Halaman

    Social Items

Ads 728x90

Teori Masuknya Hindu Budha ke Indonesia
Teori Masuknya Hindu Budha ke Indonesia
Perkembangan agama Hindu-Budha pertama kali berlangsung di India dan sekitarnya. Masa kejayaan agama tersebut ditandai dengan munculnya Dinasti Maurya yang berkuasa di India. Di masa kemunduran Maurya, agama Hindu-Budha mulai berkembang di luar India, termasuk di Nusantara. Akan tetapi, masuknya agama dan budaya Hindu-Budha di Indonesia tidak begitu jelas, termasuk kapan, siapa, dan dengan metode apa agama ini masuk ke Indonesia. Berbeda dengan masuknya agama Islam ke Indonesia yang diketahui dengan cara apa agama dan budayanya dapat masuk di Indonesia.

Menurut para Ahli, secara umum cara atau proses masuknya agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia terbagi menjadi dua macam, yaitu;
  1. Penduduk asli Indonesia berperan aktif dalam penyebaran Hindu-Budha di Tanah Air. Artinya, masyarakat Indonesia pergi ke India dan Cina untuk belajar agama Hindu-Budha, kemudian kembali ke Tanah Air untuk menyebarkan agama tersebut.
  2. Penduduk asli Indonesia berperan pasif dalam menyebarkan Hindu-Budha. Maksudnya, penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia diperankan penuh oleh pendatang dari India dan Cina yang singgah di Indonesia.

Cara di atas masih secara umum, dan butuh perincian untuk lebih memahami sejarah masuknya Hindu Budha ke Indonesia. Untuk itu, silahkan simak teori-teori masuknya agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia.

Teori Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia

Indonesia, merupakan sebuah negara yang terletak antara dua benua dan dua samudra. Letaknya yang sangat strategis membuat Indonesia ramai dan banyak dikunjungi oleh para pendatang asing terutama pedagang dari India dan Cina. Selain strategis, Indonesia juga memiliki hasil bumi yang melimpah dan penduduk yang ramah. Keunggulan-keunggulan itulah yang menyebabkan Indonesia ramai dikunjungi oleh para pedagang Internasional.

Hubungan dagang antara India dan Cina mengakibatkan dampak positif bagi Indonesia. Alasannya, hampir setiap pedagang dari India yang menuju ke Cina selalu singgah terlebih dahulu di Indonesia, begitu pula sebaliknya. Di Indonesia, proses masuknya pengaruh Hindu-Buddha diperkirakan terjadi sejak abad pertama Masehi. Dari kisah inilah muncul beberapa teori mengenai masuknya Hindu-Budha ke Indonesia. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut;
  • Teori Brahmana
  • Teori Kesatria
  • Teori Waisya
  • Teori Sudra
  • Teori Arus Balik

Sebelum memahami teori di atas, sebaiknya anda mengetahui kasta/golongan berikut ini. Dalam agama Hindu terdapat ajaran kasta/golongan masyarakat yaitu; kasta Brahmana, Kesatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Brahmana adalah untuk orang-orang yang menjadi pemuka agama, kasta Kesatria adalah untuk orang-orang bangsawan atau raja dan keturunannya. Waisya adalah masyarakat biasa yang memiliki profesi seperti berdagang. Sedangkan kasta Sudra untuk golongan orang yang lebih rendah dari pada kaum waisya.
Baca Juga: Sejarah Perkembangan Hindu-Budha di Indonesia dan Peninggalannya
1. Teori Brahmana
Disebut dengan teori Brahmana karena teori ini menganggap bahwa kaum Brahmana yang sangat berperan dalam upaya penyebaran agama dan budaya Hindu-Budha di Indonesia. Terdapat beberapa alasan mengapa sang pencetus J.C Van Leur meyakini teori ini. Pertama, bahwa pada saat itu yang boleh menyebarkan agama Hindu-Budha hanya kaum Brahmana. Kedua, yang dapat membaca huruf pallawa dan sangsekerta ,serta memahami kitab Weda hanyalah kaum Brahmana. Jadi tidak mungkin yang menyebarkan agama Hindu-Budha selain kaum Brahmana.

Terdapat beberapa sumber mengisahkan bahwa pada masa perdagangan kuno penguasa-penguasa wilayah Nusantara ingin mendapat status terhormat di mata tamu-tamunya, yaitu para pedagang asing dari India dan Cina. Mereka kemudian mengundang para Brahmana dari India. Sebagian dari mereka kemudian memutuskan untuk memeluk agama Hindu agar memperoleh penetapan sebagai kasta kesatria melalui upacara wratyastoma yang harus diselenggarakan oleh seorang Brahmana.

