laki-laki dengan laki-laki. Hal semacam itu disebut dengan sodom atau sodomi, karena mereka melakukan hubungan sesama jenis kekamin melalui dubur atau jalan belakang. Perbuatan semacam ini adalah sesuatu yang keluar dari fitrat dan Islam sangat melarangnya.
Kebanyakan masyarakat Sadum memiliki prilaku yang rendah akan moral dan akhlaknya. Maksiat sudah menjadi kebiasaan mereka, kemungkaran sudah menjadi hal yang biasa, pemerasan dan pencurian hampir setiap hari terjadi, penindasan dan perlakuan yang semena-mena sudah menjadi pekerjaan orang-orang yang berkuasa. Dan yang paling menonjol dari semua perbuatan yang di luar moral atau akhlak adalah prilaku homoseksual di kalangan laki-laki dan lesbian di kalangan perempuan.
Jika ada seorang pendatang atau singgah di Sadum, ia tidak akan selamat dari gangguan mereka. Ketika pendatang itu membawa barang yang berharga dan kaum Sadum mengetahuinya, maka akan dirampas oleh Kaum Sadum. Apabila sang pendatang melawan ketika dirampas barang berharganya, maka mereka tidak akan segan-segan untuk meluaki bahkan membunuhnya. Dan yang lebih mengerikan lagi, jika sang pendatang itu adalah laki-laki yang tampan, maka kaum Sadum laki-laki akan menculik atau menangkapnya, kemudian disuruh untuk melayani hubungan homoseksual kaum Sadum.
Selain berdakwah untuk mengajak masyarakat Sadum beriman, beribadah dan meninggalkan segala jenis kemungkaran, Beliau telah memberi penjelasan tentang ketauhidan atau mengesakan Allah SWT. Cara Nabi Luth AS dalam mengajak menuju ketahuidan adalah dengan memberikan penjelasan kepada Kaum Sadum bahwa, Allah SWTlah yang telah menciptakan alam semesta ini, baik bumi, langit dan seisinya adalah ciptaan dan kekuasaan Allah SWT semata. Tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali hanya Allah Semata. Dan bahkan Manusia itu sendiri, Kaum Sadum itu sendiri adalah termasuk ciptaan Allah SWT.
Nabi Luth AS juga menjelaskan bahwa, perbuatan Kaum Sadum yang mirip dengan sifat kebinatangan itu adalah perbuatan yang tidak diridhai Allah SWT. Maka berbuatlah berbuat baiklah kepada dengan amal-amal yang diridhaiNya dengan berbuat baik serta meninggalkan kemaksiatan. Dengan mengamalkan perbuat yang baik, amal sholeh dan meninggalkan kemungkaran maka Allah SWT akan memberikan ganjaran atau balasan yang lebih baik yaitu, berupa syurga yang di dalamnya terdapat nikmat yang sangat luar biasa. Dan apabila membangkang atau malah berbuat keburukan dan kemungkaran, maka balasanya adalah neraka yang di dalamnya terdapat siksaan yang sangat pedih.
Nabi Luth AS berseru kepada Kaum Sadum agar meninggalkan kebiasaan mereka. Perbuatan yang keluar dari fithrah manusia, yaitu perbuatan yang berupa homoseksual dan lesbian. Beliau AS menyatakan bahwa, perbuatan itu bertentangan dengan fitrah manusia dan bertentangan dengan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam penciptaan manusia yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dimana keduanya (laki-laki dan perempuan) merupakan pasangan seperti halnya Nabi Adam AS dan Dewi Hawa.
Nabi Luth AS juga memberikan nasehat kepada Kaum Sadum untuk menghormati hak yang dimiliki oleh masing-masing individu dengan tidak merampas, merampok, dan mencuri barang yang dimiliki orang lain. Artinya, mereka tidak boleh melakukan perbuatan perampokan dan pencurian baik di antara mereka terlebih lagi kepada pendatang yang singgah di daerah Sadum. Diterangkan bahwa, perbuatan itu akan memberikan kerugian bagi mereka sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan daerah mereka menjadi tidak aman. Sehingga akan menimbulkan rasa yang was-was dan gelisah dalam kehidupan mereka.
