Halaman

    Social Items

Ads 728x90

Pengaruh Hindu Budha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang berbarengan dengan datangnya agama itu sendiri. Pengaruh tersebut dapat berupa fisik dan non fisik. Hasil kebudayaan pada masa Hindu Budha di Indonesia yang berwujud fisik antara lain, bangunan berupa candi dan istana, arca atau patung, kitab Stupa, prasasti, lempengan tembaga, dan lain-lain. Sedangkan peninggalan kebudayaan yang bersifat non fisik antara lain, bahasa, upacara keagamaan, seni tari, dan lain lain.

pengaruh hindu budha di indonesia

Pengaruh Kebudayaan Hindu Budha Dalam Berbagai Bidang


Dalam perkembangan kehidupan masyarakat Nusantara ketika terjalin hubungan dagang antara India, Cina, dan Indonesia, terjadilah akulturasi budaya. Akulturasi budaya Hindu-Buddha India dengan budaya asli Nusantara secara damai melahirkan budaya baru yang disebut budaya Hindu-Buddha Nusantara. Proses akulturasi selama berabad-abad menimbulkan sinkretisme antara kedua agama tersebut dan unsur budaya asli hingga lahirlah agama baru yang dikenal sebagai Syiwa Buddha. Sinkretisme adalah paham atau aliran baru yang merupakan perpaduan dari beberapa paham untuk mencari keserasian dan keseimbangan.

1. Di Bidang Sosial


Masuk dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia memengaruhi sektor kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk sistem dan struktur sosial masyarakatnya. Pengaruhnya dapat dilihat melalui diterapkannya sistem pembagian kasta pada masyarakat Indonesia. Sistem pembagian kasta di Indonesia tidak seperti yang ada di India, akan tetapi merupakan sistem pengelompokan masyarakat melalui tingkatan-tingkatan kehidupan masyarakat dan berlaku turun temurun. Hal ini untuk menunjukkan status sosial dalam masyarakat Indonesia.

Pada masyarakat Indonesia yang mendapat pengaruh Buddha muncul pembagian kelompok masyarakat bhiksu dan bhiksuni, yaitu kelompok masyarakat yang tinggal di wihara-wihara dan hidup mementingkan rohani saja, tata kehidupan duniawi mulai ditinggalkan. Kelompok masyarakat yang lain adalah kelompok masyarakat umum, yakni kelompok masyarakat yang masih mementingkan hidup duniawi. Sistem dan struktur masyarakat Indonesia yang mendapat pengaruh Hindu-Buddha berkembang pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram.

2. Dalam Bidang Pemerintahan


Sebelum pengaruh Hindu ke Nusantara, bangsa Indonesia sudah mengenal sistem pemerintahan, yakni dari seorang kepala suku dikenal bentuk kesukuan, seorang kepala suku menduduki jabatannya berdasarkan kemampuan yang dimiliki, maka ia pemimpin yang dipilih oleh kelompok sukunya secara demokratis. Mereka memiliki kelebihan dalam anggota kelompoknya.

Masuk dan berkembangnya agama Hindu dan Buddha di Indonesia membawa pengaruh yakni mulai lahirnya kerajaan. Kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai dengan rajanya Mulawarman. Raja berkuasa secara turun temurun sehingga keluarga raja memiliki kehormatan di tengah-tengah masyarakat negara. Raja memiliki kekuasaan tunggal, tidak ada lembaga yang mampu menandingi kekuasaan raja.

3. Dalam Bidang Seni Bangunan


Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam bidang arsitektur atau seni bangunan dapat kita lihat dengan jelas pada candi-candi. Ada perbedaan fungsi antara candi dalam agama Hindu dan candi dalam agama Buddha. Dalam agama Hindu, candi difungsikan sebagai makam. Adapun dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan.

Meski difungsikan sebagai makam, namun tidak berarti bahwa mayat atau abu jenazah dikuburkan dalam candi. Benda yang dikuburkan atau dicandikan adalah macam-macam benda yang disebut pripih. Pripih ini dianggap sebagai lambang zat jasmaniah yang rohnya sudah bersatu dengan dewa penitisnya. Pripih ini diletakkan dalam peti batu di dasar bangunan, kemudian di atasnya dibuatkan patung dewa sebagai perwujudan sang raja.

4. Dalam Bidang Seni Rupa


Seni rupa Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha dari India adalah seni pahat atau ukir dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding candi dengan tema suasana Gunung Mahameru, tempat kediaman para dewa. Hiasan yang terdapat pada ambang pintu atau relung adalah kepala kala yang disebut Banaspati (raja hutan). Kala yang terdapat pada candi di Jawa Tengah selalu dirangkai dengan makara, yaitu sejenis buaya yang menghiasi bagian bawah kanan kiri pintu atau relung.

Pola hiasan lainnya berupa daun-daunan yang dirangkai dengan sulur-sulur melingkar menjadi sulur gelung. Pola ini menghiasi bidang naik horizontal maupun vertikal. Ada juga bentuk-bentuk hiasan berupa bunga teratai biru (utpala), merah (padam), dan putih (kumala). Pola-pola teratai ini tidak dibedakan berdasarkan warna, melainkan detail bentuknya yang berbeda-beda. Khususnya pada dinding candi di Jawa Tengah, terdapat hiasan pohon kalpataru (semacam beringin) yang diapit oleh dua ekor hewan atau sepasang kenari.