Landasan untuk menguatkan teori ini adalah 7 buah Yupa peninggalan kerajaan Kutai yang di temukan di Kalimantan Timur. Yupa sendiri adalah sebuah tiang batu yang bertuliskan syair dalam bentuk huruf pallawa. Syair-syair tersebut merupakan pujian atas kepada raja Tarumanegara.

Meski demikian, teori Brahmana yang dianggap paling kuat di antara teori lainnya, masih terdapat kelemahan yaitu; dalam kepercayaan agama Hindu kuno, kaum Brahmana diharamkan untuk berlayar di lautan, apalagi sampai meninggalkan tanah air mereka, kaum Brahmana tidak dibebani untuk menyebarkan agama Hindu walaupun mereka mampu membaca kitab Weda. Oleh sebab itu, teori ini masih harus dikaji ulang agar kelemahan tersebut dapat dijawab, sehingga tidak ada kelemahannya.

2. Teori Kesatria
Pencetus teori ini adalah F.D.K. Bosch, ia berpendapat bahwa pengaruh agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia dibawa oleh kaum kesatria dari India. Menurut Bosch, di masa lampau di India sering terjadi peperangan antara golongan di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah perang, kemudian meninggalkan India. Di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia. Meraka kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru.

Daerah koloni ini menjadi pusat penyebaran budaya India. Bahkan ada yang berpendapat bahwa kolonisasi yang terjadi disertai penaklukan melalui perang. Jadi. pemegang peranan terhadap proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah golongan prajurit atau kasta kesatria.

Landasan yang menjadi kelebihan dari teori kesatria adalah; 1. semangat untuk mengarungi samudra dan menaklukan daerah baru hanya dimiliki oleh jiwa kesatria, 2. Terdapat hubungan baik yang terjalin antara kerajaan Hindu-Budha di Nusantara dengan kerajaan-kerajaan yang ada di India, 3. adanya konflik perebutan kekuasaan di kerajaan-kerajaan Nusantara, sehingga mendorong peran para kesatria untuk memainkan keahlian.

Sementara itu, terdapat kelemahan dari teori kesatria yang belum terjawab yaitu; bagaimana mungkin para kaum kesatria mengajarkan agama Hindu-Budha, jika para kesatria tidak dapat membaca huruf pallawa yang menjadi literasi kitab Weda agama Hindu. Intinya kaum kesatria tidak memiliki kemampuan untuk menguasai kitab Weda.

3. Teori Waisya
Menurut N.J. Krom, golongan kesatria bukanlah golongan yang terbesar di antara orang- orang India yang datang ke Indonesia. Krom berpendapat bahwa masuknya Hindu-Budha ke Indonesia karena peranan kasta Waisya. Kasta waisya yang dimaksud adalah para pedagang dari India yang datang ke Indonsesia. Lalu sebagian dari mereka ada yang menetap di Indonesia kemudian menyebarkan kebudayaan India melalui hubungan mereka dan penguasa Indonesia. Di sini krom telah mengisyaratkan bahwa telah terjadi perkawinan antara penduduk setempat dan pedagang dari India.
Baca Juga: 7 Cara Masuknya Islam Ke Indonesia dan Teorinya
Teori ini didukung dengan adanya fakta bahwa di masa silam banyak pedagang dari India dan Cina singgah di Indonesia dan sebagian dari mereka ada yang menetap. Cukup logis alasan dari teori ini, akan tetapi masih ada beberapa kelemahan. Pertama, kaum waisya tidak mampu membaca kitab Weda yang menjadi kitab suci agama Hindu. Kedua, kaum waisya tidak mampu membaca dan menulis aksara pallawa dan sansekerta. Ketiga, kaum waisya tidak dibebani untuk menyebarkan agamanya. Keempat, jika kaum waisya yang menyebarkan agama Hindu-Budha di Nusantara, seharusnya yang menjadi pusat peradaban Hindu-Budha di Indonesia adalah  kota-kota yang menjadi pusat perdagangan.