Kesabaran Nabi Luth AS juga tidak dapat diragukan lagi. Seberapa keras orang-orang Sadum mencelanya, Nabi Luth AS tetap tidak marah kepada mereka. Kemudian Nabi Luth AS dalam berdakwah mempunyai keyakinan bahwa, Allah SWT akan memberikan pertolongan kepadanya dalam berdakwah dan menghadapi Kaum Sadum. Sehingga Nabi Luth AS memiliki hati yang pasrah terhadap Allah SWT.
Dengan terus melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT, Nabi Luth AS tidak henti-hentinya memanfaatkan kesempatan baik dalam keadaan bertemu dengan kaumnya secara berkelompok atau pun secara perseorangan. Namun kerusakan moral yang telah mengakar masih sulit di hilangkan. Nabi Luth AS sudah dengan sabar dan penuh dengan istiqomah mengajak mereka dengan baik, akan tetapi telinga kaum Sadum seolah-olah telah tersumpal. Sehingga mereka tidak mengindahkan ajakan Nabi Luth AS. Fikiran mereka sudah tidak dapat lagi mencerna mana yang benar dan yang mana yang salah.
Hingga pada suatu hari kaum Sadum merasa resah terhadap dakwah Nabi Luth AS. Mereka meminta agar Nabi Luth AS menghentikan dakwahnya. Bahkan jika tidak berhenti dari dakwahnya, mereka mengancam Nabi Luth AS dengan mengusir Beliau dari daerah Sadum. Masyarakat Sadum pun sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk diajak menuju jalan yang lurus. Hati mereka sudah keras nan tandus, sehingga sangat sulit untuk menerima kebenaran yang sejati. Apapun ajakan Nabi Luth AS tidak pernah difikirkan kebenaranya oleh mereka dan tetap melakukan perbuatan yang dapat merugikan mereka sendiri dan orang lain. Hati mereka telah tandus dan mengeras, hingga hati mereka sulit untuk menerima kebenaran.
Dalam pertemuan antara Nabi Ibrahim AS dan ketiga orang yang tampan itu, Nabi Ibrahim AS telah mengajukan usulan agar turunya Adzab terhadap kaum Sadum ditunda dengan alasan jikalau kaum Sadum dapat terketuk hatinya dan sadar bahwa prilaku mereka tergolong zalim, sehingga mereka sadar dan tidak mau melaksanakan ajakan Nabi Luth AS. Nabi Ibrahim AS pun juga mengusulkan jika adzab Allah SWT benar-banar terjadi menimpa kaum Sadum, agar Nabi Luth AS beserta dengan keluarganya diselamatkan dari adzab tersebut.
Setelah pertemuan antara tiga orang yang mempunyai paras tampan dan Nabi Ibrahim AS usai, ketiga malaikat yang menyamar sebagai laki-laki tampan itu menuju ke daerah Sadum. Dalam perjalanan mereka menuju kota, berjumpalah dengan seorang gadis yang sedang mengambil air. Dalam pertemuan itu, mereka (para pemuda tampan) meminta agar dapat diterima di rumahnya sebagai tamu oleh keluarganya. Akan tetapi gadis itu tidak bisa memberikan keputusan sebelum berunding dengan keluarganya. Sehingga mereka dimohon untuk menunggu di tempat itu, sedangkan si gadis dengan segera kembali kerumah untuk menanyakan kepada ayahnya apakah ketiga orang tampan itu boleh singgah dirumahnya.