5. Dalam Bidang Agama dan Kepercayaan


Pada saat budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat masih menganut kepercayaan asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses akulturasi, agama Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama Hindu, agama Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga dapat berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah.

Sebabnya adalah agama Buddha tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan manusia, dan menganggap semua manusia itu sama derajatnya di hadapan Tuhan (tidak diskriminatif). Menurut agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.

6. Dalam Bidang Pendidikan


Pendidikan berkembang pesat setelah adanya pengaruh Hindu, yakni masyarakat mendapat pendidikan yang dilakukan para pendeta Hindu dan Buddha. Mereka ada yang berguru kepada pendeta dengan pergi ke rumah-rumah pendeta atau berada di tempat khusus seperti wihara-wihara. Kaum Brahmana yang memberikan pendidikan serta mengajarkan agama Hindu kepada masyarakat di daerah-daerah membuka tempat-tempat pendidikan yang dikenal Pasraman. Di Pasraman inilah, masyarakat Indonesia mendapatkan berbagai pengetahuan yang diajarkan para Brahmana

7. Dalam Bidang Teknologi


Kemajuan teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara bangsa Indonesia sudah memiliki teknologi yang tinggi khususnya dalam pembuatan alat kehidupan baik yang terbuat dari batu atau logam.

8. Dalam Bidang Sastra


Dari India, masyarakat Indonesia mengenal sistem tulis. Karyakarya tulis yang pertama ada di Indonesia ditulis pada batu (prasasti) yang memuat peristiwa penting seputar raja atau kerajaan tertentu. Pada masa berikutnya penulisan dilakukan di atas daun lontar (Latin: Borassus flabellifer), batang bambu, lempengan perunggu, daun nifah (Latin: Nifa frutican), dan kulit kayu, karena bahan-bahan tersebut lebih lunak daripada batu, lebih mudah dijinjing dan bisa dibawa ke mana-mana, dan lebih tahan lama.

Pengaruh Hindu Budha di Indonesia Dalam Berbagai Bidang

Pengaruh Hindu Budha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang berbarengan dengan datangnya agama itu sendiri. Pengaruh tersebut dapat berupa fisik dan non fisik. Hasil kebudayaan pada masa Hindu Budha di Indonesia yang berwujud fisik antara lain, bangunan berupa candi dan istana, arca atau patung, kitab Stupa, prasasti, lempengan tembaga, dan lain-lain. Sedangkan peninggalan kebudayaan yang bersifat non fisik antara lain, bahasa, upacara keagamaan, seni tari, dan lain lain.

pengaruh hindu budha di indonesia

Pengaruh Kebudayaan Hindu Budha Dalam Berbagai Bidang


Dalam perkembangan kehidupan masyarakat Nusantara ketika terjalin hubungan dagang antara India, Cina, dan Indonesia, terjadilah akulturasi budaya. Akulturasi budaya Hindu-Buddha India dengan budaya asli Nusantara secara damai melahirkan budaya baru yang disebut budaya Hindu-Buddha Nusantara. Proses akulturasi selama berabad-abad menimbulkan sinkretisme antara kedua agama tersebut dan unsur budaya asli hingga lahirlah agama baru yang dikenal sebagai Syiwa Buddha. Sinkretisme adalah paham atau aliran baru yang merupakan perpaduan dari beberapa paham untuk mencari keserasian dan keseimbangan.

1. Di Bidang Sosial


Masuk dan berkembangnya agama Hindu di Indonesia memengaruhi sektor kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk sistem dan struktur sosial masyarakatnya. Pengaruhnya dapat dilihat melalui diterapkannya sistem pembagian kasta pada masyarakat Indonesia. Sistem pembagian kasta di Indonesia tidak seperti yang ada di India, akan tetapi merupakan sistem pengelompokan masyarakat melalui tingkatan-tingkatan kehidupan masyarakat dan berlaku turun temurun. Hal ini untuk menunjukkan status sosial dalam masyarakat Indonesia.

Pada masyarakat Indonesia yang mendapat pengaruh Buddha muncul pembagian kelompok masyarakat bhiksu dan bhiksuni, yaitu kelompok masyarakat yang tinggal di wihara-wihara dan hidup mementingkan rohani saja, tata kehidupan duniawi mulai ditinggalkan. Kelompok masyarakat yang lain adalah kelompok masyarakat umum, yakni kelompok masyarakat yang masih mementingkan hidup duniawi. Sistem dan struktur masyarakat Indonesia yang mendapat pengaruh Hindu-Buddha berkembang pada masa Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Mataram.

2. Dalam Bidang Pemerintahan


Sebelum pengaruh Hindu ke Nusantara, bangsa Indonesia sudah mengenal sistem pemerintahan, yakni dari seorang kepala suku dikenal bentuk kesukuan, seorang kepala suku menduduki jabatannya berdasarkan kemampuan yang dimiliki, maka ia pemimpin yang dipilih oleh kelompok sukunya secara demokratis. Mereka memiliki kelebihan dalam anggota kelompoknya.