4. Teori Sudra
Kaum sudra merupakan kasta yang paling rendah di antara kasta lainnya. Teori ini menyebut kan bahwa kaum sudara yang berperan dalam penyebaran Hindu-Budha di Indonesia. peperangan yang terjadi di India menyebabkan kaum sudra menyebar keluar India, termasuk di Nusantara. Ada juga yang berpendapat bahwa kaum sudra yang datang ke Indonesia karena mereka mengadu nasib mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka yang sebelumnya memiliki profesi sebagai buruh atau pekerja kasar ingin mengubah nasibnya.

Teori ini juga cukup logis, akan tetapi masih terdapat kelemahannya. Kaum sudra biasanya lemah baik dalam pengetahuan dan keberanian. Jika memang kaum sudra datang dan sampai di Indonesia banyak kemungkinan bersama dengan tuannya. Para sudra juga tidak mengasai kitab weda dan lemah pengetahuannya, sehingga sulit untuk mengatakan bahwa kaum sudra yang menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha. Oh iya, teori sudra merupakan pendapat Von Van Feber.

5. Teori Arus Balik
Teori arus balik menyebutkan bahwa banyak dari pemuda Indonesia yang tertarik dengan agama dan budaya Hindu-Budha, sehingga mereka datang ke India untuk belajar agama dan budaya India. Setelah mendapatkan ilmu yang diinginkan, mereka pulang kembali ke Indonesia dan menyebarkannya. Bukti teori ini adalah adanya prasasti Nalanda yang mengungkapkan bahwa raja Sriwijaya, Bala Putradewa yang meminta raja India untuk membuat sebuah Wihara di Nalanda sebagai tempat untuk para tokoh Sriwijaya menimba ilmu agama.

Dari beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia di atas, yang paling mungkin adalah orang­orang Indonesia datang belajar ke India untuk mempelajari agama Hindu, kemudian merekalah yang menyebarkan agama tersebut ke Indonesia. Penyebaran ini menjadi lebih efektif karena orang­-orang Indonesia jauh lebih memahami kondisi sosial, adat, dan budaya negerinya sendiri.
Baca Juga: Teori Masuknya Islam Ke Indonesia: Bukti, Kelemahan dan Para Pencetus Teori

Kontroversi

Terus terang penulis masih bingung dengan beberapa teori di atas. Pertama, agama Hindu dan Budha adalah dua agama yang berbeda meski terdapat kemiripan di beberapa hal. Pusat agama Hindu ada di India, sedangkan pusat agama Budha ada di Cina, tetapi teori di atas berfokus pada negara India saja. Kedua, jika memang pusat peradaban Hindu di India dan pusat agama Budha ada di Cina, seharusnya terdapat teori lain yang menyatakan bahwa penyebar agama berasal dari Cina. Ketiga, dalam agama Budha tidak mengenal kasta Brahmana, Kesatria, Waisya dan Sudra, tetapi teori di atas malah fokus pada kasta yang menyebarkan agama Hindu-Budha.

Selain itu terdapat sumber yang menyebutkan bahwa teori di atas adalah teori yang fokus untuk penyebaran agama Hindu yang berasal dari India, sedangkan teori penyebaran agama Budha adalah sebagai berikut;

Selain dengan India, bangsa Indonesia pada zaman kuno telah menjalin hubungan dagang dengan Cina. Satu hal yang penting dalam hubungan dagang antara Indonesia dan Cina adalah adanya hubungan pelayaran langsung antara kedua tempat tersebut. Bukti adanya pelayaran antara Indonesia dan Cina berasal dari abad V Masehi. Hal ini ditunjukkan dalam catatan perjalanan dua orang pendeta Buddha, yaitu Fa-Hsien dan Gunawarman.
Sebuah berita mengenai hubungan antara orang Indonesia dan Cina adalah datangnya utusan dari Ho-lo-tan, sebuah negeri di She-po (Jawa). Hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan Indonesia pada jaringan pergaulan internasional. Selain itu, pengaruh India serta Cina telah menyebabkan perubahan dalam tata susunan masyarakat di Indonesia.

Berarti terdapat dua pendapat, pertama bahwa 5 teori di atas merupakan teori masuknya agama Hindu sekaligus agama Budha ke Indonesia, sedangkan pendapat yang kedua, 5 teori di atas merupakan teori khusus untuk agama Hindu saja dan teori untuk agama Budha adalah yang baru saja disebutkan.