Ternyata Gadis yang berjumpa dengan ketiga pemuda tampan itu adalah anak Nabi Luth AS. Sehingga ketika sampai di rumahnya, si gadis pun langsung memberitahukan kepada ayahnya bahwa ada tiga orang pemuda tampan yang ingin singgah dan bertamu di rumahnya. Mendengar berita itu, Nabi Luth AS menjadi binggung. Jika Nabi Luth AS menerima ketiga tamu tersebut, Beliau tidak akan bisa melindunginya dari orang-orang Sadum yang suka dengan sesama jenis. Dan pasti kaum Sadum menginginkan mereka agar diserahkan kepada kaum Sadum. Apalagi mereka mempunyai paras yang tampan berbadan tegap, gagah, dan mepunyai bentuk fisik yang sempurna. Akan tetapi jika tidak diterima sebagai tamu, ketiga orang tampan itu akan bermalam dimana. Dan jika bertemu dengan kaum Sadum pasti mereka akan ditangkap dan dirampas hartanya.
Akhirnya Nabi Luth AS memutuskan untuk menerima para pemuda tampan itu untuk menginap di rumahnya sebagai tamu dan pasrah kepada Allah SWT. Beliau AS kemudian menjemput para tamu itu. Namun sebelum Nabi Luth AS meninggalkan rumah untuk menjemput tamunya, Beliau berpesan kepada istri dan anaknya agar merahasiakan dari kaum Sadum, bahwa ada tamu yang tampan singgah dan bermalam di rumah.
Nabi Luth AS tidak membukakan pintu bagi kaum Sadum dan berkata kepada mereka agar kembali ke rumah masing-masing dan tidak mengganggu tamu yang datang dari jauh dan harus di hormati dan dimuliakan. Nabi Luth AS juga memberi nasihat kepada mereka agar meninggalkan kebiasaan buruk mereka. Karena perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan mereka itu bertentangan dengan fitrah manusia. Dan ingatlah bahwa Allah SWT menciptakan manusia terdiri dari dua jenis yaitu, laki-laki dan perempuan.
Nasihat Nabi Luth AS tidak dihiraukan oleh mereka. Dan kini mereka malah mendesak Nabi Luth AS agar membukakan pintu rumah. Jika tidak membukakan pintu mereka akan mendobraknya dari luar. Mendengar ancaman itu Nabi Luth AS tidak sanggup lagi untuk menahan Kaum Sadum agar tidak menerobos ke dalam rumah. Kemudian Nabi Luth AS berkata kepada tamunya bahwa tidak sanggup lagi untuk menahan mereka dan tidak mempunyai sanak keluarga yang disegani mereka agar dimintai pertolongan.
Mendengar perkataan Nabi Luth AS, ketiga pemuda itu pun berkata yang sebenarnya bahwa, mereka bertiga adalah malaikat yang menyamar sebagai pemuda tampan dan diutus oleh Allah SWT untuk menurunkan adzab kepada kaum Sadum yang sudah sulit untuk diperbaiki akhlaknya lagi.
Setelah kejadian itu, malaikat yang bertamu di rumah Nabi Luth AS berkata kepada beliau bahwa, waktunya telah tiba untuk menurunkan adzab bagi mereka yang tidak mengindahkan dakwah atau ajakan menuju jalan Allah SWT. Nabi Luth AS juga disuruh untuk meninggalkan perkampunganya beserta keluarganya dan ketiga malaikat itu berpesan agar tidak seorangpun dari baik Nabi Luth maupun keluarga Nabi Luth AS tidak menoleh kebelakang ketika berjalan menuju keluar perkampungan.
Nabi Luth AS pergi dari rumah meninggalkan daerah sadum pada waktu sehabis tengah malam. Mereka terdiri dari Nabi Luth sendiri, dua putrinya dan seorang istri Nabi Luth AS. Dengan berjalan cepat meninggalkan daerah sadum Nabi Luth AS beserta kelauarga tidak menoleh kebelakang seperti yang diperintahkan para malaikat, kecuali istri Nabi Luth AS. Seolah-olah dia tidak percaya apa yang dikatakan ketiga pemuda tadi sehingga menjadi penasaran apakah benar akan turun adzab dari Allah SWT.
Begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali istri Nabi Luth AS yang telah membocorkan rahasia ketika pemuda tampan singgah di rumahnya. Getaran itu didahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil, hujan yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua penghuninya.