Masuk dan berkembangnya agama Hindu dan Buddha di Indonesia membawa pengaruh yakni mulai lahirnya kerajaan. Kerajaan Hindu pertama di Indonesia adalah Kerajaan Kutai dengan rajanya Mulawarman. Raja berkuasa secara turun temurun sehingga keluarga raja memiliki kehormatan di tengah-tengah masyarakat negara. Raja memiliki kekuasaan tunggal, tidak ada lembaga yang mampu menandingi kekuasaan raja.

3. Dalam Bidang Seni Bangunan


Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam bidang arsitektur atau seni bangunan dapat kita lihat dengan jelas pada candi-candi. Ada perbedaan fungsi antara candi dalam agama Hindu dan candi dalam agama Buddha. Dalam agama Hindu, candi difungsikan sebagai makam. Adapun dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan.

Meski difungsikan sebagai makam, namun tidak berarti bahwa mayat atau abu jenazah dikuburkan dalam candi. Benda yang dikuburkan atau dicandikan adalah macam-macam benda yang disebut pripih. Pripih ini dianggap sebagai lambang zat jasmaniah yang rohnya sudah bersatu dengan dewa penitisnya. Pripih ini diletakkan dalam peti batu di dasar bangunan, kemudian di atasnya dibuatkan patung dewa sebagai perwujudan sang raja.

4. Dalam Bidang Seni Rupa


Seni rupa Nusantara yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha dari India adalah seni pahat atau ukir dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding candi dengan tema suasana Gunung Mahameru, tempat kediaman para dewa. Hiasan yang terdapat pada ambang pintu atau relung adalah kepala kala yang disebut Banaspati (raja hutan). Kala yang terdapat pada candi di Jawa Tengah selalu dirangkai dengan makara, yaitu sejenis buaya yang menghiasi bagian bawah kanan kiri pintu atau relung.

Pola hiasan lainnya berupa daun-daunan yang dirangkai dengan sulur-sulur melingkar menjadi sulur gelung. Pola ini menghiasi bidang naik horizontal maupun vertikal. Ada juga bentuk-bentuk hiasan berupa bunga teratai biru (utpala), merah (padam), dan putih (kumala). Pola-pola teratai ini tidak dibedakan berdasarkan warna, melainkan detail bentuknya yang berbeda-beda. Khususnya pada dinding candi di Jawa Tengah, terdapat hiasan pohon kalpataru (semacam beringin) yang diapit oleh dua ekor hewan atau sepasang kenari.

5. Dalam Bidang Agama dan Kepercayaan


Pada saat budaya Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat masih menganut kepercayaan asli, yaitu animisme dan dinamisme. Akibat adanya proses akulturasi, agama Hindu dan Buddha lalu diterima penduduk asli. Dibandingkan agama Hindu, agama Buddha lebih mudah diterima oleh masyarakat kebanyakan sehingga dapat berkembang pesat dan menyebar ke berbagai wilayah.

Sebabnya adalah agama Buddha tidak mengenal kasta, tidak membeda-bedakan manusia, dan menganggap semua manusia itu sama derajatnya di hadapan Tuhan (tidak diskriminatif). Menurut agama Buddha, setiap manusia dapat mencapai nirwana asalkan baik budi pekertinya dan berjasa terhadap masyarakat.

6. Dalam Bidang Pendidikan


Pendidikan berkembang pesat setelah adanya pengaruh Hindu, yakni masyarakat mendapat pendidikan yang dilakukan para pendeta Hindu dan Buddha. Mereka ada yang berguru kepada pendeta dengan pergi ke rumah-rumah pendeta atau berada di tempat khusus seperti wihara-wihara. Kaum Brahmana yang memberikan pendidikan serta mengajarkan agama Hindu kepada masyarakat di daerah-daerah membuka tempat-tempat pendidikan yang dikenal Pasraman. Di Pasraman inilah, masyarakat Indonesia mendapatkan berbagai pengetahuan yang diajarkan para Brahmana

7. Dalam Bidang Teknologi


Kemajuan teknologi sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Sebelum pengaruh Hindu masuk ke Nusantara bangsa Indonesia sudah memiliki teknologi yang tinggi khususnya dalam pembuatan alat kehidupan baik yang terbuat dari batu atau logam.

8. Dalam Bidang Sastra


Dari India, masyarakat Indonesia mengenal sistem tulis. Karyakarya tulis yang pertama ada di Indonesia ditulis pada batu (prasasti) yang memuat peristiwa penting seputar raja atau kerajaan tertentu. Pada masa berikutnya penulisan dilakukan di atas daun lontar (Latin: Borassus flabellifer), batang bambu, lempengan perunggu, daun nifah (Latin: Nifa frutican), dan kulit kayu, karena bahan-bahan tersebut lebih lunak daripada batu, lebih mudah dijinjing dan bisa dibawa ke mana-mana, dan lebih tahan lama.

Subscribe Our Newsletter