Coba teman-teman untuk mendiskusikan tentang pendapat yang berkaitan dengan kontroversi di atas. Semoga bermanfaat dan mendapat ilmu baru.
Baca Juga: Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indonesia

Teori Masuknya Agama dan Budaya Hindu-Budha Ke Indonesia

Teori Masuknya Hindu Budha ke Indonesia
Teori Masuknya Hindu Budha ke Indonesia
Perkembangan agama Hindu-Budha pertama kali berlangsung di India dan sekitarnya. Masa kejayaan agama tersebut ditandai dengan munculnya Dinasti Maurya yang berkuasa di India. Di masa kemunduran Maurya, agama Hindu-Budha mulai berkembang di luar India, termasuk di Nusantara. Akan tetapi, masuknya agama dan budaya Hindu-Budha di Indonesia tidak begitu jelas, termasuk kapan, siapa, dan dengan metode apa agama ini masuk ke Indonesia. Berbeda dengan masuknya agama Islam ke Indonesia yang diketahui dengan cara apa agama dan budayanya dapat masuk di Indonesia.

Menurut para Ahli, secara umum cara atau proses masuknya agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia terbagi menjadi dua macam, yaitu;
  1. Penduduk asli Indonesia berperan aktif dalam penyebaran Hindu-Budha di Tanah Air. Artinya, masyarakat Indonesia pergi ke India dan Cina untuk belajar agama Hindu-Budha, kemudian kembali ke Tanah Air untuk menyebarkan agama tersebut.
  2. Penduduk asli Indonesia berperan pasif dalam menyebarkan Hindu-Budha. Maksudnya, penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia diperankan penuh oleh pendatang dari India dan Cina yang singgah di Indonesia.

Cara di atas masih secara umum, dan butuh perincian untuk lebih memahami sejarah masuknya Hindu Budha ke Indonesia. Untuk itu, silahkan simak teori-teori masuknya agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia.

Teori Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia

Indonesia, merupakan sebuah negara yang terletak antara dua benua dan dua samudra. Letaknya yang sangat strategis membuat Indonesia ramai dan banyak dikunjungi oleh para pendatang asing terutama pedagang dari India dan Cina. Selain strategis, Indonesia juga memiliki hasil bumi yang melimpah dan penduduk yang ramah. Keunggulan-keunggulan itulah yang menyebabkan Indonesia ramai dikunjungi oleh para pedagang Internasional.

Hubungan dagang antara India dan Cina mengakibatkan dampak positif bagi Indonesia. Alasannya, hampir setiap pedagang dari India yang menuju ke Cina selalu singgah terlebih dahulu di Indonesia, begitu pula sebaliknya. Di Indonesia, proses masuknya pengaruh Hindu-Buddha diperkirakan terjadi sejak abad pertama Masehi. Dari kisah inilah muncul beberapa teori mengenai masuknya Hindu-Budha ke Indonesia. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut;
  • Teori Brahmana
  • Teori Kesatria
  • Teori Waisya
  • Teori Sudra
  • Teori Arus Balik

Sebelum memahami teori di atas, sebaiknya anda mengetahui kasta/golongan berikut ini. Dalam agama Hindu terdapat ajaran kasta/golongan masyarakat yaitu; kasta Brahmana, Kesatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Brahmana adalah untuk orang-orang yang menjadi pemuka agama, kasta Kesatria adalah untuk orang-orang bangsawan atau raja dan keturunannya. Waisya adalah masyarakat biasa yang memiliki profesi seperti berdagang. Sedangkan kasta Sudra untuk golongan orang yang lebih rendah dari pada kaum waisya.
Baca Juga: Sejarah Perkembangan Hindu-Budha di Indonesia dan Peninggalannya
1. Teori Brahmana
Disebut dengan teori Brahmana karena teori ini menganggap bahwa kaum Brahmana yang sangat berperan dalam upaya penyebaran agama dan budaya Hindu-Budha di Indonesia. Terdapat beberapa alasan mengapa sang pencetus J.C Van Leur meyakini teori ini. Pertama, bahwa pada saat itu yang boleh menyebarkan agama Hindu-Budha hanya kaum Brahmana. Kedua, yang dapat membaca huruf pallawa dan sangsekerta ,serta memahami kitab Weda hanyalah kaum Brahmana. Jadi tidak mungkin yang menyebarkan agama Hindu-Budha selain kaum Brahmana.

Terdapat beberapa sumber mengisahkan bahwa pada masa perdagangan kuno penguasa-penguasa wilayah Nusantara ingin mendapat status terhormat di mata tamu-tamunya, yaitu para pedagang asing dari India dan Cina. Mereka kemudian mengundang para Brahmana dari India. Sebagian dari mereka kemudian memutuskan untuk memeluk agama Hindu agar memperoleh penetapan sebagai kasta kesatria melalui upacara wratyastoma yang harus diselenggarakan oleh seorang Brahmana.