Bertebaranlah mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah SWT di kota Sadum, dan hancurlah kota tersebut yang berada di laluan manusia yang lalu-lalang. Namun, masih ditinggalkan kesan-kesan kehancuran kota tersebut oleh Allah SWT, sebagai peringatan kaum yang kemudian yang melalui di jalan tersebut. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang. Kisah Nabi Luth AS Di Dalam Al-Quran.
Kisah Nabi Luth AS dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya Surah Al-Anbiyaa ayat 74 dan 75 , Surah Asy-Syu'ara ayat 160 sehingga ayat 175 , Surah Hud ayat 77 sehingga ayat 83 , Surah Al-Qamar ayat 33 sehingga 39 dan surah At-Tahrim ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya
Dakwah Nabi Luth AS Kepada Kaum Sadum
Di tengah-tengah kerusakan moral masyarakat Sadum, diutuslah oleh Allah SWT salah satu Nabi yang bernama Luth AS. Beliau adalah anak saudara Nabi Ibrahim AS yang bernama Haran bin Tareh, artinya Nabi Luth AS adalah Keponakan Nabi Ibrahim AS. Dia (Haran Bin Tareh) adalah ayah dari Nabi Luth AS. Adapun silsilah lengkap Nabi Luth AS adalah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Dalam dakwah Nabi Luth AS, beliau telah menyerukan agar meninggalkan perbuatan maksiat dan segala jenis kemungkaran serta suka sesama jenis. Dan yang paling utama dalam dakwah Nabi Luth AS adalah untuk mengajak Kaum Sadum beriman dan beribadah kepada Allah SWT.Selain berdakwah untuk mengajak masyarakat Sadum beriman, beribadah dan meninggalkan segala jenis kemungkaran, Beliau telah memberi penjelasan tentang ketauhidan atau mengesakan Allah SWT. Cara Nabi Luth AS dalam mengajak menuju ketahuidan adalah dengan memberikan penjelasan kepada Kaum Sadum bahwa, Allah SWTlah yang telah menciptakan alam semesta ini, baik bumi, langit dan seisinya adalah ciptaan dan kekuasaan Allah SWT semata. Tidak ada Tuhan yang layak disembah kecuali hanya Allah Semata. Dan bahkan Manusia itu sendiri, Kaum Sadum itu sendiri adalah termasuk ciptaan Allah SWT.
Nabi Luth AS juga menjelaskan bahwa, perbuatan Kaum Sadum yang mirip dengan sifat kebinatangan itu adalah perbuatan yang tidak diridhai Allah SWT. Maka berbuatlah berbuat baiklah kepada dengan amal-amal yang diridhaiNya dengan berbuat baik serta meninggalkan kemaksiatan. Dengan mengamalkan perbuat yang baik, amal sholeh dan meninggalkan kemungkaran maka Allah SWT akan memberikan ganjaran atau balasan yang lebih baik yaitu, berupa syurga yang di dalamnya terdapat nikmat yang sangat luar biasa. Dan apabila membangkang atau malah berbuat keburukan dan kemungkaran, maka balasanya adalah neraka yang di dalamnya terdapat siksaan yang sangat pedih.
Nabi Luth AS berseru kepada Kaum Sadum agar meninggalkan kebiasaan mereka. Perbuatan yang keluar dari fithrah manusia, yaitu perbuatan yang berupa homoseksual dan lesbian. Beliau AS menyatakan bahwa, perbuatan itu bertentangan dengan fitrah manusia dan bertentangan dengan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung di dalam penciptaan manusia yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dimana keduanya (laki-laki dan perempuan) merupakan pasangan seperti halnya Nabi Adam AS dan Dewi Hawa.
Nabi Luth AS juga memberikan nasehat kepada Kaum Sadum untuk menghormati hak yang dimiliki oleh masing-masing individu dengan tidak merampas, merampok, dan mencuri barang yang dimiliki orang lain. Artinya, mereka tidak boleh melakukan perbuatan perampokan dan pencurian baik di antara mereka terlebih lagi kepada pendatang yang singgah di daerah Sadum. Diterangkan bahwa, perbuatan itu akan memberikan kerugian bagi mereka sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan daerah mereka menjadi tidak aman. Sehingga akan menimbulkan rasa yang was-was dan gelisah dalam kehidupan mereka.
Hati Yang Keras dan Tandus
Nabi Luth AS, dalam berdakwah untuk menyerukan agama Allah SWT mengalami banyak cobaan. Beliau mendapat celaan, bahkan mengusir Nabi Luth beserta dengan keluarganya. Akan tetapi, Nabi Luth AS mempunyai kepribadian dan sifat yang sangat luar biasa. Istiqomah, merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Nabi Luth AS. Artinya, Nabi Luth AS dalam mengajak Kaum Sadum untuk berbuat kebajikan dan menyembah Allah SWT dengan cara yang terus menerus walaupun Masyarakat Sadum banyak yang mencela dakwahnya.Kesabaran Nabi Luth AS juga tidak dapat diragukan lagi. Seberapa keras orang-orang Sadum mencelanya, Nabi Luth AS tetap tidak marah kepada mereka. Kemudian Nabi Luth AS dalam berdakwah mempunyai keyakinan bahwa, Allah SWT akan memberikan pertolongan kepadanya dalam berdakwah dan menghadapi Kaum Sadum. Sehingga Nabi Luth AS memiliki hati yang pasrah terhadap Allah SWT.
Dengan terus melaksanakan dakwah sesuai dengan petunjuk Allah SWT, Nabi Luth AS tidak henti-hentinya memanfaatkan kesempatan baik dalam keadaan bertemu dengan kaumnya secara berkelompok atau pun secara perseorangan. Namun kerusakan moral yang telah mengakar masih sulit di hilangkan. Nabi Luth AS sudah dengan sabar dan penuh dengan istiqomah mengajak mereka dengan baik, akan tetapi telinga kaum Sadum seolah-olah telah tersumpal. Sehingga mereka tidak mengindahkan ajakan Nabi Luth AS. Fikiran mereka sudah tidak dapat lagi mencerna mana yang benar dan yang mana yang salah.
Hingga pada suatu hari kaum Sadum merasa resah terhadap dakwah Nabi Luth AS. Mereka meminta agar Nabi Luth AS menghentikan dakwahnya. Bahkan jika tidak berhenti dari dakwahnya, mereka mengancam Nabi Luth AS dengan mengusir Beliau dari daerah Sadum. Masyarakat Sadum pun sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk diajak menuju jalan yang lurus. Hati mereka sudah keras nan tandus, sehingga sangat sulit untuk menerima kebenaran yang sejati. Apapun ajakan Nabi Luth AS tidak pernah difikirkan kebenaranya oleh mereka dan tetap melakukan perbuatan yang dapat merugikan mereka sendiri dan orang lain. Hati mereka telah tandus dan mengeras, hingga hati mereka sulit untuk menerima kebenaran.
Tiga Tamu Yang Tampan Sang Pembawa Berita
Dalam Sejarah, masa kenabian Nabi Ibrahim sezaman dengan Nabi Luth AS, maka dari itu keduanya pernah bertemu. Kemudian, pada suatu hari datanglah tiga orang yang bertamu ke rumah Nabi Ibrahim AS. Tiga orang itu memiliki paras yang tampan dan fisik yang gagah, tegap, dan berotot. Dengan paras yang tampan apalagi dari segi fisik tergolong fisik yang sempurna, para lelaki homoseksual akan sangat menginginkanya. Ketiga orang yang tampan itu adalah Malaikat yang berwujud manusia dan diutus oleh Allah SWT untuk memberikan berita bahwa, akan lahir seorang Nabi yang bernama Ishak AS dan Allah SWT akan menurunkan adazab kepada kaum Sadum yang sulit untuk diperbaiki moralnya.Dalam pertemuan antara Nabi Ibrahim AS dan ketiga orang yang tampan itu, Nabi Ibrahim AS telah mengajukan usulan agar turunya Adzab terhadap kaum Sadum ditunda dengan alasan jikalau kaum Sadum dapat terketuk hatinya dan sadar bahwa prilaku mereka tergolong zalim, sehingga mereka sadar dan tidak mau melaksanakan ajakan Nabi Luth AS. Nabi Ibrahim AS pun juga mengusulkan jika adzab Allah SWT benar-banar terjadi menimpa kaum Sadum, agar Nabi Luth AS beserta dengan keluarganya diselamatkan dari adzab tersebut.