Landasan untuk menguatkan teori ini adalah 7 buah Yupa peninggalan kerajaan Kutai yang di temukan di Kalimantan Timur. Yupa sendiri adalah sebuah tiang batu yang bertuliskan syair dalam bentuk huruf pallawa. Syair-syair tersebut merupakan pujian atas kepada raja Tarumanegara.

Meski demikian, teori Brahmana yang dianggap paling kuat di antara teori lainnya, masih terdapat kelemahan yaitu; dalam kepercayaan agama Hindu kuno, kaum Brahmana diharamkan untuk berlayar di lautan, apalagi sampai meninggalkan tanah air mereka, kaum Brahmana tidak dibebani untuk menyebarkan agama Hindu walaupun mereka mampu membaca kitab Weda. Oleh sebab itu, teori ini masih harus dikaji ulang agar kelemahan tersebut dapat dijawab, sehingga tidak ada kelemahannya.

2. Teori Kesatria
Pencetus teori ini adalah F.D.K. Bosch, ia berpendapat bahwa pengaruh agama dan budaya Hindu-Budha ke Indonesia dibawa oleh kaum kesatria dari India. Menurut Bosch, di masa lampau di India sering terjadi peperangan antara golongan di dalam masyarakat. Para prajurit yang kalah perang, kemudian meninggalkan India. Di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia. Meraka kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru.

Daerah koloni ini menjadi pusat penyebaran budaya India. Bahkan ada yang berpendapat bahwa kolonisasi yang terjadi disertai penaklukan melalui perang. Jadi. pemegang peranan terhadap proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah golongan prajurit atau kasta kesatria.

Landasan yang menjadi kelebihan dari teori kesatria adalah; 1. semangat untuk mengarungi samudra dan menaklukan daerah baru hanya dimiliki oleh jiwa kesatria, 2. Terdapat hubungan baik yang terjalin antara kerajaan Hindu-Budha di Nusantara dengan kerajaan-kerajaan yang ada di India, 3. adanya konflik perebutan kekuasaan di kerajaan-kerajaan Nusantara, sehingga mendorong peran para kesatria untuk memainkan keahlian.

Sementara itu, terdapat kelemahan dari teori kesatria yang belum terjawab yaitu; bagaimana mungkin para kaum kesatria mengajarkan agama Hindu-Budha, jika para kesatria tidak dapat membaca huruf pallawa yang menjadi literasi kitab Weda agama Hindu. Intinya kaum kesatria tidak memiliki kemampuan untuk menguasai kitab Weda.

3. Teori Waisya
Menurut N.J. Krom, golongan kesatria bukanlah golongan yang terbesar di antara orang- orang India yang datang ke Indonesia. Krom berpendapat bahwa masuknya Hindu-Budha ke Indonesia karena peranan kasta Waisya. Kasta waisya yang dimaksud adalah para pedagang dari India yang datang ke Indonsesia. Lalu sebagian dari mereka ada yang menetap di Indonesia kemudian menyebarkan kebudayaan India melalui hubungan mereka dan penguasa Indonesia. Di sini krom telah mengisyaratkan bahwa telah terjadi perkawinan antara penduduk setempat dan pedagang dari India.
Baca Juga: 7 Cara Masuknya Islam Ke Indonesia dan Teorinya
Teori ini didukung dengan adanya fakta bahwa di masa silam banyak pedagang dari India dan Cina singgah di Indonesia dan sebagian dari mereka ada yang menetap. Cukup logis alasan dari teori ini, akan tetapi masih ada beberapa kelemahan. Pertama, kaum waisya tidak mampu membaca kitab Weda yang menjadi kitab suci agama Hindu. Kedua, kaum waisya tidak mampu membaca dan menulis aksara pallawa dan sansekerta. Ketiga, kaum waisya tidak dibebani untuk menyebarkan agamanya. Keempat, jika kaum waisya yang menyebarkan agama Hindu-Budha di Nusantara, seharusnya yang menjadi pusat peradaban Hindu-Budha di Indonesia adalah  kota-kota yang menjadi pusat perdagangan.