Setelah pertemuan antara tiga orang yang mempunyai paras tampan dan Nabi Ibrahim AS usai, ketiga malaikat yang menyamar sebagai laki-laki tampan itu menuju ke daerah Sadum. Dalam perjalanan mereka menuju kota, berjumpalah dengan seorang gadis yang sedang mengambil air. Dalam pertemuan itu, mereka (para pemuda tampan) meminta agar dapat diterima di rumahnya sebagai tamu oleh keluarganya. Akan tetapi gadis itu tidak bisa memberikan keputusan sebelum berunding dengan keluarganya. Sehingga mereka dimohon untuk menunggu di tempat itu, sedangkan si gadis dengan segera kembali kerumah untuk menanyakan kepada ayahnya apakah ketiga orang tampan itu boleh singgah dirumahnya.
Ternyata Gadis yang berjumpa dengan ketiga pemuda tampan itu adalah anak Nabi Luth AS. Sehingga ketika sampai di rumahnya, si gadis pun langsung memberitahukan kepada ayahnya bahwa ada tiga orang pemuda tampan yang ingin singgah dan bertamu di rumahnya. Mendengar berita itu, Nabi Luth AS menjadi binggung. Jika Nabi Luth AS menerima ketiga tamu tersebut, Beliau tidak akan bisa melindunginya dari orang-orang Sadum yang suka dengan sesama jenis. Dan pasti kaum Sadum menginginkan mereka agar diserahkan kepada kaum Sadum. Apalagi mereka mempunyai paras yang tampan berbadan tegap, gagah, dan mepunyai bentuk fisik yang sempurna. Akan tetapi jika tidak diterima sebagai tamu, ketiga orang tampan itu akan bermalam dimana. Dan jika bertemu dengan kaum Sadum pasti mereka akan ditangkap dan dirampas hartanya.
Akhirnya Nabi Luth AS memutuskan untuk menerima para pemuda tampan itu untuk menginap di rumahnya sebagai tamu dan pasrah kepada Allah SWT. Beliau AS kemudian menjemput para tamu itu. Namun sebelum Nabi Luth AS meninggalkan rumah untuk menjemput tamunya, Beliau berpesan kepada istri dan anaknya agar merahasiakan dari kaum Sadum, bahwa ada tamu yang tampan singgah dan bermalam di rumah.
Musuh Dalam Selimut
Malam itu, di rumah Nabi Luth AS bertamulah tiga malaikat yang menyamar sebagai pemuda yang tampan dan gagah dari segi fisiknya. Hingga pada malam itu, datanglah segrombolan orang Sadum dan berteriak-teriak tanpa adanya sopan santun. Mereka berteriak agar Nabi Luth AS menyerahkan tiga orang lelaki tampan yang singgah di rumahnya. Nabi Luth AS kaget dan merasa ada keanehan. Karena kedatangan ketiga pemuda itu telah dirahasiakan dan tidak ada satupun dari kaum Sadum mengetahuinya.Nabi Luth AS tidak membukakan pintu bagi kaum Sadum dan berkata kepada mereka agar kembali ke rumah masing-masing dan tidak mengganggu tamu yang datang dari jauh dan harus di hormati dan dimuliakan. Nabi Luth AS juga memberi nasihat kepada mereka agar meninggalkan kebiasaan buruk mereka. Karena perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan mereka itu bertentangan dengan fitrah manusia. Dan ingatlah bahwa Allah SWT menciptakan manusia terdiri dari dua jenis yaitu, laki-laki dan perempuan.