4. Teori Sudra
Kaum sudra merupakan kasta yang paling rendah di antara kasta lainnya. Teori ini menyebut kan bahwa kaum sudara yang berperan dalam penyebaran Hindu-Budha di Indonesia. peperangan yang terjadi di India menyebabkan kaum sudra menyebar keluar India, termasuk di Nusantara. Ada juga yang berpendapat bahwa kaum sudra yang datang ke Indonesia karena mereka mengadu nasib mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka yang sebelumnya memiliki profesi sebagai buruh atau pekerja kasar ingin mengubah nasibnya.

Teori ini juga cukup logis, akan tetapi masih terdapat kelemahannya. Kaum sudra biasanya lemah baik dalam pengetahuan dan keberanian. Jika memang kaum sudra datang dan sampai di Indonesia banyak kemungkinan bersama dengan tuannya. Para sudra juga tidak mengasai kitab weda dan lemah pengetahuannya, sehingga sulit untuk mengatakan bahwa kaum sudra yang menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha. Oh iya, teori sudra merupakan pendapat Von Van Feber.

5. Teori Arus Balik
Teori arus balik menyebutkan bahwa banyak dari pemuda Indonesia yang tertarik dengan agama dan budaya Hindu-Budha, sehingga mereka datang ke India untuk belajar agama dan budaya India. Setelah mendapatkan ilmu yang diinginkan, mereka pulang kembali ke Indonesia dan menyebarkannya. Bukti teori ini adalah adanya prasasti Nalanda yang mengungkapkan bahwa raja Sriwijaya, Bala Putradewa yang meminta raja India untuk membuat sebuah Wihara di Nalanda sebagai tempat untuk para tokoh Sriwijaya menimba ilmu agama.

Dari beberapa teori masuknya Hindu Budha ke Indonesia di atas, yang paling mungkin adalah orang­orang Indonesia datang belajar ke India untuk mempelajari agama Hindu, kemudian merekalah yang menyebarkan agama tersebut ke Indonesia. Penyebaran ini menjadi lebih efektif karena orang­-orang Indonesia jauh lebih memahami kondisi sosial, adat, dan budaya negerinya sendiri.
Baca Juga: Teori Masuknya Islam Ke Indonesia: Bukti, Kelemahan dan Para Pencetus Teori

Kontroversi

Terus terang penulis masih bingung dengan beberapa teori di atas. Pertama, agama Hindu dan Budha adalah dua agama yang berbeda meski terdapat kemiripan di beberapa hal. Pusat agama Hindu ada di India, sedangkan pusat agama Budha ada di Cina, tetapi teori di atas berfokus pada negara India saja. Kedua, jika memang pusat peradaban Hindu di India dan pusat agama Budha ada di Cina, seharusnya terdapat teori lain yang menyatakan bahwa penyebar agama berasal dari Cina. Ketiga, dalam agama Budha tidak mengenal kasta Brahmana, Kesatria, Waisya dan Sudra, tetapi teori di atas malah fokus pada kasta yang menyebarkan agama Hindu-Budha.

Selain itu terdapat sumber yang menyebutkan bahwa teori di atas adalah teori yang fokus untuk penyebaran agama Hindu yang berasal dari India, sedangkan teori penyebaran agama Budha adalah sebagai berikut;

Selain dengan India, bangsa Indonesia pada zaman kuno telah menjalin hubungan dagang dengan Cina. Satu hal yang penting dalam hubungan dagang antara Indonesia dan Cina adalah adanya hubungan pelayaran langsung antara kedua tempat tersebut. Bukti adanya pelayaran antara Indonesia dan Cina berasal dari abad V Masehi. Hal ini ditunjukkan dalam catatan perjalanan dua orang pendeta Buddha, yaitu Fa-Hsien dan Gunawarman.
Sebuah berita mengenai hubungan antara orang Indonesia dan Cina adalah datangnya utusan dari Ho-lo-tan, sebuah negeri di She-po (Jawa). Hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan Indonesia pada jaringan pergaulan internasional. Selain itu, pengaruh India serta Cina telah menyebabkan perubahan dalam tata susunan masyarakat di Indonesia.

Berarti terdapat dua pendapat, pertama bahwa 5 teori di atas merupakan teori masuknya agama Hindu sekaligus agama Budha ke Indonesia, sedangkan pendapat yang kedua, 5 teori di atas merupakan teori khusus untuk agama Hindu saja dan teori untuk agama Budha adalah yang baru saja disebutkan.

Coba teman-teman untuk mendiskusikan tentang pendapat yang berkaitan dengan kontroversi di atas. Semoga bermanfaat dan mendapat ilmu baru.
Baca Juga: Kerajaan Bercorak Hindu-Budha di Indonesia

Subscribe Our Newsletter