Nasihat Nabi Luth AS tidak dihiraukan oleh mereka. Dan kini mereka malah mendesak Nabi Luth AS agar membukakan pintu rumah. Jika tidak membukakan pintu mereka akan mendobraknya dari luar. Mendengar ancaman itu Nabi Luth AS tidak sanggup lagi untuk menahan Kaum Sadum agar tidak menerobos ke dalam rumah. Kemudian Nabi Luth AS berkata kepada tamunya bahwa tidak sanggup lagi untuk menahan mereka dan tidak mempunyai sanak keluarga yang disegani mereka agar dimintai pertolongan.
Mendengar perkataan Nabi Luth AS, ketiga pemuda itu pun berkata yang sebenarnya bahwa, mereka bertiga adalah malaikat yang menyamar sebagai pemuda tampan dan diutus oleh Allah SWT untuk menurunkan adzab kepada kaum Sadum yang sudah sulit untuk diperbaiki akhlaknya lagi.
Kejadian Yang Aneh
Ketiga malaikat itu yang menyamar sebagai pemuda tampan berkata kepada Nabi Luth AS agar membukakan pintu selebar-lebarnya. Namun ketika pintu sudah dibuka dan kaum Sadum hendak melangkah menuju ke dalam rumah Nabi Luth AS, tiba-tiba pandangan mereka menjadi gelap. Pandangan yang menjadi gelap itu bukan karena malam hari, akan tetapi secerca cahayapun mereka tidak bisa melihatnya. Mereka pun tidak percaya, maka diusaplah mata mereka, dan tetap saja mata mereka tidak dapat melihat apa-apa. Maka butalah mata mereka hingga keadaan mereka menjadi kacau dan dalam keadaan kebingungan.Setelah kejadian itu, malaikat yang bertamu di rumah Nabi Luth AS berkata kepada beliau bahwa, waktunya telah tiba untuk menurunkan adzab bagi mereka yang tidak mengindahkan dakwah atau ajakan menuju jalan Allah SWT. Nabi Luth AS juga disuruh untuk meninggalkan perkampunganya beserta keluarganya dan ketiga malaikat itu berpesan agar tidak seorangpun dari baik Nabi Luth maupun keluarga Nabi Luth AS tidak menoleh kebelakang ketika berjalan menuju keluar perkampungan.
Nabi Luth AS pergi dari rumah meninggalkan daerah sadum pada waktu sehabis tengah malam. Mereka terdiri dari Nabi Luth sendiri, dua putrinya dan seorang istri Nabi Luth AS. Dengan berjalan cepat meninggalkan daerah sadum Nabi Luth AS beserta kelauarga tidak menoleh kebelakang seperti yang diperintahkan para malaikat, kecuali istri Nabi Luth AS. Seolah-olah dia tidak percaya apa yang dikatakan ketiga pemuda tadi sehingga menjadi penasaran apakah benar akan turun adzab dari Allah SWT.
Begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali istri Nabi Luth AS yang telah membocorkan rahasia ketika pemuda tampan singgah di rumahnya. Getaran itu didahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil, hujan yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua penghuninya.
Bertebaranlah mayat-mayat yang dilaknat oleh Allah SWT di kota Sadum, dan hancurlah kota tersebut yang berada di laluan manusia yang lalu-lalang. Namun, masih ditinggalkan kesan-kesan kehancuran kota tersebut oleh Allah SWT, sebagai peringatan kaum yang kemudian yang melalui di jalan tersebut. Demikianlah kebesaran dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang. Kisah Nabi Luth AS Di Dalam Al-Quran.
Kisah Nabi Luth AS dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya Surah Al-Anbiyaa ayat 74 dan 75 , Surah Asy-Syu'ara ayat 160 sehingga ayat 175 , Surah Hud ayat 77 sehingga ayat 83 , Surah Al-Qamar ayat 33 sehingga 39 dan surah At-Tahrim ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yang mengkhianati suaminya